Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Recruit co: uang di atas segalanya

Recruit co., perusahaan yang menjadi biang keladi kejatuhan PM noboru takeshita, konon tak merasa menyesal. diduga bisnisnya akan tetap untung, sementara pamornya turun. kekayaan recruit US$ 3,26 milyar.

6 Mei 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RECRUIT Co., yang menjadi biang keladi kejatuhan PM Noboru Takeshita, sejak awalnya memang sudah menaruh uang di atas segalanya. Pendirinya, Hiromasa Ezoe, pria yang kini berusia 50 tahun, punya semboyan: "Di dunia ini segala-galanya adalah uang." Perusahaan itu berdiri pada 31 Maret 1960, sebagai perusahaan periklanan dengan modal sekitar US$ 2.000. Sekarang, dalam usia 29 tahun, perusahaan itu telah berubah menjadi konglomerat raksasa yang membawahkan 28 perusahaan dengan 6.928 karyawan, dan kekayaan senilai US$ 3,26 milyar. Ia bergerak di segala bidang. mulai dari real estate, superkomputer, informasi bisnis, penerbitan, dan bisnis sumber-sumber daya manusia. Ezoe, sang direktur, mengendalikan perusahaannya dari sebuah gedung kaca di Ginza, daerah bisnis yang paling terkemuka di Tokyo. Tahun lalu keuntungan Recruit Co., dari bisnis penerbitannya saja, mencapai 210 milyar yen atau 35% dari volume penjualan 1987. Dari informasi bisnis 36,9 milyar yen atu 181% dari tahun sebelumnya. Ketika Ezoe, lulusan Universitas Tokyo -- universitas yang menjadi pabrik sebagian besar birokrat Jepang -- ditangkap atas tuduhan menyuap, perusahaannya telah menyerap keuntungan sekitar 269,2 milyar yen pada 1988. Recruit Co., sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sangat populer. Ketika namanya dihubungkan dengan kasus penyuapan itu, nampaknya ketenaran itu tak terganggu sedikit pun. Bahkan masih banyak lulusan universitas yang bersedia bergabung dengannya. Perusahaan itu nampaknya juga tak merasa terikat secara moral atas insiden tersebut. Bahkan di kalangan karyawannya sendiri muncul anggapan bahwa perusahaan ini akan makin terkenal karena kejatuhan Takeshita. Inilah sikap "pragmatis" yang menurut para pakar ilmu sosial Jepang adalah sikap para pemuda Jepang hasil didikan sekarang. Tapi sudah ada tanda-tanda bahwa bisnis Recruit akan terpukul dengan terbongkarnya skandal saham dan suap itu. Majalah Information Magazine, majalah yang semula memonopoli informasi lowongan kerja, oplahnya hanya naik 20%. Sedangkan saingan-saingannya naik dengan pesat. Misalnya Mainichi Communications mencuat sampai 50%, sedangkan Diamond naik hingga 60%. Segera setelah keterlibatan Recruit dalam skandal politik Jepang itu terbuka, sebelas pemerintah daerah memutuskan untuk tak lagi memasang iklan pada majalah-majalah yang diterbitkan oleh perusahaan ini. Tindakan itu diikuti oleh perusahaan asuransi Toho dan Idemitsu Kosan, dan juga Takashimaya, yang menguasai rangkaian luas toko-toko serba ada di Negeri Sakura itu. Kini orang memandang Recruit Co. tak bedanya dengan kanker. Penyakit ganas ini menyebar ke hampir seluruh pranata politik Jepang, terutama dalam tubuh Partai Liberal Demokrat (LDP). Dalam pemerintahan Nakasone, Ezoe diangkat sebagai anggota dua panitia khusus kenegaraan yang mengatur reformasi pendidikan. Penunjukan itu merupakan contoh bagaimana Recruit berpengaruh atas kebijaksanaan pemerintah. Itu semuanya dianggap sebagai balas jasa Nakasone atas "dana" dan bantuan keuangan kepada LDP. Sementara itu, Perusahaan Telepon dan Telegraf Jepang (NTT) juga tak terlepas dari jerat Recruit. Pertalian antara Ketua NTT Hishashi Shinto -- juga telah ditangkap -- dan Ezoe begitu eratnya. Itu memungkinkan para petugas NTT menyertai para petugas Recruit yang menawarkan jasa dalam pemasangan alat komunikasi kepada calon-calon klien yang potensial, membantu meyakinkan calon klien bahwa Recruit memang bonafid. Tapi sekarang ini NTT pun telah menghentikan hubungan dengan Recruit. Walaupun begitu, para analis bisnis internasional mengatakan, secara finansial Recruit tetap sehat. Tahun lalu saja keuntungan yang dilaporkannya berjumlah US$ 121,4 juta, suatu kenaikan besar dari tahun sebelumnya, yang mencapai angka US$ 92,1 juta. Sedangkan keuntungan dari salah satu anak perusahaannya, Recruit Cosmos, yang bergerak dalam bidang real estate, diperkirakan mencapai jumlah US$ 136,4 juta. Tapi bahwa perusahaan itu sedang turun pamor, tak seorang pun melihat bukti-bukti memang cukup. Misalnya menurunnya jumlah langganan dalam bidang penerbitan majalah, seperti yang dilukiskan di atas. Sementara itu, utang perusahaan mencapai US$ 12,9 milyar -- utang yang menurut ukuran Jepang sangatlah besar. Dengan kata lain ada juga yang mengangap bahwa Recruit secara finansial tak akan keluar dengan selamat seperti yang dipekirakan para analis bisnis internasional. Yang kini menarik dipertanyakan adalah, setelah terbongkarnya kasus skandal Recruit Co., akankah para politikus Jepang kapok. Atau mungkinkah suatu pertalian baru akan terjelma? Tampaknya tidak, sebab di Jepang, sejak 1930-an dan kemudian setelah Perang Dunia II berakhir hubungan antara bisnis dan politik sedemikian eratnya. Yang mungkin terjadi, para politikus akan lebih berhati-hati. Dan itu memang tak mudah, ketika pesusahaan-perusahaan di Jepang yang mencoba mengeruk untung dengan jalan pintas biasanya lalu melirik kepada politikus.A. Dahana (Jakarta) dan Sachiko Sakamaki (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum