GUNUNG Monyet, julukan yang diberikan Yomiuri Shimbun bagi para pemimpin Partai Liberal Demokratik (LDP), akhirnya guncang oleh skandal Recruit. Hampir seluruh tokoh LDP terlibat dalam skandal suap yang memalukan itu. Padahal, sejak didirikan 11 November 1955, LDP tak pernah tergoyahkan oleh kelompok oposisi. LDP, yang didirikan atas desakan kalangan bisnis, merupakan gabungan Partai Liberal dan Partai Demokratik Jepang. Sebelumnya kedua partai ini merupakan partai oposisi bagi Partai Sosialis Jepang (JSP) di Majelis Rendah dan Majelis Tinggi Jepang. Tapi, setelah Perjanjian Damai dan Keamanan Amerika-Jepang yang diteken di San Francisco, 1951, JSP kehilangan popularitas di mata pemilih, terutama kaum pengusaha yang merindukan perubahan ekonomi Jepang yang morat-marit akibat Perang Dunia II. Kesempatan ini digunakn dengan baik oleh Partai Liberal dan Partai Demokratik Jepang, yang kali pertama dipimpin Ichiro Hatoyama, untuk mengambil alih kendali pemerintahan. LDP berhasil. LDP lalu menyusun strategi politik dan ekonomi baru -- yang mereka namakan "Misi Partai" dan "Keyakinan Politik Partai". Isi strategi LDP itu antara lain membangun moral dan pendidikan bangsa, menggalakkan ekonomi yang independen, meningkatkan diplomasi perdamaian dengan negara asing, dan melakukan langkah perbaikan sosial lainnya. Tahun 1955 itu dicanangkan LDP sebagai "Tahun Kebangkitan Ekonomi Jepang". Kebijaksanaan LDP itu, yang dijalankan Perdana Menteri Hatoyama, berhasil menciptakan sistem stabilisasi harga hasil pertanian. Jurang pendapatan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan makin mengecil. Keberhasilan program perbaikan ekonomi LDP itu membuat JSP kehilangan pamor di mata pemilih. Sukses itu sekaligus mengangkat kelompok petani, yang sudah terorganisasi rapi sejak PD II, ke kursi pimpinan LDP dan di parlemen. Tak lama kemudian kelompok petani itu, yang sering disebut kelompok fraksi partai (Tojin-ba), mulai merepotkan pemerintahan LDP. Karena mereka acap tak sependapat dengan kelompok birokrat (Karnyo-ba) yang kebanyakan lulusan perguruan tinggi. Soalnya, orang-orang fraksi partai lebih banyak mempermasalahkan hal-hal sepele, seperti tingginya tingkat polusi udara di kota-kota dan pembangunan sarana transportasi, sementara orientasi fraksi birokrat lebih pada kepentingan nasional. Perkembangan baru itu menyebabkan kedudukan kelompok petani makin tergeser. Kaum birokrat mendominasi hampir semua lembaga pemerintahan dan jabatan penting dalam tubuh partai. Tapi, untuk memenangkan pemilu, LDP masih bergantung pada jumlah suara di pedesaan. Karena itu, seorang pejabat perlu mengunjungi daerah pemilihannya sesering mungkin. Menurut survei yang dilakukan Asahi Shimbun, rata-rata anggota parlemen dari LDP mengunjungi daerah pemilihannya delapan kali dalam sebulan. Terutama untuk upacara pernikahan, pemakaman, dan kegiatan sosial lainnya. Bahkan seorang anggota Parlemen menyebutkan pernah mendatangi 600 kali pesta pernikahan sebulan. Untuk keperluan perjalanan para anggota Parlemen dan pimpinan partai itu, LDP mengeluarkan biaya sekitar 94,7 juta yen per tahun. Termasuk ongkos keperluan sehari-hari seorang anggota Parlemen, yang bisa mencapai 7,29 juta yen sebulan. Tak heran bila LDP, yang kini beranggotakan sekitar 1,3 juta orang, sangat tergantung kaum pengusaha. Maklum, 40% dari total pemasukan LDP, sekitar 14,5 milyar yen setahun, berasal dari sumbangan kaum bisnis melalui sebuah badan bernama Kokumin Seiji Kyokai. Selang satu dekade berkuasa, popularitas LDP menurun akibat berbagai isu yang muncul di dalam negeri. LDP tak mampu meredam problem sosial ekonomi yang timbul. Harga tanah melonjak hingga 30% dalam tiga tahun, sementara fasilitas perumahan tak cukup tersedia. Kriminalitas makin menonjol. Lalu, pertengahan 1970-an muncul skandal yang memalukan: PM Kakuei Tanaka dan sejumlah menteri menerima uang komisi dari pembelian pesawat-pesawat Lockheed. Tahun 1974, Tanaka mundur, dan digantikan oleh Takeo Miki. Perdana Menteri baru yang berasal dari fraksi partai ini mencoba mengambil jarak dengan para pengusaha guna menghindari skandal suap. Bahkan ia kemudian membentuk tim investigasi guna membersihkan nama LDP dari skandal Lockheed, dan sekaligus menjebloskan Tanaka dan tertuduh lainnya ke penjara. Dua tahun berkuasa, Miki digantikan oleh Takeo Fukuda, seorang tokoh sentral dalam gerakan anti-Miki. Untuk menyelamatkan LDP, Fukuda merangkul kelompok petani serta melakukan perombakan kabinet dengan mendudukkan beberapa pakar ekonomi. Sebelum Pemilu 1979 Fukuda digantikan oleh Masayoshi Ohira, dan meninggal tak lama kemudian. Ohira digantikan Zenko Suzuki, dan kemudian muncul Yasuhiro Nakasone. Adalah dalam masa pemerintahan Nakasone untuk pertama kalinya LDP berkoalisi dengan kelompok oposisi. Tahun 1987, perubahan terjadi dalam tubuh LDP. Para pemimpin LDP menyetujui keputusan bahwa masa jabatan ketua LDP hanya bisa diperpanjang setahun setelah memangku jabatan tersebut untuk dua periode yang masing-masing berjangka dua tahun. Karena itu, Nakasone mengundurkan diri pada Oktober 1987. Penggantinya adalah Noboru Takeshita, yang terpilih dari tiga kandidat yang mencalonkan diri. Perubahan ketentuan masa jabatan ketua partai ini dilakukan LDP agar suksesi pun dapat dilaksanakan secara berkesinambungan, dan tak sampai jatuh ke tangan oposisi.S.Sakamaki (Tokyo), Liston P. Siregar, Didi P. (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini