USIA mereka rata-rata setengah baya. Jas dan baju yang dikenakann pun mengesankan amat sederhana. Tapi orang-orang ini amat disegani di Jepang. Itulah Tim Khusus Penuntut Distrik Tikyo, yang kini sedang mengincar politikus Jepang yang terlibat skandal Recruit. Reputasi tim yang dikenal dengan nama Tokuso ini memang tinggi. Sejak skandal Recruit menguncang Jepang, Juni tahun lalu, mereka berhasil menjebloskan 14 orang ke dalam penjara. Sebelumnya, pada 1976 Tokuso berhasil membongkar skandal Lockheed yang melibatkan Kakuei Tanaka, perdana menteri waktu itu. Orang-orang Tokuso dipilih dari 1.500 peserta ujian yang diadakan oleh kejaksaan. Mereka dianggap jaksa terbaik dari 1.100 orang jaksa yang ada di seluruh Jepang. Tim ini diketuai oleh Yusuke Yoshinaga, 57 tahun, orang dulu membongkar skandal suap Lockheed. Maka, ketika ia Desember lalu memimpin Tokuso, Asahi Shimbun memberitakan "munculnya kartu as tim penuntut khusus". Ketelitian Yoshinaga dalam pemeriksaan sungguh dipuji. Ia, yang dikenal bertemperamen keras ini, pernah memarahi anak buahnya selama setengah jam. Soalnya, seorang anak buahnya tak menanyakan pertanyaan yang sudah dirancang kepada Hisashi Shinto, Direktur Utama Nippon Telegraph & Telephone (NTT0). Sebagai kepala tukang usut, ia tak luput dari tuduhan. Pernah ada orang yang dikenal jujur ini digosipkan menerima kartu anggota dari sebuah klub golf dengan harga khusus. Belakangan ketahuan, kabar itu tak benar. Seperti diketahui, di Jepang, mempunyai kartu anggota klub golf sama halnya dengan memiliki saham. Kartu itu dapat dijual dengan harga pasaran yang umumnya makin tinggi. Meskipun berada di bawah Departeman Kehakiman Jepang, Tokuso merupakan lembaga yang independen sepenuhnya. Tim ini boleh menahan seseorang dan berhak mengajukan sebuah kasus ke pengadilan. Di Jepang, dengan UU yang memungkinan seseorang kebal hukum, tim ini harus bekerja lebih keras untuk mengorek pengakuan tersangka. Hal inilah yang memperlambat penangkapan Hiromasa Ezoe, bekas Direktur Utama Recruit Co. "Mereka bekerja secara diam-diam hingga koleganya tak tahu, apa yang sedang dikerjakan," tutur seorang wartawan. Untuk menjaga reputasinya, para anggota Tokuso ini bertindak sangat hati-hati. Mereka akan mengembalikan bingkisan apa pun, meski di Jepang pemberian dipandang sebagai tanda penghormatan. Mereka pun tak mau berkunjung ke bar, restoran, dan tempat-tempat umum yang biasanya dikunjungi tersangka. Karena itulah mereka lebih cenderung berkumpul dengan lingkungan koleganya sendiri. Namanya juga tim khusus. Tentunya punya prilaku yang khusus pula.DP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini