Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Gereja Nasional Singapura (NCCS) mengomentari kasus remaja yang tertangkap merencanakan aksi teror ke dua masjid Maret nanti. Menurut mereka, kasus tersebut harus menjadi pengingat para pendeta dan komunitas Nasrani di Singapura untuk memperhatikan baik-baik jemaat remaja mereka.
"Kami mengapresiasi langkah otoritas yang langsung menindaknya. Kami juga sedih mengetahui remaja radikal, yang berkunjung ke gereja, berniat mencelakai komunitas Muslim di Singapura," ujar NCCS, yang mewakili 200 gereja di Singapura, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 27 Januari 2021.
NCCS melanjutkan bahwa mereka juga menolak segala ideologi, termasuk dengan label "Kristen", yang mengajarkan kekerasan terhadap satu sama lain ataupun kepada komunitas religius yang berbeda. Menurut NCCS, agama yang mereka anut tidak mengajarkan hal tersebut.
Atas kasus yang terjadi, NCCS menganggapnya sebagai insiden yang terpisah. Mereka menyakini remaja terkait mengembangkan ideologi ekstrim secara personal, tanpa pengaruh komunitas Nasrani manapun.
"Meski begitu, kami tetap meminta para kepala gereja dan komunitas Nasrani untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam memandu para remaja...NCCS menjaga hubungan baik dengan komunitas Muslim," ujar mereka menegaskan.
Baca juga: Remaja Singapura Ditangkap Karena Merencanakan Aksi Terorisme ke 2 Masjid
Ilustrasi anggota teroris. shutterstock.com
Diberitakan sebelumnya, seorang remaja keturunan India berusia 16 tahun berencana melakukan aksi terorisme ke dua masjid di Singapura. Dua masjid incarannya adalah Masjid Assyafaah dan Masjid Yusof Ishak yang berada di kawasan Woodlands. Adapun aksi teror di sana akan menggunakan senjata tajam yang ia beli karena sulitnya membeli senapan di Singapura.
Niat sang remaja, aksi teror digelar pada 15 Maret 2021. Ia memilih tanggal itu karena merupakan hari peringatan insiden penembakan di Christchurch, Selandia Baru. Ia terinspirasi aksi dan manifesto pelaku aksi teror tahun 2019 itu, Brenton Tarrant, yang ia anggap orang suci.
Menurut keterangan Departemen Keamanan Internal Singapura (ISD), perencanaan aksi teror itu dipicu kegemaran sang remaja terhadap kekerasan. Selain itu, pemahamannya yang salah kaprah terhadap ajaran Islam. Usai melihat video-video propaganda ISIS yang berbahaya, ia malah menganggap semua Muslim berbahaya.
Atas tindakannya, remaja itu sakarang dimasukkan ke pusat rehabilitasi. Ia akan menjalani proses deradikalisasi. Adapun identitasnya tak diungkap karena ia masih di bawah umur. Walau begitu, ia menjadi warga Singapura termuda yang terjerat hukum keamanan internal terkait aktivitas terorisme (ISA).
Baca juga: Perencana Aksi Terorisme ke Masjid Singapura Lakukan Radikalisasi Mandiri
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA
https://www.channelnewsasia.com/news/singapore/national-council-churches-christians-mosque-attack-14053262
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini