PENAMPILANNYA mengesankan seorang yang serius. Tatapan matanya dingin. Wajahnya persegi berkeriput sementara bibirnya yang tipis lebar itu senantiasa terkatup rapat. Meski pangkatnya jenderal, ia senang mengenakan topi pandan topi petani Amerika Latin. Dialah Manuel Antonio Noriega, musuh Amerika nomor satu di kawasan Amerika Tengah. Ia dikecam. dituduh berlaku curang dalam pemilu Panama Ahad pekan lalu. Padahal, ia bekas sekutu CIA -- badan intelijen AS vang kesohor itu -- yang dijuluki modal yang mahal". Memang mahal jasa Noriega terhadap AS ketika itu. Berkat lelaki berwajah nanas inilah AS dapat menempatkan stasiun elektronik pengintai di Panama untuk memantau negara-negara lain di kawasan Amerika Tengah dan Selatan -- termasuk memata-matai seluruh kegiatan Fidel Castro di Kuba. Kini, sang jenderal menjadi anak durhaka, begitu setidaknya anggapan Presiden George Bush, yang pernah menjdi Direktur CIA di zaman hubungan badan ini dengan Noriega masih baik. Noriega telanjur kuat, berkuasa, dan kaya pula Menurut taksiran beberapa pengamat. kekayaannya mencapai US$ 1 milyar. Apartemen dan vila mewahnya tersebar di Prancis, Spanyol, Jepang, dan Panama. Ia memiliki koleksi mobil BMW sampai puluhan. Pada 1982 Noriega pergi ke Swiss hanya untuk melicinkan wajahnya yang berkerut -- yang menyebabkan ia dijuluki berwajah nanas. Tapi gagal. Padahal, gajinya sebagai panglima AB Panama hanya US$ 40 ribu (sekitar Rp 70 juta) setahun. Lalu dari mana ia dapat menghimpun kekayaan setinggi gunung? Jangan heran. Konon, semua itu ia dapatkan atas jasa-jasanya membantu sindikat narkotik. Badan Pemberantasan Obat Bius AS (DEA) mempunyai bukti, Noriega menyediakan pangkalan udaranya untuk menyelundupkan kokain ke AS. Untuk itu, ia menerima imbalan US$ 4,6 juta. Dengan isu itulah kalangan oposisi dan pers Panama yakin benar, Noriega bersalah, dan menuntutnya agar mundur. Hasilnya memang menakjubkan. Dr. Hugo Spadafora. pemimpin oposisi yang dikenal lantang bicara itu, ditemukan tewas secara mengerikan. Kepalanya dipenggal, dimasukkan dalam kantung urat dan dibuang di perbatasan Costa Rica pada 1985. Noriega dituduh terlibat pembunuhan ini. Kekerasan tampaknya akrab dalam hidup Noriega. Pemegang ban hitam judo yang selalu berpistol di pinggangnya itu dikenal sadistis. Sewaktu menjabat komandan garnisun di Chiriqui, ia selalu minta bukti potongan telinga kepada anak buahnya yang mengaku menewaskan gerilyawan pemberontak. Ia pun pernah menyiksa seorang wanita yang menunjukkan sikap kurang senang kepadanya di depan umum. Di depan para pengawalnya, Noriega memperkosa dan menyiksanya. Noriega malah terbahak-bahak, tatkala wanita itu menjerit kesakitan. Tak banyak yang tahu masa kecilnya. Ia dilahirkan sebagai anak haram pada 1943 dan biasa dipanggil Tony. Tatkala berusia 5 tahun, ia dikirim ibunya ke sebuah panti asuhan. Setelah menghabiskan masa kanak-kanaknya, Tony, yang bercita-cita menjadi presiden dan psikiater ini, masuk akademi militer di Peru. Di sini tabiat buruknya mulai kelihatan Tony menjual informasi tentang rekan-rekan sesama tarunanya kepada CIA. Setelah lulus ia ditempatkan pada Pengawal Nasional di wilayah Colon, sebagai perwira muda. Di kota ini, Noriega mencatat kebrutalannya yang pertama. Ia ketahuan memperkosa seorang pelacur, sehingga dipindahkan ke Chiriqui. Di tempatnya yang baru ia bikin onar lagi: memperkosa gadis 13 tahun. Tapi perwira ini tak dikenai sanksi, berkat campur tangan seorang perwira senior bernama Omar Torrijos Herrera, yang entah mengapa menjadi bapak pelindungnya. Jenjang militernya makin naik tatkala Torrijos berkuasa pada 1968. Noriega diangkat menjadi komandan satuan elite G-2 dengan pangkat letnan kolonel. Jabatan ini memberinya kekuasaan mengendalikan intelijen militer, bea cukai, dan imigrasi. Dengan tewasnya Torrijos dalam insiden pesawat, 1981, melambunglah kedudukan Noriega sebagai Panglima AB Panama. Ia terus melaju terutama karena presiden Panama kalah wibawa dibanding panglimanya. Maka, ketika baru setahun berkuasa, Presiden Arditto Barletta dikudeta Noriega. Lalu si jenderal mengangkat presiden boneka, Eric Arturo Delvalle. Sebagai boneka, Delvalle tak dapat berbuat banyak. Praktis Panama sebenarnya diperintah oleh seorang jenderal dengan 15 ribu tentara yang tunduk dan setia kepadanya. Tahun lalu ia pernah sesumbar di hadapan anak buahnya. "Kita tidak akan tergulingkan karena Tuhan di sini, di markas ini, dan mengenakan seragam militer.DP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini