Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Saling curiga melawan vietnam

Norodom sihanouk dan khieu samphan berunding di pyong yang untuk bersatu menghadapi vietnam. dan nampaknya masih akan dilanjuntukan di beijing. masing-masing mengajukan usul. (ln)

21 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA bekas Kepala Negara Kampuchea berunding di sebuah istana tua di Pyongyang, Korea Utara. Keduanya pekan lalu berusaha membina koalisi anti-Vietnam di tanah air mereka, tapi gagal. Khieu Samphan -- yang memimpin gerilyawan Khmer Merah -- diduga masih mencurigai rencana Pangeran Norodom Sihanouk. Tapi, "pintu perundingan lanjutan belum tertutup," kata Sihanouk yang kini bermukim di Pyonyang. Sihanouk konon mengusulkan pelucutan senjata seluruh pasukan di Kampuchea segera setelah tentara pendudukan Vietnam mundur dari negeri itu. "Pihak Khmer Merah menyatakan prajurit mereka akan kehilangan semangat dalam memerangi tentara Vietnam jika senjata mereka harus dilucuti setelah kemenangan kelak," kata Sihanouk. Di Kampuchea kini terdapat 200.000 tentra Vietnam yang membeking pemerintahan Presiden Heng Samrin. Bila semua pasukan dilucuti, kata Khieu Samphan, akan terbuka peluang bagi Vietnam kembali lagi. Tapi bagi Sihanouk dalih Khieu Samphan itu suatu "iktikad jelek". "Kalau Khmer Merah tetap memegang senjata, mereka bisa menelan pengikut Sihanouk dan kelompok Son Sann, lalu merebut kekuasaan," ujarnya. Sihanouk cenderung mempercayai soal keamanan Kampuchea sepeninggal tentara Vietnam di tangan pasukan pemelihara perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kenapa Sihanouk tidak mempercayai Khieu Samphan? Setelah menggulingkan pemerintahan PM Long Boret, pengganti Presiden Lon Nol yang kabur ke Amerika Serikat, April 1979, Khmer Merah meminta Sihanouk untuk memimpin Kampuchea kembali. Karisma Sihanouk waktu itu dibutuhkan, apalagi Kampuchea sedang berantakan akibat perang. Sihanouk setuju. Tapi setahun setelah diangkat sebagai kepala negara, ia disingkirkan Khieu Samphan. Ia baru bisa meloloskan diri dalam Januari 1979, ketika tentara Vietnam menyerbu. Kemudian ia mengasingkan diri di luar negeri. Keadaan Kampuchea, di bawah rezim Khmer Merah maupun Heng Samrin, parah sekali. Kelaparan merajalela. Penduduk selalu dalam ketakutan. Kalau bukan pihak penguasa, kelompok gerilyawan menteror. Maka orang kembali berpaling kepada Sihanouk untuk menjadi tokoh pemersatu. Ia dihubungi oleh pihak gerilyawan maupun negara besar scperti Amerika Serikat dan RRC. Sihanouk menyatakan kesediaannya menjadi pemimpin "baru" Kampucha. Syaratnya AS dan RRC supaya membantu Laskar Sihanouk dengan peralatan militer, dan netralitas Kampuchea supaya diakui lagi. Tapi persoalan ialah bagaimana menempatkan Khmer Merah pimpinan Khieu Samphan dalam hirarki nasional Kampuchea. Di Pyongyang, Khieu Samphan menyetujui gagasan pembentukan Laskar Sihanouk yang bebas dan terlepas dari Khmer Merah, dan pemakaian sistem parlementer dengan berbagai partai politik, serta penyelenggaraan pemilihan umum dengan pengawasan internasional. Tentang rencana pemilu itu Sihanouk menyatakan: "Saya pribadi tidak keberatan jika partai pro-Vietnam pimpinan Heng Samrin mengambil bagian." Khieu Samphan diam dalam hal ini. Khieu Samphan juga datang dengan usul. Yaitu, agar dibentuk suatu "tentara nasional" untuk memerangi pasukan Vietnam di Kampuchea. Sementara Sihanouk dan Khieu Samphan berembuk di Pyongyang, pemimpin gerilyawan Son Sann, bekas PM Kampuchea, terbang ke Paris mencari dukungan militer dan keuangan AS. Tujuannya ialah memerangi Khmer Merah maupun rezim Heng Samrin. Hasil perjalanan Son Sann belum jelas. Perundingan yang digarap Sihanouk dan Khieu Samphan tampak masih akan dilanjutkan di Beijing, Mei. Peranan RRC diduga akan mempercepat proses pembentukan Front Anti Vietnam, tentu bersama Sihanouk dan Khieu Samphan. Sementara itu Phnom Penh mengizinkan pembicaraan terbuka mengenai naskah konstitusi baru Kampuchea. Tapi diskusi ala Phnom Penh jelas mempertahankan kehadiran tentara Vietnam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus