Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Satu Kotak Hitam Jeju Air Ditemukan dalam Kondisi Rusak

Kotak hitam dari pesawat Jeju Air yang jatuh di Korea Selatan ditemukan. Penyebab kecelakaan masih sulit diketahui.

30 Desember 2024 | 11.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Puing-puing pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, 29 Desember 2024. REUTERS/Kim Hong-Ji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari dua kotak hitam yang ditemukan dari pesawat Jeju Air yang jatuh di Korea Selatan mengalami kerusakan sebagian. Akibatnya penyebab penyebab kecelakaan pesawat masih sulit diketahui, kata pejabat Kementerian Pertanahan seperti dilansir dari Korea Times yang mengutip Yonhap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut seorang pejabat Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api, perekam data penerbangan (FDR) dari pesawat Boeing 737-800 yang jatuh di Bandara Internasional Muan di Muan, telah rusak saat dikumpulkan. Pejabat itu menambahkan bahwa perekam suara kokpit (CVR) pesawat tetap utuh dalam kecelakaan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 179 dari 181 orang yang berada di dalam pesawat ditemukan tewas. Pesawat Jeju Air mendarat darurat menyusul peringatan tabrakan burung dari menara pengawas dan menghantam dinding beton sebelum terbakar sesaat setelah pukul 9 pagi hari Minggu.

Penyebab kecelakaan bisa terungkap hingga waktu berbulan-bulan. Kondisi ini kian rumit jika FDR rusak. "Mendekodekan FDR saja bisa memakan waktu sekitar satu bulan," pejabat itu menambahkan.

Jika kedua perangkat dikumpulkan tanpa kerusakan, decoding bisa memakan waktu hanya satu minggu.

Pejabat lain dari badan investigasi mengatakan FDR mungkin harus dikirim ke Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) untuk diuraikan. Prosesnya bisa memakan waktu sedikitnya enam bulan.

"Jika kami mengalami kesulitan menguraikannya di sini, maka kami mungkin harus mengirimkannya ke NTSB," kata pejabat kedua. "Mereka memiliki kasus dari seluruh dunia untuk dianalisis, jadi mungkin perlu waktu yang cukup lama."

FDR memantau ketinggian, kecepatan udara, dan arah. Sementara CVR merekam transmisi radio dan suara di kokpit, seperti suara pilot dan suara mesin. Keduanya dibuat untuk menahan benturan 3.400 kali gaya gravitasi Bumi dan suhu lebih dari 1.000 derajat Celsius.

Perekam data penerbangan dan suara dipasang di bagian ekor. Alat ini untuk meminimalkan kerusakan saat terjadi kecelakaan. Dalam kecelakaan hari Minggu, hanya dua awak yang berada di bagian ekor pesawat yang selamat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus