KETIKA Presiden Yoseph Broz Tito diamputasi kakinya, 1980, segera 270.000 tentara federai Yugoslavia disiagakan. Para pejabat pemerintah di Beograd kala itu yakin, kerusuhan akan segera meledak di negara-negara bagian. Sebelumnya, sudah sampai info bahwa sejumlah orang Kroasia mengadakan kontak dengan dinas intelijen Soviet, KGB, dan tampaknya mereka menyiapkan sebuah gerakan teror. Untunglah, serbuan Soviet ke Afghanistan lebih menyita perhatian Leonid Brezhnev, daripada menyalakan kekacauan di Yugoslavia. Maka, ketika Tito meninggal 4 Mei 1980 di Ljubljana, ibu kota Slovenia, boleh dikata suksesi berjalan mulus. Tiga bulan sebelum Tito meninggal, dua badan yang jadi wadah "kepemimpinan kolektif" sudah diresmikannya. Yakni sebuah Dewan Kepresidenan dengan anggota sembilan orang yang merupakan wakil etnik, sebagai lembaga tertinggi eksekutif. Lalu Presidium yang beranggotakan 24 anggota Liga Komunis Yugoslavia sebagai lembaga legislatif. Undang-undang untuk diterapkannya kepemimpinan kolektif ini sebenarnya sudah dibuat pada 1974. Lahir dari ayah Kroasia dan ibu Slovenia, dia sendiri selalu menyebut dirinya orang Yugoslavia. Dan sesungguhnya dialah "satu-satunya orang Yugo sebenarnya", demikian olok-olok yang simpatik dari rakyatnya. Joseph lahir di Desa Kumrovec dekat Zagreb, Kroasia, pada 7 Mei 1892. Sebagai anak ketujuh dari 15 bersaudara dalam keluarga petani miskin, Joseph harus mencari nafkah sendiri. Ia mengembara ke kota tetangga, Sisak, pada usia 13 tahun, dan membantu seorang pembuat kunci. Pada usia remaja ia menjadi pandai besi. Pekerjaan ini tampaknya yang membuat tubuhnya tum- buh kekar. Pengalaman berpolitiknya diperoleh setelah ia bergabung dengan persatuan buruh pandai besi, dan masuk dalam Partai Demokratik Sosial Kroasia. Ketika Perang Dunia I meletus, Joseph berada dalam Resimen ke-25 di Zagreb, yang membuatnya harus berperang melawan orang-orang Serbia. Dengan sebab yang tak jelas, tentara muda ini malah mengobarkan gerakan antiperang. Ia ditangkap dan dipenjarakan. Ia dibebaskan hanya karena disuruh berperang. Yoseph sempat mendapat pujian karena keberaniannya. Tapi kemudian ia terluka di medan Bukovina, ditikam orang Kossak, dan ditawan tentara Rusia. Pada 1920 Yoseph kembali ke Kroasia, bersama istri pertamanya, seorang wanita Rusia. Sambil menjadi mekanik di sebuah pabrik penggilingan, ia meneruskan berpolitik dengan aktif dalam Partai Komunis. Karena ini, di masa kerajaan serikat di bawah Raja Alexander, ia keluar masuk penjara. Ia kehilangan dua anaknya, dan hidup melarat. Pada tahun 1930-an, sebagai anggota Komite Sentral, ia banyak bepergian ke Moskow, Praha, Wina, dan Paris. Kemudian ia bekerja di Moskow di Komintern seksi Balkan. Dalam kongres ketujuh Komintern, 1936, Yoseph Broz Tito terpilih sebagai Sekretaris Organisasi, kemudian Sekretaris Jenderal Partai Komunis Yugoslavia. Kala itu namanya sudah bertambah dengan Tito -- salah satu nama samaran yang paling banyak ia pakai ketika harus bergerak di bawah tanah. Dalam Perang Dunia ia mengorganisasikan gerakan perlawanan terhadap Jerman. Tito membentuk pasukan gerilya yang diberi nama Partisan. Bahkan membentuk Parlemen Partisan, yang menjadi cikal bakal Yugoslavia merdeka. Sejak Yugo merdeka, 1945, sampai 1953 Tito menjadi perdana menteri. Setelah tahun itu, sampai meninggalnya, ia presiden Yugo yang punya selera humor, suka mancing dan berburu. Dibesarkan oleh Komintern, tapi pada 1948 Tito melepaskan Partai Komunis Yugoslavia dari induknya di Moskow. Sikapnya yang tak mau berpihak ke Amerika atau Soviet mempertemukan Tito dengan Jawaharlal Nehru dan Gamal Abdul Nasser, dan gerakan Nonblok. Pria yang pada saat-saat terakhir ditunggui istri ketiganya ini disebut sebagai salah satu pria berbusana terbaik di Eropa, dan seorang pianis yang piawai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini