Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PUSHKIN Square, Moskow, bagaikan medan perang di akhir pekan lalu. Polisi anti-huru-hara Rusia, OMON, menghadang warga yang berdemo. Aparat memukuli massa dengan tongkat dan kepalan tangan, serta menciduk 170 orang. Termasuk wartawan, waria, anak-anak, dan Garry Kasparov.
Tak salah lagi, inilah Garry Kimovich Kasparov, 44 tahun, legenda catur dunia. Pensiun dari catur dua tahun lalu, pria kelahiran Azerbaijan ini memilih ”papan pertandingan” yang lain: politik.
Namanya mulai membekap perhatian dunia pada 1985. Kala itu, ia menumbangkan rekan senegaranya, Anatoly Karpov, dan menjadi juara dunia catur termuda. Kasparov terus berpendar selama dua dekade berikutnya. Ia bahkan disebut sebagai ”pemain terbaik yang pernah dilahirkan olahraga catur”.
Pada 1999, Kasparov bertanding melawan seluruh dunia lewat Internet. Dalam waktu 4 bulan—dengan 62 langkah—ia membuktikan dirinya memang sakti. Komputer catur IBM, Deep Blue, juga dipatahkannya dengan mudah. Hingga pada 1997, IBM meluncurkan versi yang disempurnakan dan—di luar dugaan—Kasparov kalah. Inilah pertama kalinya sebuah komputer mengalahkan juara dunia catur. Sempat terpukul, Kasparov membela diri: ”Saya cuma membuat satu kesalahan, tapi sayangnya satu kesalahan itulah yang membuat saya kalah.”
Memang sudah lama ia dikenal berjiwa ”pemberontak”. Lantaran berkonflik dengan badan catur dunia (FIDE), Kasparov mendirikan organisasi kompetitor, The Professional Chess Association, pada 1993. Dunia catur internasional pun terpecah belah akibat lembaga kembar ini. Organisasi baru itu pun sempat menggelar kejuaraan dunia tandingan yang membingungkan para atlet.
Posisinya sebagai pecatur nomor satu tak tergoyahkan hingga ia ditekuk oleh juniornya, Vladimir Kramnik, pada 2000, di London, Inggris. Sejak itu, masa keemasan Kasparov mulai surut. Akhirnya, dua tahun lalu, sang jawara pun memilih melipat papan caturnya. Ia menyatakan diri pensiun. Alasannya, ”sudah tak punya gairah lagi” pada olahraga yang membesarkan namanya itu.
Keputusan mundur sang grand master juga dipengaruhi situasi politik di Ru-sia. Saat ini, ia lebih tertarik menjungkalkan Presiden Vladimir Putin ketimbang memindahkan bidak-bidak catur.
Sebenarnya, Kasparov memang bukan muka baru di dunia politik. Pada 1984, ia bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet (CPSU) hingga terpilih sebagai pengurus pusat Komsomol (organisasi pemuda komunis). Pada 1990, ia keluar dan mendirikan Partai Demokrasi Rusia.
Dia pun terlibat dalam pembentukan koalisi partai-partai, Choice of Russia, dan ikut serta dalam kampanye mendukung Boris Yeltsin, Presiden Rusia yang pertama. Begitu pensiun dari catur profesional, Kasparov pun memimpin Front Sipil Bersatu, gerakan sosial untuk mencegah Rusia kembali ke rezim totaliter. Kelompok ini kemudian bergabung dalam The Other Russia—forum nasional yang dimotori bekas Perdana Menteri Rusia Mikhail Kasyanov—untuk menjungkalkan Presiden Putin.
Banyak penggemarnya yang kecewa lantaran langkah politik Kasparov dianggap tak secantik permainan caturnya. Dalam sebuah acara promosi di Moskow, seorang pria menggeplak kepala Kasparov dengan papan catur dan mengomel, ”Saya akan tetap menga-gumimu sebagai pemain catur asalkan kamu mundur dari politik.”
Memang, pemegang rekor juara dunia catur terlama ini akhirnya hanya ditahan satu malam akibat demo di Pushkin Square itu. Keinginannya untuk menskakmat Putin tetap membara. ”Politik ibaratnya pertandingan catur dan saya harus menang dalam permainan ini.”
Andari Karina Anom (BBC, The Economist)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo