Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Food and Agriculture Organization (FAO), atau Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, telah berperan penting dalam upaya global untuk memerangi kelaparan sejak 1945.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah kilas balik singkat tentang bagaimana FAO berkontribusi dalam menjaga agar semua orang memiliki akses terhadap makanan berkualitas yang cukup untuk menjalani kehidupan sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejarah FAO
FAO adalah sebuah lembaga khusus PBB yang didirikan pada 1945. Pada saat itu, FAO didirikan sebagai sebuah agensi PBB yang memiliki tujuan khusus, yaitu memimpin upaya internasional untuk memerangi kelaparan. Washington D.C. awalnya diangkat sebagai markas sementara FAO.
Pada 1946, FAO mengambil langkah awal dengan menyusun World Food Survey pertamanya. Survei ini memberikan gambaran komprehensif tentang situasi pangan di seluruh dunia dan memperkuat keyakinan bahwa kelaparan dan kekurangan gizi merajalela.
Dikutip dari situs resminya, pada saat itu FAO menghitung bahwa akan ada kesenjangan yang cukup besar antara permintaan dan pasokan pangan, dan mereka mengusulkan serangkaian langkah perbaikan.
FAO kemudian memutuskan untuk pindah ke Roma pada 1951, sebuah keputusan yang dibuat oleh negara-negara anggota dalam Konferensi Umum FAO 1949. Pada 1961, FAO meluncurkan Freedom from Hunger Campaign, yang membantu mengubah FAO dari agensi teknis menjadi organisasi pembangunan yang berfokus pada masalah kelaparan dan malnutrisi.
Sepak Terjang FAO: Membangun Keamanan Pangan Global
Pada 1963, FAO dan Majelis Umum PBB mendirikan World Food Programme (WFP) untuk memberikan bantuan pangan mendesak kepada daerah yang terdampak secara langsung. Kemudian pada 1979, Konferensi FAO yang ke-20 memutuskan untuk memperingati Hari Pangan Sedunia setiap 16 Oktober untuk menghormati berdirinya FAO. Tujuannya adalah melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam perjuangan melawan kelaparan, malnutrisi, dan kemiskinan.
Pada1992, FAO bersama negara-negara anggota mengadopsi World Declaration and Plan of Action on Nutrition, di mana pemerintah berjanji untuk mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan berbagai kondisi terkait kekurangan gizi. Pada 2000, FAO mengembangkan strategi untuk mengatasi kelaparan kronis di Kawasan Tanduk Afrika atas permintaan Sekretaris Jenderal PBB.
FAO Saat Ini: Mendorong Keamanan Pangan dan Lingkungan
Pada tahun 2004, FAO mengadopsi Pedoman Hak Atas Pangan setelah dua tahun negosiasi antarpemerintah yang diamanatkan oleh "World Food Summit: Five years later". FAO juga berperan penting dalam pendirian Crisis Management Centre for Animals pada tahun 2006 untuk mengatasi wabah penyakit hewan.
FAO bersama Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengumumkan keberhasilan eradicating penyakit sapi yang fatal, yang dikenal sebagai rinderpest, dari lingkungan alam pada 2011. FAO juga terlibat dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada tahun 2015 dan mempromosikan Hari Pangan Sedunia.
Pada 2020, FAO dan Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional (IPPC) memimpin aktivitas dalam menyelenggarakan Tahun Internasional Kesehatan Tumbuhan dengan fokus pada pentingnya melindungi kesehatan tanaman untuk mengakhiri kelaparan, mengurangi kemiskinan, melindungi lingkungan, dan mendorong pembangunan ekonomi.
Pada 2019, FAO mendukung World Pulses Day untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat nutrisi yang diberikan oleh polong-polongan. Saat ini, FAO memiliki 194 Negara Anggota dan dua Anggota Asosiasi serta terus berupaya memerangi kelaparan dan memajukan keamanan pangan di seluruh dunia.