Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan murid perempuan di sekolah khusus perempuan di Gujarat, India, Shree Sahajanand, yang terafiliasi dengan sekte agama tertentu pada akhir pekan lalu mengaku dipaksa dilucuti pakaiannya oleh administrasi sekolah untuk mencek apakah mereka sedang menstruasi. Tindakan ini dilakukan untuk menegakkan aturan di sekolah yang melarang murid berada dalam asrama ketika mereka sedang menstruasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tindakan pemeriksaan oleh sekolah itu dilakukan setelah sebuah pembalut ditemukan area komplek sekolah. Komisi Nasional untuk Perempuan di India telah mengambil langkah atas insiden ini dan mengatakan akan mengirimkan sebuah tim pembuktian ke sekolah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sekolah Shree Sahajanand terafiliasi dengan sekte Swaminarayan, yang mengelola kuil-kuil mewah di dunia. Otoritas sekolah dilaporkan meminta sekitar 68 murid perempuan berbaris di kamar mandi dan memerintahkan mereka menanggalkan pakaian dalam untuk mencek apakah si murid itu sedang menstruasi.
“Kami tentu menghormati institusi kami, namun apa yang mereka lakukan itu tidak benar. Tindakan hukum harus diambil untuk menentang ini. Kami memutuskan memanggil media untuk menyoroti hal ini,” kata salah satu murid, seperti dikutip dari ndtv.com.
Murid tersebut mengatakan kepala sekolah dan beberapa otoritas sekolah telah memanggil mereka dan mencoba memasukkan para murid yang protes ke daftar hitam. Pihak sekolah juga meminta para murid yang protes untuk menulis pernyataan bahwa semuanya baik-baik saja. Namun para murid meminta dilakukan langkah hukum, bukan sekadar permohonan maaf dari pihak sekolah.
Asrama sekolah putri Shree Sahajanand memiliki aturan bawah murid yang sedang haid harus tinggal di sebuah ruang isolasi yang ada di area bawah tanah, dijauhkan dari dapur dan tempat ibadah. Pihak sekolah saat ditanya wartawan soal ini meyakinkan para murid sudah diinformasikan mengenai aturan ini.
Sedangkan Darshana Dholakia, Dekan Shree Sahajanand mengatakan masalah ini terkait dengan asrama sekolah, bukan pihak sekolah. Semua yang terjadi pun atas seizin para murid dan tidak ada yang dipaksa, termasuk tidak ada yang menyentuh mereka. Sebuah tim penyidik sudah ditunjuk untuk melihat masalah ini lebih jauh.