Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sengketa Kanal, Republik Dominika Ancam Tutup Perbatasan dengan Haiti

Republik Dominika mengancam akan menutup perbatasannya dengan Haiti, jika konflik mengenai akses terhadap air dari sungai bersama tidak selesai

12 September 2023 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas polisi berkendara bersama warga negara Haiti yang ditahan ke pusat izin migrasi untuk memverifikasi surat-surat mereka saat pemerintah meningkatkan deportasi, di Santo Domingo, Republik Dominika 15 November 2022. Raul Asencio/Atas izin Listin Diario/via REUTER

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Republik Dominika mengancam akan menutup perbatasannya dengan Haiti di provinsi utara Dajabon, jika konflik mengenai akses terhadap air dari sungai bersama tidak diselesaikan dalam beberapa hari mendatang. Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah seperti dilansir Reuters pada Selasa 12 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengumuman ini merupakan babak terbaru dalam sejarah panjang perselisihan antara kedua negara, yang berbagi pulau Hispaniola, tetapi terpecah karena perbedaan etnis, bahasa dan budaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara pada konferensi pers pada hari yang sama, presiden Dominika menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai kemungkinan penutupan perbatasan baru akan diambil pada Kamis 14 September 2023.

Dajabon adalah salah satu dari sedikit perbatasan yang masih berfungsi antara Haiti dan Republik Dominika, yang telah memperketat keamanan perbatasannya di tengah memburuknya perang geng di Haiti.

Republik Dominika akan sepenuhnya menutup perbatasan perdagangan darat, laut dan udara jika konflik tidak diselesaikan pada Kamis, kata pihak berwenang Dominika dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan bahwa visa baru untuk warga Haiti juga akan ditangguhkan.

Pekerjaan konstruksi pada kanal yang mengalihkan air dari Sungai Massacre diluncurkan secara sepihak oleh warga Haiti tanpa dukungan pemerintah, kata pernyataan itu, dan menuduh tetangganya melanggar perjanjian.

Pernyataan pemerintah Dominika menyalahkan ketidakmampuan pemerintah Haiti untuk mengendalikan geng-geng kuat yang tidak dapat mereka kendalikan atas konflik tersebut, dengan mengutip pengakuan Port-au-Prince sendiri.

“Tidak ada keraguan bahwa proyek sepihak ini dipromosikan oleh agen-agen Haiti dengan tujuan merugikan pemerintah mereka sendiri dan menimbulkan konflik dengan negara kami,” tambah pernyataan itu.

Pemerintah Haiti belum secara resmi mengomentari pernyataan pemerintah Dominika tersebut.

Presiden Republik Dominika Luis Abinader menyesalkan bahwa para pejabat Haiti tidak dapat membuat keputusan yang dapat dipaksakan, sambil menekankan bahwa militer negaranya akan menjamin keamanan di perbatasan.

“Perbatasan diperkuat dan akan lebih diperkuat lagi,” katanya, seraya menambahkan bahwa para pejabat Dominika tidak akan bernegosiasi dengan geng-geng Haiti.

Santo Domingo, yang pertama kali memerintahkan penutupan perbatasan sebagai langkah awal pekan lalu, mengatakan pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan Haiti untuk menemukan “solusi pasti”.

Haiti mengalami peningkatan kekerasan geng dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada 2021. Tidak ada pemilihan umum federal yang diadakan dalam beberapa tahun terakhir, berkontribusi terhadap kekosongan kekuasaan yang dimanfaatkan oleh organisasi kriminal.

PBB memperkirakan pada Desember lalu bahwa setidaknya 60 persen ibu kota Haiti, Port-au-Prince, telah berada di bawah kendali geng. Sementara perang geng yang meningkat telah membuat sekitar 200.000 warga mengungsi dan menyebabkan sekitar 5,2 juta orang - setengah dari populasi, membutuhkan bantuan kemanusiaan.

REUTERS | AL JAZEERA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus