Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Senjata makan tuan

Majelis rendah brazil memutuskan presiden fernando collor de mello korupsi. ia diskors, menunggu keputusan senat. kini, pemerintahan dijalankan wapres itamar franco, 61.

10 Oktober 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA mayoritas Majelis Rendah Brasil Selasa pekan lalu memutuskan bahwa Presiden Fernando Collor de Mello korupsi, bumerang menghantam presiden termuda dalam sejarah negara itu. Dulu, dalam kampanye pemilihan presiden, ia berjanji "akan melemparkan para koruptor ke penjara". Tapi keputusan itu memang belum vonis. Masih ada lembaga lebih tinggi, Senat, yang enam bulan mendatang akan memutuskan korupsi-tidaknya Presiden Collor. Sementara itu Collor diskors, tak boleh menjalankan pemerintahan. Wakil Presiden Itamar Franco, 61 tahun, diangkat sebagai penjabat presiden. Sang tertuduh sendiri, Collor de Mello, 43 tahun, tampak optimistis. "Jiwa dan hati saya bersih, tidak sedih," katanya ketika menandatangani surat penskor sannya. Ia menyangkal keras tuduhan kongres, dan melenggang keluar kantor didampingi istrinya. Pasangan itu segera diterbangkan heli menuju tempat peristirahatan mereka yang sangat mewah di pinggir kota. Di situ Collor menyusun tangkisan dibantu tim pengacaranya. Negara di Amerika Latin yang hampir tiga dekade dipegang pemerintahan militer itu menghirup udara demokrasi ketika muncul Collor. Tak cuma itu. Gerak cepat Collor memangkas inflasi memang luar biasa. Dari beban 1800% dipelorotkan menjadi 460%. Caranya, memotong dan membekukan seluruh tabungan dan aset perusahaan golongan menengah yang bernilai US$85 milyar untuk jangka 18 bulan. Perusahaan negara yang tak sehat segera diswastakan. Presiden yang muda, atletis, tampan bagaikan bintang film ini begitu memukau. Tapi dua tahun kemudian pandangan rakyat berbalik 180 derajat. Mei lalu adiknya bikin ulah dengan sebuah jumpa pers. Dia mengatakan, antara lain, sang kakak korupsi, ketika muda suka narkotik, pernah menjaili ipar wanitanya. Collor menyangkal. Namun buntut tuduhan korupsi US$ 6,5 juta panjang. Konon duit itu untuk biaya perbaikan dan perluasan rumah, membeli mobil baru, dan lain-lain. Lalu tim penyelidik gabungan polisi dan kongres menelusurinya. Semua orang di dekat Collor, dari sopir hingga satpam dan staf pribadinya, dimintai keterangan rinci. Sebelum akhirnya mayoritas Majelis Rendah pekan lalu menuduh ia melakukan korupsi, suatu perubahan pelan-pelan mengubah pandangan rakyat terhadap Collor. Tiga bulan pengusutan oleh kongres dan polisi besar dampaknya. Inflasi meluncur 20% per bulan. Pengangguran naik. Yang mengerikan adalah dampak psikologisnya. Untuk memperbaiki ekonomi, di samping usaha yang sudah disebutkan, Collor pun selalu menganjurkan rakyat mengencangkan ikat pinggang. Kini si penganjur ternyata (dituduh) korupsi dan uang itu untuk kemewahan sendiri. Itulah tampaknya yang membuat rakyat marah dan turun ke jalan: minta Collor dipecat, meski pengadilan belum membuktikan kebenaran tuduhan itu. Yang psikologis itu pula yang membuat anak-anak muda dan mahasiswa yang dulu mendukungnya berbalik merasa jijik terhadapnya. Seandainya nanti ternyata Senat menyatakan Collor melakukan korupsi -- dan inilah kemungkinan besar yang akan terjadi, karena hanya beberapa dari 81 anggota Senat adalah pendukungnya -- tamatlah kariernya. Itu membuka kemungkinan ia dituduh melakukan perbuatan kriminal. Itu bila dalam enam bulan ini Collor tak "mengalah": mengundurkan diri sambil minta maaf. Dengan cara ini penguasa yang menggantikannya bisa saja melindunginya. Sri Indrayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus