Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Seperti di Lebanon, Apakah Israel Akan Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza?

Tanda-tanda Israel akan melanggar gencatan senjata Gaza telah diisyaratkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Bezalel Smotrich.

19 Januari 2025 | 10.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelayat membawa jenazah anak Palestina yang tewas dalam serangan udara Israel sebelum gencatan senjata antara Hamas dan Israel berlaku di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 18 Januari 2025. REUTERS/Hatem Khaled

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ISRAEL dan Hamas telah menyepakati kesepakatan gencatan senjata Gaza yang dimediasi Qatar, Mesir, dan AS. Namun, mengingat sejarah Israel yang kerap melanggar kesepakatan gencatan senjata, apakah kesepakatan kali ini akan berjalan mulus?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanda-tanda Israel akan melanggar gencatan senjata telah diisyaratkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menteri ekstremisnya, Bezalel Smotrich.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Netanyahu: Israel mempunyai hak untuk memulai perang lagi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sabtu, 18 Januari 2025, mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dengan Hamas, yang akan mulai berlaku pada hari Minggu, akan bersifat "sementara."

Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump memberikan hak kepada Israel untuk melanjutkan serangan jika tahap selanjutnya dari kesepakatan dengan kelompok perlawanan Palestina tidak terealisasi.

"Israel tidak akan mengurangi jumlah pasukan di Koridor Philadelphia, tetapi akan menambahnya selama tahap pertama," katanya.

Kantor Netanyahu mengedarkan sebuah pernyataan kepada media pada Kamis yang dikaitkan dengan seorang "pejabat politik senior", yang berjanji untuk tidak menarik diri dari Koridor Philadelphia.

Namun, teks perjanjian antara Israel dan Hamas, yang diumumkan pada Rabu oleh Doha dan ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan AS, menunjukkan hal yang sebaliknya. Anadolu Agency memperoleh salinan perjanjian tersebut.

Smotrich: “Kami akan menghapus senyum mereka”

Middle East Eye melaporkan, Bezalel Smotrich, menteri keuangan sayap kanan Israel, mengatakan bahwa ia telah menerima jaminan bahwa perang di Gaza akan terus berlanjut dan Israel akan melancarkan "pengambilalihan secara bertahap atas seluruh wilayah Gaza".

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, Smotrich mengkritik kesepakatan gencatan senjata yang disetujui oleh kabinet Netanyahu pada Jumat.

Ia mengatakan bahwa Netanyahu telah "memutuskan untuk memberikan lampu hijau pada kesepakatan yang buruk dan penuh bencana."

Smotrich dan partai sayap kanan Zionisme Religius menentang kesepakatan gencatan senjata, namun tetap berada dalam pemerintahan setelah Netanyahu dilaporkan menyetujui sejumlah tuntutan mereka.

Menteri sayap kanan itu mengatakan bahwa meskipun partainya tidak dapat mencegah kesepakatan tersebut, mereka dapat "memastikan" melalui kabinet dan "cara-cara lain", bahwa perang tidak akan berakhir tanpa mencapai tujuan penuh Israel, yang paling utama adalah "penghancuran total Hamas di Gaza".

Dia mengatakan bahwa fraksinya telah menuntut dan "menerima komitmen" bahwa metode perang akan sepenuhnya diubah.

Hal itu termasuk, kata Smotrich, "melalui pengambilalihan seluruh Jalur Gaza secara bertahap, pencabutan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintahan [Presiden AS Joe] Biden, dan kontrol penuh atas Jalur Gaza, sehingga bantuan kemanusiaan tidak akan sampai ke tangan Hamas sebagaimana yang terjadi selama ini."

Smotrich mengatakan bahwa Gaza saat ini "hancur dan luluh lantak, tidak dapat dihuni" dan akan tetap seperti itu.

Dia menambahkan: "Jangan terkesan dengan kegembiraan yang dipaksakan oleh musuh kita. Ini adalah masyarakat kebinatangan yang menguduskan kematian. Segera, kami akan menghapus senyum mereka lagi dan menggantinya dengan tangisan kesedihan dan ratapan mereka yang tidak memiliki apa-apa."

Erdogan: Jangan izinkan Israel untuk melanggar gencatan senjata

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu mengkritik sejarah pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, dan mendesak masyarakat internasional untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut di tengah kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas.

"Israel, khususnya (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, memiliki catatan pelanggaran gencatan senjata yang signifikan, hal ini tidak boleh dibiarkan saat ini (di Gaza)," kata Erdogan pada kongres provinsi partainya di Adana, Turki selatan, dikutip Anadolu Agency.

Ia mengutuk serangan Israel selama 467 hari di Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 47.000 orang meninggal dunia, dengan mengatakan: "Meskipun 467 hari genosida dan pembantaian, Israel telah gagal mematahkan tekad perlawanan saudara-saudara kita di Gaza."

Erdogan menegaskan kembali komitmen Turki untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku kejahatan perang di Palestina. "Upaya kami untuk meminta pertanggungjawaban satu per satu para pelaku kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan akan terus kami tingkatkan," katanya.

Turki akan mengerahkan segala cara untuk menyembuhkan luka di Gaza selama masa gencatan senjata, tambah Erdogan.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel telah membunuh setidaknya 23 orang Palestina di Gaza selama satu hari terakhir, menjelang dimulainya gencatan senjata pada hari Minggu.

Hal ini menjadikan total korban tewas di Gaza akibat perang Israel menjadi 46.899 orang sejak Oktober 2023. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus