Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel menyerang rumah sakit terbesar di Gaza selatan pada Ahad malam, menewaskan lima pasien, melukai yang lain dan menyebabkan kebakaran besar, kata Kementerian Kesehatan wilayah itu seperti dilansir Reuters dan France24 pada Senin 24 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan itu menghantam departemen bedah di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Salah satu korban tewas adalah seorang pemimpin politik Hamas, kata petugas medis Palestina dan Hamas, dalam serangan yang menurut Israel telah menargetkan tokoh kunci dalam kelompok militan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer Israel mengklaim serangannya mengikuti data intelijen dan menggunakan amunisi yang tepat untuk meminimalkan bahaya di lokasi tersebut.
Serangan terhadap rumah sakit apa pun dalihnya merupakan kejahatan perang.
Hamas mengatakan seorang anggota kantor politiknya, Ismail Barhoum, telah terbunuh.
Menteri pertahanan Israel, Israel Katz, mengkonfirmasi targetnya adalah Barhoum. Militer Israe; tidak menyebutkan target itu, yang digambarkan hanya sebagai "teroris utama" di Hamas.
TV Al-Aqsa Hamas mengatakan Barhoum dirawat di rumah sakit karena luka-luka yang dideritanya. Israel menuding Hamas secara sistematis menanamkan di rumah sakit, sekolah dan tempat penampungan, yang dibantah kelompok itu.
Video di media sosial menunjukkan api berkobar di lantai tiga dari apa yang tampaknya menjadi rumah sakit. Reuters tidak dapat segera memverifikasi rekaman tersebut.
Setelah dua bulan relatif tenang dalam perang, warga Gaza kembali melarikan diri untuk menyelamatkan hidup mereka setelah Israel melanggar gencatan senjata, meluncurkan kampanye udara dan darat baru pada Selasa pekan lalu dan menewaskan ratusan warga sipil Palestina hanya dalam 5 jam.
Pemimpin lain di Hamas, Salah al-Bardaweel, tewas dalam serangan terpisah di Khan Younis, kata Hamas sebelumnya. Militer Israel mengkonfirmasi telah membunuh Bardaweel pada Sabtu.
Baik Bardaweel dan Barhoum adalah anggota badan pembuat keputusan Hamas yang beranggotakan 19 orang. Sebanyak 11 di antaranya telah terbunuh sejak dimulainya perang pada akhir 2023, menurut sumber Hamas.
Ledakan bergema di seluruh Jalur Gaza utara, tengah dan selatan pada Ahad pagi, ketika pesawat Israel menghantam sasaran di daerah-daerah itu dalam apa yang dikatakan saksi mata sebagai eskalasi serangan yang dimulai awal pekan ini.
Mengisyaratkan bahwa mereka dapat meningkatkan tindakannya lebih lanjut, militer Israel mengatakan pada Ahad salah satu divisinya yang telah beroperasi di Lebanon, di mana Israel memerangi sekutu Hamas yang didukung Iran, Hizbullah, sedang mempersiapkan kemungkinan aksi di Gaza.
Mereka mendistribusikan video tank yang dibongkar di lapangan dan keterangan yang berbunyi: "Persiapan Divisi ke-36 untuk Operasi di Jalur Gaza."
Sedikitnya 45 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Rafah dan Khan Younis sejauh ini pada Ahad, kata otoritas kesehatan.
Para pejabat Palestina pada Ahad menyebutkan jumlah korban tewas dari hampir 18 bulan konflik menjadi lebih dari 50.000.
Sebagian besar korban tewas di Gaza adalah warga sipil terutama perempuan dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan. Israel mengklaim mereka termasuk sekitar 20.000 pejuang.
"Serangan militer Israel telah menyebabkan hilangnya nyawa yang mengerikan," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas. "Selama perang ini berlanjut, kedua belah pihak kalah."
Kallas menambahkan Israel harus menghormati kehidupan warga sipil dan bahwa ancaman untuk mencaplok bagian-bagian Gaza tidak dapat diterima.
Hamas menuduh Israel melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata Januari. Kendati demikian, mereka masih bersedia untuk menegosiasikan gencatan senjata dan sedang mempelajari proposal dari utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim tujuan genosida di Gaza adalah untuk menghancurkan Hamas sebagai entitas militer dan pemerintahan. Tujuan dari kampanye baru adalah untuk memaksa kelompok itu menyerahkan sandera yang tersisa, katanya pada Selasa.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio berbicara dengan Netanyahu untuk "menekankan dukungan AS untuk Israel," kata juru bicara Departemen Luar Negeri. Mereka membahas operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Gaza, upaya untuk membawa pulang sandera dan serangan AS terhadap militan Houthi yang didukung Iran di Yaman, tambah juru bicara itu.
Israel melancarkan serangannya di Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang, dan menyandera lebih dari 250 penyanderaan, menurut penghitungan Israel.
Tel al-Sultan Dikepung
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengeluarkan peringatan evakuasi bagi penduduk Palestina di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah barat.
Militer mengklaim pasukan telah mengepung Tel Al-Sultan untuk membongkar "situs infrastruktur teror dan melenyapkan teroris di daerah itu," untuk memperkuat kontrol dan memperluas zona keamanan di Gaza selatan.
Tentara Israel mengusir warga sipil dari zona pertempuran. Puluhan keluarga meninggalkan rumah mereka di Tel Al-Sultan menuju utara ke Khan Younis, beberapa berjalan kaki, sementara yang lain membawa barang-barang dan anak-anak mereka dengan gerobak keledai dan becak.
"Ketika gencatan senjata dimulai, kami kembali untuk mendirikan tenda di sebelah reruntuhan rumah kami, bermimpi bahwa rumah kami akan segera dibangun kembali," kata Abu Khaled, seorang penduduk Rafah.
"Sekarang kami melarikan diri di bawah tembakan untuk ke-10 kalinya, kapan kita akan beristirahat? Kapan akan ada perdamaian di kota ini?" katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Layanan Darurat Sipil Palestina mengatakan 50.000 penduduk tetap terjebak di Rafah setelah mereka dikejutkan oleh serangan tentara Israel ke daerah mereka, membahayakan nyawa mereka, dan tim penyelamat.
Pejabat Palestina dan internasional juga memperingatkan tentang risiko krisis kelaparan baru.
"Setiap hari tanpa makanan mendekati Gaza ke krisis kelaparan akut. Melarang bantuan adalah hukuman kolektif di Gaza: sebagian besar penduduknya adalah anak-anak, wanita & pria biasa," tulis kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini, di X.
Pada 2 Maret, Israel memblokir masuknya bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan pasokan obat-obatan ke Gaza.