MAIREAD Corrigan dan Betty Williams adalah dua ibu rumah tangga
dan tokoh pejuang perdamaian di Irlandia Utara: daerah yang
sejak beberapa tahun ini dilanda kerusuhan. Mereka bertemu
secara kebetulan 14 bulan lalu, dan sejak itu keduanya bagaikan
dua bidadari di tengah udara kebencian yang berbau mesiu dan
berlumur darah.
Mairead (33), yang tak banyak omong, dulu bekerja sebagai
sekretaris. Ia seorang penganut Katolik yang saleh, wanita
keluarga yang sangat disenangi orang sekelilingnya. Betty, (34).
punya anak dari pernikahannya dengan seorang pelaut.
Kegiatannya hanya di sekitar keluarga, gereja dan sekolah
anak-anaknya.
Kejadian tanggal 10 Agustus tahun lalu merobah jalan hidupnya
dengan drastis. Di Andersonstown, bagian dari kota Belfast,
seorang serdadu Inggeris menembak sebuah truk yang dilarikan
kencang oleh seorang anggota tentara republik Irlandia (IRA). Si
sopir tertembak, truknya terjungkal tak jauh dari rumah
keluarga Williams dan menabrak hati tiga orang anak yang sedang
bermain. Ketiganya adalah anak saudara perempuan Mairead
Corrigan.
Tergerak oleh kejadian itu. Ny. Williams mengadakan aksinya yang
pertama. Ia pergi ke Andersonstown, benteng IRA. Ia mengumpulkan
tandatangan orang yang lalu-lalang, di bawah suatu petisi
menyerukan perdamaian dan penghentian saling bunuh.
Dompet Simpati
Kemudian dengan dibantu beberapa temannya, ia mengatur suatu
arak-arakan perdamaian diikuti sekitar 200 wanita. Ny. Corrigan
melihat arak-arakan lewat di muka rumahnya. Ia bergabung dan
mulai saat itu mereka jadi dua serangkai pemimpin gerakan
spontan itu.
Sepuluh ribu orang berbaris bersama kedua wanita itu hanya satu
minggu setelah tiga bocah tewas. Minggu berikutnya diikuti oleh
20.000 orang. Dalam waktu singkat gerakan ini menjadi terkenal.
Orang-orang di Inggeris dan daratan Eropa membuka dompetnya,
mengirim surat dan bermacam-macam tanda simpati.
Betty Williams adalah seorang wanita perasa tapi agresif. Tak
mengherankan apabila ia jadi pencetus gerakan itu. Sebenarnya ia
punya alasan kuat untuk membenci dan terlibat dalam kekerasan
antara orang-orang Katolik dan Protestan di Irlandia Utara
daripada Mairead Corrigan. Sebagai seorang Katolik. Corrigan
merupakan penganut suatu agama dan aliran politik minoritas di
Irlandia. Sedangkan Ny. Williams lebih minoritas lagi. Ia adalah
seorang Katolik yang menikah dengan seorang Protestan. Kalangan
kedua agama ini seringkali mencap perkawinan campur ini sebagai
murtad atau pengkhianatan.
Berlainan dengan Ny. Corrigan yang pendiam. Ny. Williams lebih
terbuka. Ini melupakan suatu kombinasi baik, terutama dalam
gerakan-gerakan di lapangan. Betty yang tinggi menggugah
semangat massa sedangkan Mairead yang lebih kecil jadi sumber
inspirasinya.
Di Irlandia sendiri. Masyarakat Untuk Perdamaian, organisasi
yang dipimpin kedua orang itu jadi bahan perdebatan. Apakah
meleka memang berjasa besar dalam mencanangkan suasana di sana"
Organisasi itu sangat berhati-hati untuk mengklim jasa-jasa
mereka. Dalam suatu pertemuan di London pekan silam. N.
Williams berkata: "Sejak 14 bulan setelah organisasi kami lahir,
kematian karena kekerasan dan dendam di Irlandia Utara menurun
sampai 54%." Cukup alasan rupanya bagi Lembaga Nobel Norwegia
untuk menjatuhkan pilihan pada dua sekawan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini