MARGIE SEGERS adalah penyanyi kelahiran Cimahi, 27 tahun lalu.
Lama tinggal di Belanda, Margie anak blasteran Belgia, Jawa dan
Ambon. Suaranya punya karakter tertentu, yang cocok untuk
lagu-lagu jawa yang memerlukan improvisasi yang menyentak
kuping. Banyak yang beranggapan suara Margie tidak cocok untuk
lagu yang lebih mementingkan materi vokal. Jenis terakhir ini
yang sedang diminta untuk perlombaan nyanyi di Indonesia.
"Sungguh, saya kapok deh untuk ikut lagi," kata Margie -
memuntahkan kejengkelannya terhadap Festival Lagu Penyanyi
Populer V, akhir September lalu. "Saya keki bukan karena nggak
menang. Tapi kalau begini terus caranya, kapan kita mau maju?"
"Penyanyi dan panitia semua sama, tidak ada yang disiplim Saya
datang jam 09.30 pagi, belum ada satu pun yang nongol," demikian
cerita Margie tentang jam-jam latihan. Sekitar jam 13.00 ruangan
baru ramai oleh penyanyi dan musisi. Jam 16.30 sore hari,
barulah Margie dapat giliran. Kejengkelannya bertambah karena
panitia tidak menetapkan waktu latihan untuk penyanyi secara
adil. "Penyanyi Jakarta lebih sok menghadapi penyanyi daerah.
Bahkan ada yang hanya latihan 20 menit saja, sedang penyanyi
yang merasa dirinya hebat latihan sampai 2 jam. Gila nggak tuh?"
Di hari terakhir menjelang acara final, sampai jam 17.30 para
musisi masih harus ngak-ngek-ngok mengiringi latihan. "Padahal
jam 19.30 sudah harus festival. Sampai para musisi mengeluh.
Kalau diterusin, bisa-bisa mereka malahan tidak datang di malam
final. Duh, gila betul." Margie mengaku, semangatnya hancur
untuk turut lagi tahun depan.
Dia juga menganjurkan sebaiknya juri tidak harus sama setiap
tahunnya. "Supaya tidak ada penyanyi yang main belakang," kata
Margie lagi. "O ya ada satu lagi. Ada yang pakai magic
(guna-guna) segala. Mukanya ada yang dicipratin air segala. Wah,
nggak abadi deh yang curang seperti itu."
Margie Segers kini sibuk rekaman di Remaco. Lagunya Kau Yang
Makin Mempesona (Purnama Record) jadi top hit. Dalam Festival I
dan II, Margie masuk lima finalis terakhir. Tahun 1974 jadi
juara sewilayah DKI, juga untuk perlombaan penyanyi pop. Tahun
1975 jadi juara nasional II dan tahun kemarin melorot ke juara
III. "Pokoknya, saya kapok," kata Margie. Bahasa Indonesianya
suduh lancar sekarang. Ketika pindah dari Belanda ke Indonesia
tahun 1968, mnnya belum lancar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini