Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Siapa ingin tahu arti kebebasan ?

Aksi demonstrasi mahasiswa di shanghai, merupakan kelanjutan aksi mahasiswa di heifei. menuntut pelaksanaan demokrasi yang lebih besar dan kebebasan pers serta demonstrasinya dianggap sah. (ln)

27 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI gerbang sejumlah kampus, sekitar 3.000 mahasiswa turun ke jalan-jalan utama Shanghai, kota pelabuhan di pantai timur Cina, Jumat pekan lalu. Mengibar-ngibarkan spanduk bertuliskan sejumlah kalimat protes, para mahasiswa berkumpul di pusat kota di muka gedung balai kota, sambil bernyanyi-nyanyi dan memekikkan tuntutan pelaksanaan demokrasi. Jumlah mereka yang unjuk perasaan ini dengan cepat menggelembung. Pagi keesokan harinya, di tengah udara dingin yang mengigit, jumlah mereka diperkirakan mencapai 70.000 orang. Inilah demonstrasi terbesar sejak peristiwa penguburan PM Zhou Enlai tahun 1976 silam. Aksi protes para mahasiswa Shanghai yang semula tertib itu akhirnya tak terkendali. Maklum, dari jumlah 70.000 massa yang berkumpul, yang berstatus mahasiswa diduga hanya sekitar 30.000. Banyak orang muda yang mengaku buruh ikut berdemonstrasi karena merasa sehati dengan para mahasiswa. Suasana berubah panas setelah pihak keamanan mencegah para demonstran memasuki gedung-gedung pemerintah Kota Shanghai, Sabtu pekan lalu. Sekitar 200 mahasiswa -- kebanyakan dari Universitas terkenal Tongji -- ditahan. Menurut versi mahasiswa, polisi telah menggebuki para demonstran. Pihak berwajib sebaliknya menuduh mahasiswa memukuli polisi yang berusaha mencegah aksi demonstran. Kantor berita Cina, yang untuk pertama kalinya memberitakan aksi para mahasiswa ini, Senin pekan ini menuduh para demonstran telah sengaja menimbulkan keonaran. "Ada pihak yang berusaha menggoyahkan stabilitas dan persatuan serta mengacaukan produksi dan ketertiban sosial dengan membonceng gerakan mahasiswa yang sebenarnya bersifat mulia," kata juru bicara Kota Praja Shanghai. Gerakan para mahasiswa Shanghai ini sebenarnya merupakan kelanjutan aksi para mahaslswa sebelumnya yang muncul d sejumlah universitas di Heifei, Provinsi Anhui, pada 9 Desember lalu. (TEMPO, 20 Desember 1986). Aksi mahasiswa -- yang berawal dengan pemunculan sejumlah besar poster yang berisi tuntutan demokrasi di Universitas Sains dan Teknologi Heifei yang berlanjut dengan aksi tenang turun ke jalan sekitar 3.000 mahasiswa ini -- kemudian menyebar ke sejumlah kota: Wuhan, Beijing, dan Kunming. Sejauh itu, keseluruhan aksi mahasiswa di keempat kota itu berjalan tertib. Bahkan di Beijing, yang selama ini dikenal sebagai pusat gerakan mahasiswa, aksi poster hanya berlangsung sebentar. Pemerintah Beijing menangani aksi para mahasiswa di Heifei dan Wuhan dengan sikap longgar: mengabulkan sebagian tuntutan para mahasiswa untuk dapat lebih berperan serta dalam pemilihan pemerintahan lokal. Sikap luwes pibak berwajib dalam aksi para mahasiswa di keempat kota -- juga pada awal demonstrasi di Shanghai -- diduga karena para tokoh pemimpin reformis di Beijing menyetujui aksi mahasiswa tersebut. Sejumlah pengamat bahkan menduga pemimpin Cina Deng Xiaoping diam-diam berada di belakang aksi tersebut, dengan alasan: aksi mahasiswa ini dapat dipakai Deng untuk menghantam penganut garis keras, agar gerakan reformasi yang diciptakannya agak lebih cepat berjalan. Hal ini dibantah oleh Profesor Wen Yuankai dari Universitas Sains dan Teknologi Heifei yang oleh sejumlah pihak dianggap otak aksi para mahasiswa di Cina itu. Wen, kabarnya, berhubungan rapat dengan para pemimpin reformis di Beijing. "Gerakan mahasiwa ini adalah aksi spontan. Saya memang seaspirasi dengan mahasiswa. Tapi perlu disadari bahwa reformasi akan memakan waktu karena banyak hal rumit yang tersangkut," kata Wen seperti diberitakan harian Hong Kong South China Morning Post, Sabtu pekan lalu. Banyak pengamat asing di Beijing yang menyamakan gerakan mahasiswa belakangan ini dengan aksi mahasiswa pada 1978-1979 yang menuntut penerapan demokrasi secara lebih besar, yang kemudian dilindas Deng karena telah berjalan terlalu "jauh": mereka bahkan berani mengkritik Deng. Akankah hal yang sama terjadi pada aksi mahasiswa di Shanghai? Sebuah poster yang muncul di sebuah kampus salah satu universitas di Shanghai bertuliskan "Jika ingin tahu apa arti kebebasan pergilah bertanya pada Wei Jingsheng". Wei adalah tokoh mahasiswa yang ditangkap pada gerakan mahasiswa 1979 yang kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena "kejahatan kontrarevolusi". (Banyak yang menganggap aksi mahasiswa 1978-1979 itu sebagai "eksperimen" Deng dalam menjalankan politik pintu terbuka). Poster provokatif itu hanya muncul sekejap, karena langsung diamankan, tak jelas oleh siapa. Aksi para mahasiswa Shanghai, pada mulanya, menuntut dua hal: pelaksanaan demokrasi yang lebih besar dan kebebasan pers. Kemudian mereka menuntut agar demonstrasi mereka dianggap sah dan para pesertanya tidak akan dihukum. Demonstrasi di Shanghai ini, oleh banyak pengamat politik dinilai penting, karena kota ini dinilai sangat penting dalam sejarah RRC. Banyak sekali peristiwa politik penting yang diawali di kota ini. Partai Komunis Cina, misalnya, didirikan di Shanghai pada 1921. Pada 1966, Mao Zedong memulai Revolusi Kebudayaan dari kota ini -- gerakan yang kemudian dipimpin oleh janda Mao, Jiang Xing, yang mengakibatkan korban jutaan jiwa. Dengan kata lain, sebuah gerakan politik yang terjadi di Shanghai bisa dianggap semacam uji coba dari sesuatu yang mungkin akan menjadi besar dan bersejarah. Belum jelas bagaimana nasib mahasiswa yang ditangkap. Senin ini tampaknya pihak berwajib berhasil menjinakkan aksi mahasiswa. Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus