Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sosialisme di hungaria

Partai sosialis hungaria memenangkan pemilu, menggeser perolehan suara partai berkuasa, forum demokrasi hungaria. hungaria tak akan kembali ke sistem satu partai yang otoriter dan sistem ekonomi pasar bebas terus dilanjutkan

4 Juni 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUTARAN akhir pemilu Hungaria 29 Mei ini membuat sejarah berputar. Sampai akhir pekan lalu bisa dipastikan bahwa Partai Sosialis Hungaria, nama baru Partai Komunis Hungaria, kembali memegang tampuk pemerintahan. Dalam putaran pertama pemilu yang berlangsung tiga pekan lalu, Partai Sosialis menang dengan perolehan suara 31%. Sementara itu, partai pemerintah yang berkuasa, Forum Demokrasi Hungaria, cuma mendapat 11% suara. Kemenangan partai komunis ini tentu membuat Hungaria mengalami arus balik. Partai komunis pernah memerintah negeri di Eropa Timur itu selama 40 tahun. Ketika trend keterbukaan merebak, pemerintah komunis pun berguguran digantikan sistem demokrasi. Itu pula yang dialami Hungaria. Pada pemilu 1990, Partai Komunis Hungaria dikalahkan Forum Demokrasi Hungaria (FDH). Kemenangan FDH itu membawa perubahan di segala sektor, termasuk dalam sistem ekonomi. Hungaria, yang dulu menganut sistem ekonomi terpusat, dengan kontrol ketat oleh negara, berubah menjadi sistem kapitalis. Kontrol ekonomi pada pasar bebas. Namun, perubahan sistem ekonomi itu ternyata menjadi bumerang. Ekonomi Hungaria malah terpuruk. Hasil pertanian merosot, tinggal sepertiga dari produksinya pada 1989. Akibatnya, jumlah pengangguran meledak. Dari 80 ribu orang pada 1989 menjadi 700 ribu pada awal 1993. Secara umum GDP rakyat Hungaria turun 20% dibandingkan ketika rezim komunis berkuasa. Tentu jurang kaya miskin semakin menganga. Apa salahnya sistem liberal? Memang ada yang bisa dijadikan kambing hitam, yakni resesi yang melanda Eropa Timur. Hungaria, yang selama ini mengandalkan hubungan dagangnya dengan negara bekas Uni Soviet dan Eropa Timur, mau tak mau mesti terpukul. Apalagi para pengusahanya masih ngeper berbisnis ke Eropa Barat. FDH sendiri, selama berkuasa, hanya sibuk menyebarluaskan paham nasionalisme untuk mengikis ideologi komunis, kurang mengurus pembangunan. Selain itu, FDH juga dirundung konflik antarfaksi di dalamnya. Tak heran jika simpati rakyat pada FDH lantas berguguran. Pada kondisi seperti inilah Partai Sosialis Hungaria, yang tampil dengan slogan "Masa lalu ternyata lebih baik", berhasil merebut simpati pemilihnya. Memang, penampilan Partai Sosialis ini tak sama dengan Partai Komunis masa lalu. Pemimpin Partai Sosialis, Gyula Horn, misalnya, berjanji tak akan membawa Hungaria ke sistem politik satu partai yang otoriter seperti masa lalu. Sistem ekonomi pasar bebas pun tak akan diutak-atik. "Mustahil kami mengubah sistem politik dan ekonomi yang kini sudah jalan," kata Horn.Bambang Sujatmoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum