Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Soviet Lebih Dulu

Rusia sudah menerbangkan pesawat supersonik tupo-lev-144 untuk penerbangan dalam negeri. Model pesawat tu-144 ini mirip dengan concorde. Dan telah dipamerkan dalam pameran aerodynamics di paris.(ln)

31 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESUNGGUHNYA, pesawat kongsi Inggeris-Perancis Concorde bukan pesawat terbang supersonik pertama yang berhasil mengudara di dunia. Kurang dari sebulan sebelum penerbangan Concorde antara Paris-Rio de Janeiro yang bersejarah itu, Rusia sudah mendahului Inggeris & Perancis. Persis mulai hari Natal 25 Desember yang lalu, pesawat supersonik Rusia Tupolev-144 mulai menerbangi jarak 3300 Km antara Moskow dan Alma Ata, ibukota Soviet Kazakhstan yang letaknya 250 Km dari perbatasan Tiongkok. Jarak sejauh itu dapat ditempuhnya dalam 1 jam 55 menit, yang sangat cepat dibandingkan dengan pesawat Hyushin 62 -- yang sama dengan pesawat jet Boeing dan Douglas bikinan Amerika -- yang menempuh jarak itu dalam 4 jam. Berlepatan dengan penerbangan perdana itu, pesawat jenis SST (supersonic transportation) TU-144 itu diserahkan pada maskapai penerbangan nasional Rusia, Aeroflot. Tugasnya khusus untuk menghubungkan ibukota Uni Soviet dengan ibukota negara bagian soviet) bangsa Kazak itu. Seperti disiarkan kantor berita AP pertengahan Desember lalu, pada saat ceking terakhir kondisi pesawat, cuaca dan lapangan terbang Alma Ata, hadir pula penerbang Acrotlot V.P. Voronin, teknikus TU-144 yang juga orang pertama yang menerbangkan pesawat supersonik itu. Berakhir Fatal Memang, kalau dilihat dari potongannya menyolok sekali miripnya TU-144 dengan pesawat Concorde hasil joint-venture pemerintah Inggeris & Peancis. Kemiripan itu telah membuat orang bertanya-tanya ketika pesawat bikinan Rusia itu dipertontonkan dalam pameran aerodynzmics di Paris beberapa tahun berselang. Waktu itu pesawat TU-144 itu tidak hanya dipertontonkan secara statis, tapi juga diterbangkan di atas lapangan terbang d'Orly. Dan jatuh. Seorang petani Perancis dekat lapangan terbang, mati keserempet pesawat. Kecelakaan itu memang merupakan malapetaka bagi Rusia yang sudah membuang uang jutaan rubel untuk merebut gelar sebagai negara pertama yang berhasil menerbangkan pesawat penumpang yang kecepatannya melebihi kecepatan suara. Namun sekaligus merupakan berkat bagi Rusia, karena mereka dapat mengadakan perbaikan-perbaikan lagi sebelum menerbangkannya untuk umum, di bawah lambang Aeroflot. Kebetulan saat itu belum tercapai kesepakatan antara Inggeris & Perancis untuk pembuatan pesawat Concorde -- yang saat itu baru taraf rencana. Kendati demikian, pameran udara yang berakhir fatal itu tetap tidak menutupi kecurigaan orang Barat bahwa TU-144 buatan Rusia itu hanyalah jiplakan dari Concorde. Hasil spionase industri yang lihai didikan Kremlin. Tapi beruntunglah Inggeris & Perancis, dengan penerbangan pesawat TU-144 itu di dalam negeri Rusia saja -- yang wilayahnya terentang antara dua benua -- pamor dunia tetap hinggap pada Concorde. Sementara Rusia masih menunggu bagaimana penerimaan dunia terhadap pesawat penumpang supersonik, sebelum Aeroflot dapat menerbangkan TU-144-nya dalam lin-lin internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus