SECARA beramai-ramai, manusia kini bisa terbang dalam
kecepatan dua kali kecepatan suara. Peristiwa penting dalam
dunia penerbangan itu dicatat oleh dunia internasional tanggal
21 Januari yang lalu. Hari itu, dari Paris dan London, tolak
landas dua pesawat supersonik Concorde, masing-masing ke Rio de
Janeiro dan ke Bahrain. Pesawat yang dipersiapkan sejak 13 tahun
silam itu, kini secara tetap menerbangi dua rute tersebut. Tentu
hanya mereka yang punya urusan di dua tujuan itu saja yang bisa
menikmati pesawat terbang pengangkut tercepat di dunia ini.
Bersamaan dengan terbangnya alat angkut tercepat itu, dunia
untuk pertama kali juga terlibat dalam suatu debat terhangat
mengenai soal penerbangan. Di Washington sekarang ini sedang
terjadi adu argumentasi antara mereka yang setuju pesawat
supersonik itu diberi izin mendarat di Amerika dan mereka yang
menolak. Menteri Perhubungan Amcrika Serikat, William Coleman
Jr, awal Pebruari ini sudah harus memberikan putusan. Pekcrjaan
mengeluarkan sepucuk surat keputusan itu ternyata bukan soal
yang ringan. Mereka yang menolak menyebut Concorde sebagai
merusak lapisan udara yang melindungi bumi dari cahaya tajam
sinar matahari, di samping suara pesawat itu yang sungguh amat
mengganggu. "Mengizinkan 6 x pendaratan Concorde di Amerika per
hari, sama saja dengan secara sadar menambah 200 penderita
kanker kulit pertahunnya", kata mereka. Akan halnya kebisingan
yang dahsyat, pihak ini dengan jelas menyebut bahwa suara yang
disemburkan Concorde sama dengn 2 x suara Boeing 707 atau 4 x
DC 10.
"Kami Tidak Gila"
Pihak Inggeris yang diwakili Menteri Perhubungannya, Gerald
Kaufman, tidak pula tinggal diam. Setelah bersama Perancis
menanamkan 3 milyar dollar dalam usaha menciptakan pesawat
Concorde, Kaufman dan kongsinya tahu betul bahwa tanpa izin
menerbangi lintas Atlantik utara yang terkenal paling gemuk itu,
percuma saja semua uang dan usaha selama 13 tahun. "Lingkungan
hidup anda adalah lingkungan hidup kami juga, dan tentulah kami
tidak gila merusak tempat kita hidup bersama itu", begitu ia
berkata. Dan meskipun dari London dan Paris juga ada protes
kebisingan, Kaufman juga berbicara tentang tidak rusaknya London
dan Paris oleh suara bising itu.
Tapi senjata terampuh yang berada di tangan Inggeris -- Perancis
adalah pengakuan International Convention of Civil Aviation
terhadap Concorde itu. Sejak tahun 1943, Amerika Serikat
memberikan izin mendarat kepada semua pesawat yang mendapat
pengakuan kelayakan terbang dari badan yang berwenang itu.
Setelah mengalami 5000 jam penerbangan percobaan, Concorde pun.
dianggap aman untuk mengangkut penumpang. Maka sulitlah posisi
Amerika untuk menolak permohonan Inggeris - Perancis yang
mendesak agar diizinkan mendaratkan Concorde 4 kali sehari di
New York dan dua kali di Washington. Pesawat-pesawat buatan
Amerika Serikat -- Boeing "Jumbo" 747, DC-10 dan L-1011 Tri
Star -- juga mendapatkan izin mendarat di Inggeris dan Perancis
tanpa segala macam debat, setelah mendapat izin kelayakan
terbang dari Konvensi Penerbangan Sipil Internasional itu.
Terhadap keengganan Amerika Serikat memberi iin kepada Concorde
itu, Inggeris - Perancis mempunyai tafsiran lain, "Alasan
lingkungan hidup dan suara bising itu hanya asap pelindung
saja", kata seorang pembesar Air France. Menurut orang Perancis
ini, soalnya Amerika sebagai negara besar ada merasa iri
terhadap prestasi-Inggeris -- Perancis yang mendahului mereka
dalam menerbangkan Fesawat tercepat itu. Amerika Serikat
bukannya tidak pernah berusaha di bidang ini. Di tahun 1963
telah disetujui pembuatan pesawat yang sama dengan nama sandi
TST. Tapi dengan alasan keuangan dan lingkungan Konggres Amerika
menggagalkan rencana itu di tahun 1971, sementara Uni Soviet
jalan terus dengan program yang sama dengan hasil TU-144 yang
mirip Concorde. Karena itu disebut juga, secara mengejek,
Concordski (lihat box). Pihak Inggeris juga ada menuduh Amerika
hanya pura-pura menggunakan alasan lingkungan hidup dan suara
bising. "Maksud sebenarnya di balik atasan itu adalah usaha
menekan perluasan industri penerbangan bukan Amerika yang
dianggap menjadi ancaman terhadap hegemoni Amerika Serikat dalam
bidang ini", kata seorang pejabat Inggeris.
Bagi Inggeris dan Perancis yang sudah menanam modal begitu
banyak dalam proyek Concorde, soal izin Amerika ini memang soal
hidup dan mati. Soalnya bukan melulu lantaran lin gemuk itu,
tapi dengan izin pendaratan tersebut, diharapkan sejumlah
perusahaan penerbangan dunia akan segera pula memesan Concorde.
Para ahli penerbangan berpendapat bahwa pesawat yang sanggup
menerbangi jarak Tokyo-San Fransisco dalam waktu 7 jam (pesawat
biasa memerlukan 11 jam 30 menit) baru akan mengembalikan modal
penyelidikan dan pembuatannya jika telah laku 130 buah pesawat.
Tapi bahkan kalau bulan Pebruari nanti izin mendarat di Amerika
diberikan, pesawat yang berharga 60 juta dollar itu masih belum
tentu akan cepat laris. Soalnya ada berbagai macam: selain harga
yang keliwat mahal untuk pesawat yang hanya mengangkut 140
penumpang (Jumbo 747 bisa membawa 350 orang), bahan bakar yang
diperlukan oleh Concorde juga tidak sedikit: 3 kali pesawat jet
biasa. Ditambah dengan ongkos pemeliharaannya yang tentu juga
istimewa, maka harga karcis terpaksa juga mahal. Kalau anda
bersedia membayar tambahan 20% di atas harga klas utama
penerbangan dengan jet biasa, bolehlah anda menjadi manusia yang
sanggup terbang dengan kecepatan dua kali kecepatan suara. Dan
orang penting pertama yang akan menggunakan pesawat hebat itu
adalah Presiden Perancis d'stang pada kunjungannya ke
Washington bulan Mei yang akan datang. Itu dijanjikannya,
sebelum AS mengizinkan pesawat begituan boleh mendarat. Mungkin
supaya Washington rikuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini