Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang diterbitkan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) mengungkapkan bahwa gletser atau salju Puncak Jaya Papua, Indonesia, akan mencair dan menghilang dalam sepuluh tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Gletser di dekat Puncak Jaya, Papua, Indonesia, gletser tropis terakhir di Western Pacific Warm Pool, baru-baru ini mengalami laju kehilangan lapisan es yang cepat dan peningkatan laju penipisan 5,4 kali lipat," menurut laporan lembaga studi AS, seperti dikutip Sputnik, 14 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studi ini berjudul "Disappearance of the last tropical glaciers in the Western Pacific Warm Pool (Papua, Indonesia) appears imminent" ditebitkan di situs PNAS pada 9 Desember 2019.
Lonnie Thompson, salah satu penulis studi ini mengatakan bagian terendah selimut salju Papua akan menjadi yang pertama menghilang. "Lapisan salju itu ibarat 'burung kenari di tambang batu bara,'" katanya.
Donaldi Permana, peneliti BMKG yang menyusun penelitian ini, mencatat bagaimana mencairnya gletser tropis merupakan cerminan langsung kenaikan suhu akibat pemanasan global.
"Gletser tropis sebagian besar lebih kecil, sehingga waktu respons mereka terhadap variasi perubahan iklim lebih cepat dibandingkan gletser dan lapisan es yang lebih besar," papar Permana. Faktanya, gletser di Papua diyakini telah berkurang sekitar 85% selama beberapa puluh tahun terakhir.
"Situasi telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan karena pembentukan es tidak lagi terjadi - hanya resesi gletser ... Gletser berada dalam bahaya menghilang dalam satu dekade atau kurang," tambah Permana.
Menurut para peneliti dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), pencairan gletser atau salju Puncak Jaya Papua telah dipercepat oleh fenomena El Nino.