Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Tantangan yeltsin

Ratusan ribu warga rusia demonstrasi. mereka menuntut presiden mikhail gorbachev turun dan mengeluk-elukkan boris yeltsin, 60. krisis bahan pangan dan bahan bakar. harga-harga naik.

6 April 1991 | 00.00 WIB

Tantangan yeltsin
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
KREMLIN bagaikan sebuah kapal di tengah lautan manusia. Kantor Pemerintah dan Partai Komunis Soviet dikelilingi ratusan ribu orang yang mengibar-ngibarkan bendera Rusia, Kamis pekan lalu. Terlihat juga sebuah poster yang menggambarkan Gorbachev jatuh tersungkur didepak oleh enam orang -- tak sulit ditebak, jumlah enam itu menyimbulkan banyaknya republik yang menolak referendum 17 Februari, untuk mencari tahu suara rakyat tentang bentuk Uni Soviet baru. Demikian pemandangan di Kota Moskow, seperti yang dipantau oleh pembantu TEMPO Bambang Purwantara di Kopenhagen. Itulah demonstrasi yang minta Presiden Gorbachev turun dan mengelu-elukan tokoh lain, Boris Yeltsin. Kecuali demonstran, tentu saja terlihat, menurut taksiran, sekitar 50 ribu anggota Tentara Merah dan -- logisnya -- sejumlah anggota badan intelijen Soviet. Toh kehadiran aparat keamanan dengan seragam pasukan antihuru-hara itu tak bikin keder mereka yang unjuk rasa. "Saya tak peduli, tugas saya sebagai warga negara adalah mengajukan protes," kata seorang ibu. "Kami juga tak mau lagi diperintah oleh teror." Tokoh yang dipuja, Presiden Republik Federasi Rusia, Yeltsin, tak kalah semangat dibanding pendukungnya. Di dalam gedung parlemen di Kremlin itu ia berpidato berapi-api. Parlemen yang membuka sidang khusus untuk membahas reformasi ekonomi, khususnya pasar bebas, dan juga tentang hasil referendum -- khususnya referendum di Rusia yang mengusulkan pemilihan presiden secara langsung. Meski dalam undang-undang dasar Soviet disebut bahwa pemerintahan tiap republik di Soviet berdaulat, pemimpin pemerintahan tertinggi ditentukan oleh Moskow. Bila usul dari Rusia itu (konon ini gagasan Yeltsin) diterima, maka kekuasaan presiden Rusia akan benar-benar menyaingi Presiden Uni Soviet, karena Republik Federasi Rusia dihuni oleh 75% dari 286 juta warga Soviet. Tapi hadirnya dua kapten dalam satu kapal Uni Soviet tampaknya masih belum waktunya. Kelompok komunis "konservatif" berhasil memblokir dan menolak usul Rusia. Bahkan mereka menuduh Yeltsin berusaha menciptakan anarkisme. Padahal, hampir bisa dipastikan, kalau usul pemilihan presiden Rusia secara langsung diterima, Yeltsinlah yang akan naik. Perkembangan berikut, seperti sudah disebutkan, persaingan sengit Gorby dan Yeltsin untuk merebut kedudukan puncak. Di kertas, Yeltsin, tokoh yang sangat populis, sangat mungkin mengalahkan Gorbachev, yang kini oleh banyak orang Soviet dituding bertanggung jawab pada kelangkaan bahan makanan dan bahan bakar. Gorbachev, kata mereka, makin menjauhkan diri dari reformasi dan demokratisasi. Ia kini lebih dekat pada trilogi kekuatan tradisional politik Uni Soviet: partai, KGB, dan angkatan bersenjata. Bila masih ada sedikit wibawa pemenang Nobel Perdamaian tahun lalu ini, dalam demonstrasi besar itu tak terjadi bentrokan berdarah. Gorbachev menepati janji untuk tidak menggunakan kekerasan walaupun alat pemukul sudah disiapkan. Salah satu alasannya, aksi turun ke Kremlin itu berjalan tertib walaupun teriakan-teriakan agar Gorbachev mengundurkan diri berkumandang dengan keras. Menurut para pengamat Soviet, Gorbachev kini kehilangan tiang penyangga utamanya. Yakni kaum cendekiawan. Dulu, lima tahun yang lalu, bila glasnost dan perestroika lancar ia gelindingkan, tak lain karena dukungan kaum cendekiawan. Kini, sikap golongan terpelajar Soviet berbalik, menjauh darinya. Mereka kini berkumpul di sekitar Boris Yeltsin. Satu misal, kelompok yang dipimpin oleh Yegor Yakovlev, pemimpin redaksi mingguan Berita Moskow yang berhaluan liberal. Beberapa hari lalu kelompok itu berkumpul di rumah Yakovlev untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-60. Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang populer dengan sebutan "anak-anak" dari masa Kongres Partai ke-20. Yakni para pendukung Khrushchev, ketika pemimpin Soviet itu menyerang kebijaksanaan-kebijaksanaan Stalin. Setelah Khrushchev jatuh, mereka tetap menunggu munculnya orang kuat baru di Uni Soviet, yang mereka anggap bisa membawa Uni Soviet di jalan demokrasi. Maka, begitu reformasi Gorbachev muncul, mereka pun berada di belakang pemimpin Soviet bergaya Barat ini. Tapi di pertemuan ulang tahun itu mereka memutuskan meninggalkan Gorby, dan beralih mendukung Yeltsin. "Gorbachev telah meninggalkan sosialisme demokratiknya," kata mereka. Untuk sementara, Mikhail Gorbachev masih berada di puncak. Tapi sampai kapan? Boris Yeltsin. 60 tahun, pemimpin seusia Gorbachev, untuk sampai di puncak tampaknya tinggal menunggu dukungan dari pihak militer. Sejak muncul kembalinya bekas bos Partai Komunis Moskow yang dipecat itu sebagai presiden Rusia, namanya makin populer. Tindakannya makin berani. Sampai Mei 1990 itu, Republik Federasi Rusia dikecualikan dari republik yang lain. Yakni, tak diberi hak mempunyai lembaga-lembaga pemerintahan dan legislatif yang independen dari Moskow. Semuanya langsung dikontrol oleh Kremlin. Maklum, Moskow, selain ibu kota Rusia juga ibu kota Uni Soviet. Dipimpin Yeltsin, akhirnya Rusia pun memiliki lembaga-lembaga pemerintahan independen. Waktu itulah ia menyatakan, apakah tak sebaiknya ibu kota Uni Soviet pindah dari Moskow. Bila pekan ini kenaikan harga yang direncanakan dilaksanakan, dan itu menimbulkan kekacauan, siapa tahu ide Yeltsin itu dijadikan isu turun ke jalan. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus