SUATU sore di penghujung bulan yang lalu, Arun Jaitley,
mahasiswa hukum yang berumur 24 tahun diambil dari selnya. Ia
diperintahkan untuk berkemas-kemas dan "segera pergi". Ini
terjadi 19 bulan setelah ia ditahan di bawah peraturan keadaan
bahaya India, beberapa pekan sebelum India kehilangan seorang
Presiden.
"Tentu saja saya senang dengan pembebasan ini", katanya kepada
para wartawan, "pertama-tama saya pulang ke rumah untuk bertemu
dengan orang tua. Tapi keesokan harinya saya terpikir akan
tugas-tugas yang harus diselesaikan demi negara kita. Dan saya
terjun kembali ke dalam politik", sambungnya lagi.
Arun Jaitley sekarang bekerja secara penuh dalam kampanye untuk
menjatuhkan pemerintah Perdana Menteri Indira Gandhi, dalam
pemilihan umum untuk mengangkat anggota-anggota parlemen bulan
depan. Ia merupakan salah satu dari ribuan tahanan politik yang
baru-baru ini dibebaskan oleh pemerintah.
Partai-partai politik mengatakan bahwa sampai saat ini
pemerintah masih menahan beberapa ribu tahanan politik, di
antara mereka terdapat para pemimpin oposisi yang berpotensi
sebagai lawan kuat nyonya Gandhi dalam pemilihan umum mendatang.
Kebijaksanaan pemerintah Indira Gandhi untuk membebaskan
sebagian besar tahanan tersebut ada juga menimbulkan perasaan
lega di kalangan umum.
Bakar Boneka
Beberapa dari para eks-tapol tersebut merupakan tokoh-tokoh
nasional - tiga lusin di antaranya adalah anggota parlemen atau
pun tokoh-tokoh partai oposisi. Tetapi sebagian besar dari
mereka yang dibebaskan itu adalah tokoh-tokoh lokal, seperti
halnya Arun Jaitley yang ketika ditahan menduduki jabatan Ketua
Dewan Mahasiswa Universitas Delhi. Ia ditangkap hanya sehari
setelah undaug-undang keadaan bahaya dikeluarkan, dan pada waktu
memimpin suatu pawai untuk membakar boneka Indira Gandhi.
Orang-orang lain yang baru saja dilepas menceritakan kegiatan di
bawah tanah mereka sebelum pasukan keamanan berhasil menangkap
mereka. Arif Mohammad Khan, mahasiswa Universitas Islam
Aligarh sebelah tenggara New Delhi, lari bersembunyi ketika
pemerintah mengumumkan keadaan bahaya.
"Saya bersembunyi dan mengembara dari pegunungan Kashmir ke
Madhya Pradesh", kata Khan sambil menangis karena emosi. Ia
mengaku telah turut ambil bagian secara giat dalam gerakan
oposisi antara lain dengan "mencegah dan mengedarkan selebaran
dan membujuk rakyat untuk turut dalam kegiatan pasif melawan
pemerintah "orde baru" India".
Setelah selama 6 bulan jadi buronan Arif Khan tertangkap.
Bersama dengan Arun Jaitley, Khan mengatakan bahwa selama dalam
tahanan mereka diperlakukan dengan baik dan dipisahkan dari para
penjahat kriminil.
Dalam Beberapa Jam
Bekas Pembantu Perdana Menteri Morarji Desai dibebaskan pada
tanggal 18 Januari, tepat pada hari Ny. Gandhi mengumumkan bahwa
pemilihan umum akan dilangsungkan tak lama lagi. Desai
mengatakan bahwa selama 19 bulan dipenjarakan ia terus bisa
mengikuti perkembangan negara dari bacaan-bacaan yang
didapatnya. Karenanya, sambung Desai "dalam beberapa jam saja
saya akan dapat mengorganisir gerakan oposisi".
Para pemimpin mahasiswa juga mengakui bahwa mereka tidak pernah
disiksa. Tapi beberapa orang lain mengatakan bahwa mereka telah
mengalami siksaan. "Punggung saya dipukuli dan diikat, serta tak
diberi makan-minum selama dua hari", kata seorang aktivis
politik dari Kalkutta yang namanya tak mau disebut. "Beberapa
orang lagi malahan mendapat perlakuan lebih buruk", sambungnya
lagi. Beberapa kawannya, katanya, telah menderita patah tulang
dan copot gigi.
Karena ada tradisi perjuangan melawan penjajah Inggeris pada
masa lalu, kebanyakan pemimpin India termasuk Indira Gandhi,
mempunyai pengalaman di penjara. Karena itulah maka India
mempunyai beberapa peraturan dalam perlakuan terhadap
tahanan-tahanan politik. Ini menyangkut kaliber si tahanan dan
berhubungan dengan makanan, akomodasi, dan bahan-bahan yang
boleh dibaca. Karenanya, Piloo Mody, anggota parlemen yang juga
dikurung di penjara, berat badannya bertambah.
"Aku tak usah getir karena hal itu", katanya sambil
mengusap-usap perutnya yang buncit".
Gerak Badan
"Kebanyakan dari kami berada dalam kondisi puncak", kata seorang
bekas tapol yang berasal dari sebuah kota kecil dekat New Delhi.
"Tapi siapa tahu di hari-hari mendatang orang-orang politik ini
akan dimasukkan ke dalam kelas lebih rendah sebagai hukuman",
tambah bekas tapol itu.
Hukuman-hukuman yang mereka alami meliputi antara lain dilarang
keluar kamar untuk bergerak badan atau tidak boleh ditemani.
Pemerintah India baru-baru ini menyatakan bahwa hampir semua
tahanan politik tersebut telah dibebaskan. Perdana Menteri
Indira Gandhi mengatakan bahwa hanya orang-orang yang jadi
anggota organisasi terlaranglah yang masih ada dalam penjara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini