Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tapol keluar -- dan buncit

Ribuan tahanan politik dibebaskan oleh pemerintah india. pemilu akan segera dilaksanakan. diantara tapol itu terdapat para pemimpin partai oposisi. perlakuan terhadap tapol rata-rata baik.

19 Februari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUATU sore di penghujung bulan yang lalu, Arun Jaitley, mahasiswa hukum yang berumur 24 tahun diambil dari selnya. Ia diperintahkan untuk berkemas-kemas dan "segera pergi". Ini terjadi 19 bulan setelah ia ditahan di bawah peraturan keadaan bahaya India, beberapa pekan sebelum India kehilangan seorang Presiden. "Tentu saja saya senang dengan pembebasan ini", katanya kepada para wartawan, "pertama-tama saya pulang ke rumah untuk bertemu dengan orang tua. Tapi keesokan harinya saya terpikir akan tugas-tugas yang harus diselesaikan demi negara kita. Dan saya terjun kembali ke dalam politik", sambungnya lagi. Arun Jaitley sekarang bekerja secara penuh dalam kampanye untuk menjatuhkan pemerintah Perdana Menteri Indira Gandhi, dalam pemilihan umum untuk mengangkat anggota-anggota parlemen bulan depan. Ia merupakan salah satu dari ribuan tahanan politik yang baru-baru ini dibebaskan oleh pemerintah. Partai-partai politik mengatakan bahwa sampai saat ini pemerintah masih menahan beberapa ribu tahanan politik, di antara mereka terdapat para pemimpin oposisi yang berpotensi sebagai lawan kuat nyonya Gandhi dalam pemilihan umum mendatang. Kebijaksanaan pemerintah Indira Gandhi untuk membebaskan sebagian besar tahanan tersebut ada juga menimbulkan perasaan lega di kalangan umum. Bakar Boneka Beberapa dari para eks-tapol tersebut merupakan tokoh-tokoh nasional - tiga lusin di antaranya adalah anggota parlemen atau pun tokoh-tokoh partai oposisi. Tetapi sebagian besar dari mereka yang dibebaskan itu adalah tokoh-tokoh lokal, seperti halnya Arun Jaitley yang ketika ditahan menduduki jabatan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Delhi. Ia ditangkap hanya sehari setelah undaug-undang keadaan bahaya dikeluarkan, dan pada waktu memimpin suatu pawai untuk membakar boneka Indira Gandhi. Orang-orang lain yang baru saja dilepas menceritakan kegiatan di bawah tanah mereka sebelum pasukan keamanan berhasil menangkap mereka. Arif Mohammad Khan, mahasiswa Universitas Islam Aligarh sebelah tenggara New Delhi, lari bersembunyi ketika pemerintah mengumumkan keadaan bahaya. "Saya bersembunyi dan mengembara dari pegunungan Kashmir ke Madhya Pradesh", kata Khan sambil menangis karena emosi. Ia mengaku telah turut ambil bagian secara giat dalam gerakan oposisi antara lain dengan "mencegah dan mengedarkan selebaran dan membujuk rakyat untuk turut dalam kegiatan pasif melawan pemerintah "orde baru" India". Setelah selama 6 bulan jadi buronan Arif Khan tertangkap. Bersama dengan Arun Jaitley, Khan mengatakan bahwa selama dalam tahanan mereka diperlakukan dengan baik dan dipisahkan dari para penjahat kriminil. Dalam Beberapa Jam Bekas Pembantu Perdana Menteri Morarji Desai dibebaskan pada tanggal 18 Januari, tepat pada hari Ny. Gandhi mengumumkan bahwa pemilihan umum akan dilangsungkan tak lama lagi. Desai mengatakan bahwa selama 19 bulan dipenjarakan ia terus bisa mengikuti perkembangan negara dari bacaan-bacaan yang didapatnya. Karenanya, sambung Desai "dalam beberapa jam saja saya akan dapat mengorganisir gerakan oposisi". Para pemimpin mahasiswa juga mengakui bahwa mereka tidak pernah disiksa. Tapi beberapa orang lain mengatakan bahwa mereka telah mengalami siksaan. "Punggung saya dipukuli dan diikat, serta tak diberi makan-minum selama dua hari", kata seorang aktivis politik dari Kalkutta yang namanya tak mau disebut. "Beberapa orang lagi malahan mendapat perlakuan lebih buruk", sambungnya lagi. Beberapa kawannya, katanya, telah menderita patah tulang dan copot gigi. Karena ada tradisi perjuangan melawan penjajah Inggeris pada masa lalu, kebanyakan pemimpin India termasuk Indira Gandhi, mempunyai pengalaman di penjara. Karena itulah maka India mempunyai beberapa peraturan dalam perlakuan terhadap tahanan-tahanan politik. Ini menyangkut kaliber si tahanan dan berhubungan dengan makanan, akomodasi, dan bahan-bahan yang boleh dibaca. Karenanya, Piloo Mody, anggota parlemen yang juga dikurung di penjara, berat badannya bertambah. "Aku tak usah getir karena hal itu", katanya sambil mengusap-usap perutnya yang buncit". Gerak Badan "Kebanyakan dari kami berada dalam kondisi puncak", kata seorang bekas tapol yang berasal dari sebuah kota kecil dekat New Delhi. "Tapi siapa tahu di hari-hari mendatang orang-orang politik ini akan dimasukkan ke dalam kelas lebih rendah sebagai hukuman", tambah bekas tapol itu. Hukuman-hukuman yang mereka alami meliputi antara lain dilarang keluar kamar untuk bergerak badan atau tidak boleh ditemani. Pemerintah India baru-baru ini menyatakan bahwa hampir semua tahanan politik tersebut telah dibebaskan. Perdana Menteri Indira Gandhi mengatakan bahwa hanya orang-orang yang jadi anggota organisasi terlaranglah yang masih ada dalam penjara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus