PEMBERSIHAN terhadap korupsi dan penyalah-gunaan wewenang
pemerintah Tun Mustafa di Sabah, Malaysia Timur, belum juga
selesai. Sesuai dengan janji pemilunya, partai baru. Berjaya
yang kini berkuasa mulai meng gkapkan korupsi di lingkungan
Yayasan Sabah Yayasan yang dicap sebagai "negara dalam negara"
oleh Berjaya itu, didirikan oleh bekas Menteri Besar Sabah, Tun
Mustafa, hampir 12 tahun yang lalu. Maksudnya mula-mula sebagai
aparat semi-pemerintah, di bidang pendidikan. Ketuanya Tun
Mustafa sendiri. Tapi lalu ia bergerak pula di bidang kehutanan,
perkapalan. Tak ketinggalan: bisnis tanah dan bangunan.
Menurut The Straits Times, 11 Pebruari lalu, Menteri Besar Sabah
yang baru, Datuk Harris Saleh, telah minta Jaksa Agung Malaysia
dan Biro Penyelidikan Nasional mengambil tindakan terhadap bekas
direktur Yayasan Sabah, Datuk Syed Kechik.
Syed Kechik adalah seorang pengacara dari Malaysia Barat.
Umurnya 50 tahun. Tempo hari ia juga dikenal sebagai "penasehat
pribadi" Tun Mustafa. Ia lalu jadi direktur yayasan itu, sampai
dipecat oleh Wijaya tahun lalu. Ia dituduh terlalu banyak "main
sendiri" dalam menjalankan yayasan itu -- melangkahi seluruh
anggota dewan pengawas seizin Tun Mustafa, majikan dan
pelindungnya waktu itu, dia membentuk satu badan yang terpisah
dan yayasan untuk mengelola konsesi hutan seluas 3000 mil
persegi yang dihibahkan pada yayasan Sabah. Badan yang dinamai
Amanah Tun Mustafa itu, dipimpin langsung oleh Tun Mustafa dan
Syed Kechik di luar pengawasan dewan komisaris yayasan.
Mencurigakan
Malah sesudah Oktober 1972, dewan pengawas sama sekali tidak
diminta persetujuannya. Misalnya dalam rencana membangun markas
besar Yayasan Sabah. Pembangunan markas besar yayasan itu
mencurigakan. Menurut rencana semula, tingginya hanya 21
tingkat. Kemudian dikatrol jadi 30 tingkat. Dan jadilah gedung
itu pencakar langit tertinggi di Malaysia Timur - dengan harga
yang naik dari $ 30 juta menjadi $ 35 juta. Nilai ekonomis,
menurut Datuk Harris, sama sekali tidak ada, kecuali menaikkan
harga tanah di sekitarnya. Dan tanah ini dikuasai oleh Zara
Sendirian Berhad, perusahaan bangunan milik pribadi Syed Kechik.
Amanah Tun Mustafa sendiri, ketika didirikan tahun 1970 -
bertepatan dengan ulang-tahun ke-52 Tun Mustafa semula
dimaksudkan untuk memungkinkan partisipasi rakyat Sabah dalam
konsesi hutan Yayasan Sabah.
Tapi konsesi hutan Yayasan Sabah juga dikabarkan jadi korban
manipulasi Syed Kechik. Jatah baru dapat diperoleh secara
berangsur-angsur, setelah izin perusahaan-perusahaan asing
berakhir. Ternyata areal pertama yang didapat, seluas 473 KmÿFD,
tidak seluruhnya diserahkan pada Yayasan. Sebab 103 KmÿFD
dimanfaatkan sendiri oleh Syed Kechik melalui perusahaan
Syarikat Banita Sdn. Bhd. Di situ Kechik memiliki saham
terbanyak.
Putera Jaksa Agu~ng
Berbagai tuduhan itu, menurut partai multi-rasial Berjaya
yang memerintah negara bagian Sabah sekarang, sudah cukup
menjadi alasan bagi pemerintah federal untuk menindak Syed
Kechik.
Tapi Syed Kechik, yang juga Senator dari UMNO di Kuala Lumpur,
tidak tinggal berdiam diri. Dia menolak hasil penyelidikan
kantor akuntan Robert Lim, Kwong & Co. Ia menuntut supaya
pemeriksaan diulangi oleh penyelidik "yang tidak berpihak". Team
yang ditunjuk partai Berjaya menurut bekas orang kedua Sabah
itu, "sama sekali miring sebelah". Di samping itu, Syed Kechik
juga menuduh bahwa salah sekarang anggota kantor akuntan itu
adalah putera Jaksa Agung".
Bagi dia, pemerintah federal di Kuala Lumpur harus menunjuk team
pemeriksa yang lain, yang juga membandingkan apa yang dilakukan
oleh Yayasan Sabah selama dipimpinnya dengan badan-badan
bentukan pemerintah Sabah yang lain. "Dengan cara demikian
keobyektifan boleh dijamin", kata Syed Kechik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini