Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mykola Zabavchuk, 25 tahun, tentara Ukraina, berencana menikahi kekasihnya ketika dia pulang ke rumah usai bertempur melawan Rusia. Namun rencana itu rupanya tak akan pernah terwujud.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zabavchuk bersama dua tentara Ukraina lainnya gugur saat sedang bertempur. Jenazah mereka sudah dimakamkan di Lviv, Kota di wilayah barat Ukraian, Selasa, 26 Juli 2022.
“Dia adalah kekasih yang baik dan tulus. Dia sangat menyayangi dan perhatian pada saya. Dia sangat setia pada saya dan teman-temannya,” kata tunangan Zabavchuk, Oleksandra, dalam acara pemakaman Zabavchuk.
Oleksandra menceritakan sebelum Zabavchuk pergi bertempur, dia telah melamarnya. Seharusnya, pernikahan diselenggarakna setelah rotasi personel militer. Namun takdir berkata lain.
Di acara pemakaman Zabavchuk, seorang tentara Ukraina memegang foto Zabavchuk yang sedang tersenyum bersama seokor anjing yang dipeluk ditangan kanannya.
“Kami punya seekor anjing yang dinamai Arei, yang ada di foto itu. Saya akan merawat anjing itu karena dia (Zabavchuk) sangat menginginkannya. Dia bahkan sudah memperlakukan anjing jantan ini seperti anaknya,” kata Oleksandra.
Dalam upacara pemakaman Zabavchuk, seorang tentara Ukraina tampil di depan dalam posisi membawa salib, tentara lainnya membawa bendera Ukraina biru dan kuning. Keluarga Zabavchuk, dan keluarga tentara lainnya yang gugur serta rekan-rekannya yang berduka, berada di belakang peti mati Zabavchuk dan peti mati dua tentara lainnya yang juga gugur.
Zabavchuk sempat menyimpan rencana untuk menapaki karir sebagai teknisi bidang IT setelah lulus dari Lviv Polytechnic National University. Di militer Ukraina, dia diketahui bergabung dengan brigade pertahanan territorial.
“Dia (Zabavchuk) secara sukarela bergabung untuk sebuah operasi militer, istilah yang diklaim Rusia, namun ini sebenarnya adalah perang melawan Ukraina sebagai sebuah negara,” kata ayah Zabavchuk.
Ayah Zabavchuk menceritakan, putranya akrab disapa Bilyi (putih). Orang-orang menilai Zabavchuk sosok yang jujur, terus terang dan sopan.
Kremlin menyebut yang dilakukannya adalah sebuah operasi militer untuk demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina. Kyiv dan negara-negara Barat menyebut hal itu sebagai perang, yang tidak beralasan.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.