Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah TK di Kota Belgorod, Rusia, dekat perbatasan Ukraina, akan diliburkan sementara atau diganti dengan kelas online karena serangan tentara Ukraina telah menghancurkan sebuah fasilitas taman bermain anak pada Senin, 02 September 2024. Ukraina berkeras menyebut serangan militer mereka menargetkan target militer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini pagi yang menyedihkan bagi warga di wilayah Belgorod. Sebuah TK nyaris benar-benar remuk,” kata Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah serangan oleh tentara Ukraina terjadi, otoritas memutuskan sejumlah sekolah di Belgorod diganti menjadi kelas online. Belgorod adalah Kota terbesar di distrik Kharkovskaya Gora. Sedangkan sekolah TK akan diliburkan sementara.
Sejumlah unit pertahanan udara Rusia telah menghancurkan satu drone Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi perihal ini lewat Telegram. Sedangkan Reuters belum bisa memverifikasi laporan perihal ini.
Tentara Ukraina sudah lama mengincar Kota Belgorod dan distrik-distrik sekitarnya dengan cara ditembaki serta jenis serangan lainnya. Kyev berkeras serangan mereka menargetkan infrastruktur yang menjadi kunci Moskow melancarkan serangan ke Ukraina.
Sebelumnya pada Minggu, 1 September 2024, Gladkov mengatakan tembakan tentara Ukraina telah membunuh satu orang dan melukai puluhan orang di Belgorod.
Perang Ukraina sudah berlangsung selama 30 bulan dan kedua belah pihak menyangkal telah menargetkan warga sipil. Ukraina adalah negara kecil yang berbatasan dengan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menyadari perang Ukraina hanya bisa diakhiri dalam kondisi salah satu pihak terkabul tuntutannya. Putin secara spesifik menekankan Kyev harus mau menarik tentaranya dari Donbass, Zaporozhye dan Kherson. Ketiga wilayah itu sekarang berada di bawah kekuasaan Rusia setelah diputuskan lewat referendum secara terbuka.
Sebelumnya Putin menyorongkan proposal gencatan senjata dengan syarat Ukraina mau menyetujui sejumlah syarat. Diantaranya penarikan pasukan Ukraina sepenuhnya dari wilayah Rusia serta secara hukum mau menjamin kalau Kyev tidak akan menjadi anggota NATO.
Kyev yang mendapat dukungan dari negara-negara Barat, menolak proposal rencana perdamaian yang disorongkan Putin tersebut walaupun Putin telah menyatakan tawaran itu patut dipertimbangkan dan tawaran masih berlaku. Putin pun mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar mau mengambil waktu dan mempertimbangkannya.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Sandera Ditemukan Tewas, Anggota Senat Amerika Serikat Serukan Hamas Israel Gencatan Senjata
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini