Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tiada maaf dari wartawan

Para wartawan dari berbagai media massa di AS protes, atas tidak diizinkannya meliput operasi militer as di grenada. alasan pemerintah untuk menjamin keselamatan para wartawan.(ln)

19 November 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBERAPA jam setelah Presiden Ronald Reagan mengumumkan penyerbuan AS ke Grenada 2 Oktober lalu, lebih dari 400 wartawan mendarat di Barbados, 257 km dari St. George. Jumlah itu hampir sama dengan kekuatan pasukan enam negara Karibia yang mendukung invasi tersebut. Tapi publikasi hari-hari awal "Perang Grenada" sama sekali tidak bermutu. Potret pertama yang disiarkan media massa AS bukanlah adegan pendaratan marinir yang mengesankan. Melainkan foto mahasiswa Universitas St. George yang mencium tanah, sesaat setelah mendarat di Carolina Selatan, AS. "Bagaikan foto kunjungan Paus Johanes Il," sindir majalah Inggris The Economist. Selama dua hari pertama operasi Grenada, wartawan memang tak diizinkan mendekat. Mereka tertahan di Barbados. Steve Shepard dan Tim Ross dari jaringan TV ABC terpaksa menyewa kapal ikan Rp 5 juta untuk mencoba menghampiri pantai Grenada. Usaha serupa ditempuh koresponden ABC lainnya, Josh Mankiewic. Toh mereka gagal. Shepard dan Ross, setelah 30 jam berlayar dan mendekati Carriacou, puau kecil di Utara Grenada, kepergok kapal Angkatan Laut AS, dan dihalau pulang. Mankiewic. dihadang oleh kapal perusak dan digertak dengan moncong mcrlam. "Pembreidelan" Grenada memang menghadapkan pemerintahan Reagan pada sumpah-serapah pers dalam negeri. "Sebuah kesalahan besar," tulis Time. "Membuka belang AS dalam masalah kemerdekaan pers," ujal Seymour Topping, redaktur pelaksana The New York Times. Dalam konperensi pers di Pentagon Menteri Pertahanan Caspar Weinbergel menyebut alasan pemerintah, antara lain. untuk menjamin keselamatan para wartawan. "Tapi wartawan Amerika tidak pernah membutuhkan jaminan itu," tulis Henry Grunwald dalam esainya di Time. "Sepanjang ingatan saya, wartawan selalu dilkutsertakan pada pendaratan pertama," kata Ben Bradlee, redaktur eksekutif The Washington Post. Dalam kenyataannya, wartawan Amerika sudah meliput pertempuran sejak Perang Meksiko, 1846. Di Asia Tenggara saja, tak kurang dari 50 wartawan AS terbunuh di medan perang. Tajuk rencana harian The New York Times malah bercerita kembali tentang adegan pemancangan bendera AS oleh para marinir di Gunung Suribachi Iwo Jima, yang diabadikan wartawan AP, Joe Rosenthal. "Pernahkah Weinberger menjamin keselamatan Rosenthal?" tulis Times. Untuk wartawan AS sendiri, banyak tempat lain lebih berbahaya ketimbang Grenada. Misalnya El Salvador dan Libanon. Karena itu mereka menilai tindakan pembatasan itu sebagai langkah politis. Dan protes segera dilancarkan ke Gedung Putih dan Pentagon. "Departemen Pertahanan telah gagal menghormati tradisi panjang peliputan operasi militer langsung di lapangan," bunyi kawat yang diterima Weinberger dari American Societi of Newspaper Editors. Sementara itu, Post menyebut pembatasan inl sebagai tindakan "tak termaafkan." Di Chicago, Tribune menamakannya "tindakan yang tidak menghargai kemerdekaan." Memang ada enam wartawan yang mendarat di Grenada dengan kanal ikan sebelum invasi, yaitu Bernard Diederich dan Claude Urraca (keduanya dari Time), Don Bohning (Herald, Miami), Edward Cody (Post, Washington), Morris Thompson (Newsday), dan Greg Chamberlain (Guardian, Inggris). Empat nama terakhir kemudian menerima tawaran tentara AS untuk pindah ke kapal Guam - dan terperangkap di sana. Hanya Diederich, dengan bantuan hasil pemotretan Urraca, berhasil menyusun laporan eksklusif untuk Time.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus