Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tiang Gantungan Dan Protes Di ...

Eks PM. Ali Bhutto & 4 terdakwa lain divonis hukuman gantung. Bhutto dituduh mencoba membunuh Ahmed Riza Kasuri, lawan politiknya. Demonstrasi meletus di Lahore menuntut agar Bhutto dibebaskan.(ln)

1 April 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIDANG terakhir Pengadilan Tinggi kota Lahore itu diadakan pada tanggal 19 lalu. Keputusan yang dijatuhkan cukup mengejutkan: hukum gantung bagi bekas Perdana Menteri Ali Bhutto beserta dengan 4 terdakwa lainnya. Proses peradilannya berlangsung selama dua bulan, dan ini hanya untuk memeriksa keterlibatan bekas orang kuat Pakistan yang dirontokkan pertengahan tahun silam itu dalam suatu usaha pembunuhan terhadap seorang lawan politiknya ketika ia masih berkuasa. Ali Bhutto, menurut pengadilan tersebut, terbukti bersalah karena mencoba membunuh Ahmed Kiza Kasuri pada bulan Oktober 1974. Kasuri adalah lawan politik Bhutto yang pating keras suaranya. Ia sendiri luput dari usaha pembunuhan yang diperintahkan Bhutto itu, tetapi ayahnya yang bernama Nawab Mohammcd Ahmed Khan terluka parah dan meninggal tak lama kemudian. Kedua orang itu diberondong dengan senapan mesin, ketika naik mobil pulang dari suatu resepsi perkawinan di Lahore. Para terdakwa lain agak terperanjat dengan keputusan itu. Tapi Bhutto kelihatannya tenang-tenang saja. Sejak dari awal pemeriksaan ia tak mau membuka mulut karena pengadilan tersebut diangapnya tak lebih dari suatu"sandiwara politik" untuk mendiskreditkan dia. Kelima terhukum diberi waktu selama satu minggu buat naik banding. Namun sebegitu jauh Bhutto belum memutuskan suatu apapun. Pembela Bhutto, bekas Jaksa Agung Yahya Bakhtiar mengatakan kepada para wartawan bahwa nampaknya para penguasa militer Pakistan akan memaksakan suatu pembunuhan yang didasarkan atas keputusan pengadilan. Ia telah membujuk Bhutto untuk naik banding ke Mahkamah Agung dan telah mempersiapkan segala sesuatunya apabila Bhutto bermaksud demikian. Pengadilan itu sendiri telah bersidang di belakang pintu tertutup. Wartawan dilarang masuk. Menurut kabar yang bocor, dalam pemeriksaan kentara sekali bahwa kelima hakim yang memeriksanya sangat memusuhi para terdakwa. Antara Bhutto--yang memperoleh pendidikan hukum di Oxford dan Universitas California - dengan Hakim Ketua Mustaq Hussain sering terjadi perdebatn seru diselingi dengan kata-kata kasar. Memang agak beralasan kalau Bhutto tak percaya ia akan diadili dengan jujur. Orang kuat baru Pakistan Jenderal Mohammed Zia ul Haq telah menunda pemilihan umum yang dijanjikannya sampai Bhutto selesai diadili. Bahkan jauh sebelum pengadilan berlangsung ia pernah mengatakan: "Melihat bukti yang bertimbun-timbun, rasanya mustahil kalau Bhutto bisa lolos dari hukuman." Bhutto disebutnya sebagai orang jahat yang licin dan "Machiavelli tahun 1977 ". Para peninjau umumnya berpendapat bahwa tindakan Zia itu mengandung tujuan agar Bhutto tak kembali lagi ke kalangan politik buat selamanya. Pemilihan umum yang dijanjikan itupun kelihatannya tak tentu ujung pangkalnya. Apalagi kalau harus menunggu sampai Bhutto selesai diadili,karena ia masih harus menghadapi banyak tuduhan bahwa ia telah melakukan kecurangan dalam pemilihan umum, penyelewengan kekuasaan dan penghamburan uang negara selama 5 tahun ia berkuasa. Seorang pejabat hukum baru-baru ini mengatakan bahwa untuk menangani perkara Bhutto saja, "badan-badan peradilan Pakistan akan sibuk selama beberapa tahun mendatang. " Benazir Dalam pada itu, sejalan dengan pengadilan atas diri Bhutto, paling tidak sekitar 500 pengikutnya telah ditahan. Nusrat Bhutto, isterinya, berada dalam tahanan rumah, karena dituduh melanggar peraturan keadaan bahaya dengan mengorganisir suatu demonstrasi protes. Demikian pula puterinya yang bernama Benazir. Menyusul keputusan atas diri Bhutto itu, pasukan-pasukan keamanan mengadakan penjagaan ketat. Terutama di Lahore, kota yang secara tradisionil selalu dihantui dengan kerusuhan-kerusuhan politik. Rakyat umumnya, terutama para pengikut Bhutto memasang telinga di muka pesawat transistor mereka dan mendengarkan keputusan tersebut. Dan pada tanggal 20, tak urung kekerasan meletus juga demonstrasi, terutama di Lahore. Suatu demonstrasi terbesar sejak Bhutto digulingkan muncul memprotes penjatuhan hukuman dan menuntut agar Bhutto dibebaskan. Polisi melemparkan granat gas air mata untuk membubarkan puluhan ribu demonstran yang telah membakar 4 buah bis, 3 mobil sedan dan sebuah mobil pemadam kebakaran. Berita-brita terakhir menyatakan bahwa kerusuhan-kerusuhan semacam telah menjalar ke kota-kota lain di seluruh Pakistan. Di beberapa kota di propinsi Punjab, Karachi dan Pesnawar terjadi pula demonstrasi. Demikian pula di Rawalpindi dan Mipur, sebuah kota di Kashmir. Koran-koran memberitakan tentang terjadinya mogok kuliah yang dilancarkan oleh mahasiswa berbagai universitas di propinsi Sind. Sementara itu reaksi-reaksi dari luar negeri sudah banyak yang mengalir masuk. Bhutto adalah seorang tokoh yang berkaliber internasional. Hanya beberapa hari setelah vonnis dijatuhkan Turki, Iran, Iraq dan Bangladesh menyatakan keterkejutan mereka dengan nasib yang menimpa Bhutto. Mereka memohon agar Presiden Pakistan Fazal Elahi Chudhry mempertimbungkan kembali keputusn tersebut. Permohonan terakhir datang dari Amnesty International (AI), organisasi yang paling getol memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Zia dan penguasa militer Pakistan rupanya telah meremehkan kenyataan bahwa Bhutto jadi pahlawan-di saat ia dianggap diperlakukan sewenang-wenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus