Aksi petani di narita

EMPAT hari sebelum upacara peresmiannya, lapangan terbang baru Tokyo, Narita, tiba-tiba telah diduduki oleh demonstran. Mereka yang sejak lama menentang pembangunan lapangan terbang raksasa ini (lihat Lingkungan) adalah petani dan mahasiswa kiri yang radikal. Pertempuran antara mereka dengan para polisi anti huru-hara sudah berlangsung sejak lama, dan korban yang berjatuhan sudah pula tersebar warta beritanya. Tapi penyerbuan terakhir--setelah sejak lama cuma gangguan kecil--nampaknya memang suatu kejutan terencana menjelang upacara peresmian tersebut. Setelah berhasil melewati penjagaan polisi, para demonstran langsung merusak menara kontrol, suatu tindakan yang hampir bisa dipastikan bakal memperlambat dipergunakannya lapangan terbang baru ini. Bom-bom buatan para demonstran terlihat membakar sebagian dari gedung terminal lapangan terbang baru itu. 14 ribu polisi yang dikerahkan ternyata tidak berdaya menghadapi sekitar 20 ribu demonstran yang dikabarkan mendapat dukungan dari Tentara Merah Jepang yang terkenal lewat aksi pembajakan pesawat terbang di luar negeri selama beberapa tahun terakhir ini. Issaku Tomura, pemimpin kaum tani yang melakukan aksi protes sejak 12 tahun terakhir ini, mengakui bahwa aksi kelompoknya pada hari Minggu yang lalu telah berhasil melumpuhkan lapangan terhang itu. "Kami akan menggunakan semua jalan untuk melumpuhkan lapangan terbang ini," begitu kata Tomura. Dan aksi-aksi mereka kabarnya masih akan berlangsung, bahkan setelah tanggal 2 April, yakni tanggal yang dijangkakan sebagai hari pertama penggunaan lapangan terbang besar itu untuk penerbangan internasional.