Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, New York - Peluang Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB atau Perserikatan Bangsa Bangsa semakin kuat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan itu dalam sebuah penjelasan kepada pers di East Lounge dan Qatar Lounge, Markas Besar PBB di New York pada Kamis, 21 September 2017 waktu setempat.
Retno berada di New Yoik untuk mengikuti Sidang Majelis Umum PBB yang ke-72. “Bismilah, Insya Allah, mudah-mudahan kita memenangkan pemilihan angota Dewan Keamanan yang pemilihannya akan dilaksanakan tahun depan,” katanya.
Indonesia membutuhkan setidaknya 129 dukungan dari 193 angota PBB untuk bisa terpilih memenjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan, periode 2019-2020. Indonesia akan bersaingan dengan Maladeva untuk menjadi wakil kawasan Asia Pasifik di DK PBB dalam pemilihan yang rencananya digelar pada Juni tahun depan.
Asia Pasifik saat ini diwakili oleh Malaysia dan Jepang untuk periode keanggotaan DK yang akan berakhir tahun depan. Bagi Indonesia, jika suskes terpilih, akan menjadi menjadi periode keanggotaan ke-4 setelah 1973-1974, 1994-1995 dan 2007-2008.
Retno menolak menyebut jumlah negara yang sudah sepakat mendukung Indonesia. Namun dia memastikan, sejak memulai kampanyenya tahun lalu lalu, dukungan Indonesia sudah cukup.
Di sela Sidang Umum PBB yang dimulai sejak 12 September lalu, pendekatan bilateral untuk mendapatkan dukungan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB terus dilakukan. Retno sendiri secara maraton, hingga hari ini, sudah bertemu dengan puluhan menteri luar negeri lain, di antaranya meminta dukungan bagi keanggotaan di DK. “Dari pagi jalan terus,” kata Retno.
PHILIPUS PARERA (MARKAS BESAR PBB, NEW YORK)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini