Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mengunjungi lokasi kebakaran Los Angeles yang mematikan, di California pada Jumat waktu setempat, 24 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kunjungannya, ia bertemu pejabat setempat dan menjanjikan bantuan federal serta mempercepat perizinan federal untuk pembangunan kembali wilayah tersebut, kontras dengan sikapnya beberapa hari lalu. Apa alasan Trump terkesan enggan membantu California sebelumnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kunjungannya itu, Presiden Trump yang didampingi oleh Ibu Negara Melania Trump melakukan tur helikopter ke daerah Palisades, tempat terjadinya kebakaran pertama di kota terbesar kedua AS itu sejak 7 Januari lalu yang telah menewaskan 28 orang. Ia juga bertemu dengan pejabat setempat, termasuk Wali Kota Karen Bass, serta berbicara dengan petugas pemadam kebakaran setempat.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, selain memberikan pernyataan tentang respons federal terhadap kerusakan di California, Trump pada Jumat malam menunjukkan sikap ramah terhadap Demokrat negara bagian, termasuk Gubernur Gavin Newsom, yang sebelumnya dikenal sebagai musuhnya.
Meskipun Newsom tidak diundang ke pertemuan atau bagian mana pun dari kunjungan presiden, ia tetap menyambut Trump di landasan pacu LAX pada Jumat sore waktu setempat. Keduanya sempat berpelukan dan berbicara singkat di bandara sebelum Trump melanjutkan kunjungan singkatnya di Los Angeles.
Perubahan nada terhadap California dan kepemimpinan Demokratnya, di tingkat negara bagian dan di kota Los Angeles, terlihat sepanjang kunjungan presiden. "Kami akan bersama Anda," kata Trump.
"Gubernur Anda menemui kami di pesawat, dan kami melakukan pembicaraan yang sangat, sangat positif. Kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini... Saya melihat banyak hal buruk di televisi, tetapi sejauh mana hal itu terjadi, sisi-sisinya, kami terbang di atasnya dengan helikopter. Dan itu adalah kehancuran."
Selain itu, Trump berjanji memberikan dukungan penuh dari pemerintah federal untuk California. "Pemerintah federal mendukung kalian sepenuhnya, 100 persen," kata Trump kepada masyarakat California di depan wartawan, sembari menambahkan, "Saya sudah menerima banyak telepon dari para pengembang, dan mereka ingin terlibat... Saya akan meminta pejabat lokal, karena kami akan membebaskan hampir semua izin federal. Kami akan mempercepat prosesnya, karena izin federal biasanya memakan waktu hingga 10 tahun. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi. Kami bahkan tidak akan menghabiskan waktu 10 hari."
Alasan Trump Sebelumnya Enggan Beri Bantuan
Keramahan dan janji Trump dalam kunjungannya di hari Jumat itu sangat kontras dengan imbalan yang ditawarkan sebelumnya minggu ini, yang menuntut California meluncurkan rencana identitas pemilih dan memulai pemindahan air yang berpotensi merusak lingkungan dari utara negara bagian ke California Selatan.
Trump bahkan mengancam akan menahan bantuan darurat federal untuk Los Angeles jika California tidak memberlakukan sepasang tuntutan yang telah lama ia minta untuk negara bagian terpadat di Amerika itu.
Ketika ditanya oleh wartawan apakah dia akan menahan bantuan bencana federal untuk kebakaran yang telah menghancurkan sebagian besar komunitas Los Angeles, Trump mengatakan dia ingin melihat pejabat negara terlebih dahulu menerapkan undang-undang identifikasi pemilih baru, dan mengubah cara pendistribusian air.
"Saya ingin melihat dua hal di Los Angeles: Kartu Identitas Pemilih, sehingga masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih, dan saya ingin air dilepaskan dan dialirkan ke Los Angeles dan seluruh negara bagian. Itulah dua hal itu," kata Trump kepada wartawan di negara bagian North Carolina sebelum berangkat ke Los Angeles. Trump menyebut jika negara bagian itu menerapkan perombakan, "Saya akan menjadi presiden terhebat yang pernah ada di California."
Tak lama kemudian, saat memberikan pengarahan kepada pejabat setempat, presiden menegaskan kembali tuntutannya agar California mengubah undang-undang pemilunya.
"Di California saya punya syarat — Kami ingin mereka memiliki kartu identitas pemilih sehingga masyarakat punya suara. Saat ini masyarakat tidak punya suara karena Anda tidak tahu siapa yang memberikan suara. Itu sangat korup," katanya.
Sementara itu, kantor Newsom juga sebelumnya dengan cepatmenolak usulan tersebut, dengan mengatakan bahwa dorongan Trump untuk mensyaratkan bantuan bagi warga negara Amerika yang tengah berjuang melawan salah satu kebakaran terburuk yang pernah ada adalah "salah."
"FAKTA: Berdasarkan undang-undang CA saat ini, Anda harus menjadi penduduk CA dan warga negara AS (dan menyatakan diri sebagai warga negara AS dengan ancaman hukuman sumpah palsu) DAN memberikan bentuk identitas seperti SIM atau paspor yang telah disetujui oleh Sekretaris Negara untuk mendaftar sebagai pemilih," tulisnya di X.
"FAKTA: 15 negara bagian pada umumnya tidak mensyaratkan identitas pemilih di tempat pemungutan suara, termasuk Nevada dan Pennsylvania (dua negara bagian yang dimenangkan oleh Presiden Trump). FAKTA: California memompa air sebanyak yang dapat dilakukannya berdasarkan kebijakan era Trump sebelumnya," sebagaimana dikutip dari laman Anadolu.
Sebagai informasi, presiden telah mengikuti pemilu tiga kali tetapi tidak pernah memenangkan mayoritas suara di California. Setiap kali kalah, ia selalu membuat tuduhan palsu bahwa kekalahannya disebabkan oleh kecurangan dan suara dari non-warga negara yang memilih lawan Demokratnya.
Pernyataan Trump tentang kesediaannya menahan bantuan bencana demi alasan politik sejalan dengan caranya menangani bencana besar selama masa jabatan pertamanya. Ia sering menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan bantuan yang cukup kepada negara bagian yang gubernurnya berasal dari Partai Demokrat jika gubernur tersebut tidak bersikap “baik” kepadanya, dan dalam beberapa kasus gagal menandatangani deklarasi bencana ketika diminta oleh pejabat Partai Demokrat.
THE HOLLYWOOD REPORTER | ANADOLU | THE INDEPENDENT
Pilihan editor: Ponsel Berisi TikTok Sempat Dijual Ribuan Dolar di Amerika Serikat, Apa yang Terjadi?