Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tuduhan buat menteri pendidikan

Anwar ibrahim, menteri pendidikan malaysia yang juga menjabat sebagai wakil presiden umno (baru) serta ayahnya dituduh melakukan korupsi oleh rais yatim yang menduduki orang kedua dalam kelompok umno (lama).

4 Februari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG ketua badan antikorupsi dan ayahnya dituduh terlibat korupsi. Itulah Anwar Ibrahim, menteri pendidikan Malaysia. Anwar sendiri tak membantah ataupun mengiyakan. Cuma ia memerintahkan Badan Anti-Korupsi (ACA) yang diketuainya untuk mengusut dirinya. Menurut tuduhan itu, konon, Anwar membangun sebuah rumah yang menurut harga sekarang bernilai M$ 1 juta (sekitar Rp 640 juta) di Bukit Damansara, kawasan permukiman elite Kuala Lumpur. Begitu pula ayahnya, Ibrahim Abdul Rahman, dituduh menguasai saham bernilai lebih dari M$ 8,2 juta (sekitar Rp 5,25 milyar) dalam PT Industri Oksigen Malaysia. "Benar tidaknya tuduhan tersebut ACA-lah yang akan memutuskan," ujar Anwar yang juga menjabat wakil presiden UMNO (baru), partai yang berkuasa di Malaysia. Mula-mula tuduhan itu cuma "sassus". Lalu sejak kampanye pemilu selang di daerah konstituante Ampang Jaya, negara bagian Selangor, pada 14 Januari lalu, tuduhan jadi terbuka. Adalah bekas menteri luar negeri Rais Yatim yang kini menduduki orang kedua dalam kelompok UMNO lama alias Semangat 46 yang pertama kali membuka front. Dalam serentetan kampanye yang memusuhi PM Mahathir dan UMNO baru, Rais mempersoalkan pemilikan saham itu. "Coba tanyakan kepada Anwar Ibrahim, siapa sebenarnya Ibrahim Abdul Rahman yang memiliki saham sebesar M$ 8,2 juta itu," kata Rais dalam kampanyenya. Ia juga mempersoalkan bagaimana Anwar bisa memiliki sebuah rumah mewah semahal itu. Anwar mengakui bahwa baru akhir-akhir ini saja ia tahu tentang saham milik ayahnya yang pada 1984 masih bernilai hanya M$ 400 ribu. "Tapi itu dimiliki melalui prosedur resmi dan malahan Tengku Razaleigh sendiri yang memberikannya," tegasnya. Ia juga heran mengapa Razaleigh, ketika itu menteri perdagangan dan perindustrian, memberikan saham itu kepada ayahnya. Jadi, untuk mencari kebenaran, kata Anwar lagi, ACA harus juga mengusut apakah pemberian tersebut ada kaitannya dengan usaha "mencari pengaruh politik". Harap diingat: pada 1984 Razaleigh dan Musa Hitam (waktu itu wakil perdana menteri) saling memperebutkan kedudukan wakil presiden UMNO. Razaleigh gagal, dan ia tahu betul bahwa sejak 1981 Anwar memihak Musa. Tapi Razaleigh berkelit. Ia mengaku tak ingat lagi kalau pernah memberikan saham kepada ayah Anwar. "Anda mesti menanyakannya kepada pejabat kementerian keuangan," jawab Razaleigh -- yang memimpin Semangat 46 -- kepada TEMPO. Menurut Dirjen ACA Zulkifli Mahmood -- yang akan mengusut soal saham itu dan rumah mewah -- bila Anwar tak bisa menjelaskan bagaimana ayahnya memperoleh saham dan bagaimana ia bisa membangun rumah seharga M$ 1 juta itu, ia bisa diajukan ke muka sidang ACA, walau Anwar adalah ketua ACA. Jelas, tuduhan tersebut berbau politik, khususnya menyangkut perebutan kursi antara Semangat 46 dan UMNO baru. Dan kalau memang itu yang dimaksudkan, nampaknya upaya Kelompok Semangat 46 (UMNQ lama) tak mencapai sasaran. Terbukti calon yang didukung oleh koalisi UMNO baru dan partai-partai minoritas lain, Ong Tee Kiat dari MCA (Malaysian Chinese Association), berhasil memukul calon Semangat 46 Harun Idris dengan perbedaan hampir 30.000 suara. Tuduhan terhadap tokoh-tokoh UMNO baru (perlu dicatat, PM Mahathir pun kena tuduhan punya "investasi pribadi" di Mauritius, negeri di Lautan Hindia dekat Madagaskar) tak mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap partai yang kini berkuasa itu. Spekulasinya kini: bila tuduhan terhadap Anwar tak terbukti, siapa bakal kena getahnya? Upaya Razaleigh merebut kemenangan dengan berbagai cara tampaknya masih gagal -- bahkan ketika tokoh pesaingnya hanya datang dari golongan minoritas.Ekram Hussein attamimi (Kuala Lumpur) & A. Dahana (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum