Di Jepang kartu nama sekadar kartu, tapi itulah wakil diri. Ke mana-mana orang Jepang membawa kartu namanya, termasuk bila ia ke kolam renang. Jangan keburu minta tolong bila bertemu seorang Jepang di kolam renang dan tiba-tiba ia merogoh celana renangnya. Ia tak hendak mengeluarkan senjata rahasia tajam maupun tumpul. Ia cuma ingin memberi Anda kartu namanya yang memang sengaja dibuat tahan air. Meishi, demiklan orang Jepang menyebut kartu nama, memang sudah merupakan kebutuhan sehari-hari dunia bisnis. Bahkan para pelajar jepang juga sudah biasa membawa kartu nama, termasuk kartu nama bagi binatang peliharaan mereka. Dan sudah tentu, kartu-kartu itu sekaligus dijadikan sarana promosi. Para manajer di perusahaan baja, misalnya, membuat kartu dari baja. Ini membuka kesempatan bagi yang kreatif: muncullah perusahaan-perusahaan pembuat kartu nama yang unik. Mithubishi Metal, misalnya, Oktober silam menjual kartu bisnis berlapis emas, dan laku bak kacang goreng. Kartu yang per buahnya berharga 6.000 yen (sekitar Rp 78.000) itu dalam sebulan terjual 10.000 buah. Para pengusaha hotel dan penerbitan tak mau kalah. Mereka membuat kartu nama lengkap dengan pasfoto. Muncul pula perusahaan yang mengeluarkan kartu nama berbau harum -- tak jelas ini perusahaan apa, kemungkinan besar perusahaan minyak wangi. Yang terbaru, kartu nama yang ditempeli komputer dan bisa bernyanyi. Yang baru direncanakan, kartu nama yang bisa secara otomatis memutar nomor telepon si empunya kartu -- entah bagaimana wujud kartu ini. Pokoknya, persaingan kartu nama ini tak kepalang tanggung. Kotaro Uteji, direktur perusahaan Artpia, merencanakan kartu nama yang tak perlu dibaca. Soalnya, kartu itu begitu Anda pegang akan langsung mengucapkan nama si empunya, lengkap dengan alamat dan sebagainya. Uteji ini pula yang kini membuka kontes kartu bisnis dengan hadiah pertama 200.000 yen (Rp 2,6 juta).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini