Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Turki mengklaim operasi militer terhadap organisasi terlarang Partai Pekerja Kurdi, PKK, mendapatkan dukungan dari Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Serangan pasukan bersenjata Turki ke basis pertahanan Kurdi di utara Irak mendapatkan dukungan Iran," bunyi pernyataan Kementerian seperti dikutip situs berita Breitbart, Selasa, 12 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang-orang Kurdi Irak membawa obor api ke sebuah gunung, saat mereka merayakan Newroz Day, sebuah festival yang menandai musim semi dan tahun baru mereka, di kota Akra, Irak, 20 Maret 2018. REUTERS/Ari Jalal
Reuters dan sejumlah kantor berita lainnya, termasuk media pro-Iran, mengatakan, Teheran tidak secara resmi membenarkan atau menolak memberikan dukungan operasi militer Ankara terhadap basis PKK di utara Irak yang dikuasai oleh kelompok semi otonomi Pemerintah Regional Kurdistan (KRG), sekutu Turki.
Sementara itu, media Turki Daily Sabah mencatat, PKK dan Partai Pembebaan Kurdistan menggunakan kawasan Qandil di utara Irak sebagai markas perjuangan mereka. Aksi militer Turki tersebut mendapatkan tanggapan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert. "Operasi militer Turki di utara Irak seharusnya mendapatkan persetujuan pemerintah Irak," katanya kepada Kurdistan24, Marert lalu.Sejumlah militan ISIS berbaris setelah berhasil ditahan oleh pasukan Kurdish Peshmerga, Kirkuk, Irak, 5 Oktober 2017. Pasukan Irak mengumumkan bahwa mereka telah merebut markas terakhir ISIS di Irak utara. REUTERS/Ako Rasheed
Bagdad mengaku belum pernah memberikan izin kepada Turki melakukan serangan terhadap Kurdi di wilayahnya. "Pemerintah Irak tidak bisa menerima operasi militer Turki guna mengejar PKK yang sekarang berada di Sinjar, Makhmour dan pegunungan Qandil," kata Saad Al Hadithi, juru bicara Perdana Menteri Haider Al Abadi, kepada kantor berita Irak, Selasa.
Dia menambahkan Bagdad menolak memberikan persetujuan dan akan melayangkan surat protes kepada Turki. "Pemerintah Irak pasti tidak akan memberikan izin atas agresi Turki terhadap Kurdi di wilayah Irak."
Meskipun mendapatkan tanggapan negatif dari Amerika Serikat maupun Irak, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sepertinya tidak peduli. Dia tetap bersumpah Ankara akan mengejar "kelompok teror" di kawasan Qandil, utara Irak.