HUBUNGAN Irak-Mesir terancam retak. Pada pekan-pekan belakangan ini 100 pekerja Mesir dikembalikan ke Kairo dalam peti mati. Sebenarnya, hal tersebut sudah lama berlangsung. Selama perang Iran-Irak (1980-1988), tenaga kerja Mesir mendapat lowongan di Irak karena banyak pekerjaan lowong. Sebabnya, banyak pekerja ikut angkat senjata. Mesir dalam Perang Teluk itu memang mendukung Irak. Hingga kini ditaksir 2 juta tenaga kerja Mesir berada di Irak. Dan selama itu bukan hal aneh pekerja Mesir pulang dalam peti mati. Tahun lalu, misalnya, hampir 950 pulang dalam peti jenazah. Dan 10 bulan belakangan ini lebih dari 1.000 pekerja dipulangkan tak bernyawa. Sebab resminya, konon, perkelahian atau sakit. Pasalnya, para tentara dan milisi Irak kini butuh pekerjaan. Tak jarang terjadi bentrok antara pekerja pendatang dan mereka, dan tak jarang pula jatuh korban. Selain itu, pihak pekerja Mesir sejak 2 tahun lalu dipersulit mengirimkan uang ke tanah airnya. Biasanya mereka boleh mengirimkan 40 dinar (US$ 120), tapi dua tahun lalu cuma boleh 25 dinar, dan sejak tahun lalu cuma 10 dinar. Tapi, bila hubungan kedua negara terancam retak, menurut para diplomat Barat di Mesir, hal itu bukan karena soal pekerja pendatang tersebut. Selama Perang Teluk, Mesir menjadi pemasok senjata buat Irak. Begitu perang berhenti, Mesir kebingungan menjual senjatanya, karena hubungan dengan negara Arab yang lain sulit -- sejak 1979 negeri ini didepak dari Liga Arab karena berdamai dengan Israel. Begitu Mesir diterima kembali dalam Liga Arab tahun ini, dibukalah hubungan dengan Syria dan Libya -- dua negeri musuh bebuyutan Irak -- demi keseimbangan. Lalu muncullah sikap memusuhi pekerja Mesir di Irak. Tapi tampaknya langkah Mesir di atas angin. Pemerintah Irak toh tak lalu berkeras kepala. Tuntutan agar uang para pekerja yang "disita" pemerintah Irak supaya dikembalikan telah dipenuhi. Pemerintah Irak berjanji mengembalikan US$ 50 juta uang pekerja Mesir secara berangsur tiap 10 hari, dimulai Kamis pekan lalu itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini