Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ujian buat sistem kolektif

Kekhawatiran di kalangan intelektual di yugoslavia dengan meninggalnya presiden tito. sistem kepemimpinan kolektif masih diragukan dapat mengatasi pertentangan individu & suku bangsa.

17 Mei 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPERGIANNYA meninggalkan sebuah pertanyaan besar: Apakah yang akan terjadi? Soalnya, selama ini Tito menentukan segala aspek kehidupan dan politik Yugoslavia. Dan Tito adalah tokoh pemersatu berbagai suku bangsa yang mendiami Yugoslavia. Ia juga tokoh utama dalam memberikan warna yang jelas dalam politik non-blok di percaturan internasional. Sudah jauh-jauh hari Tito menyadari betapa sulitnya mencari pengganti. Apalagi Tito memegang sekaligus 2 kekuasaan yaitu sebagai kepala pemerintahan dan Ketua Partai Komunis Yugoslavia (PKY). Kekuasaan yang besar ini akan begitu berbahaya bila kelak hanya terletak dalam satu tangan. Sementara itu, Edward Kardelj -- orang dekat Tito yang dibayangkan sebagai calon penggantinya -- sedang sakit keras. Keadaan ini memaksanya-mencari konsep baru mengenai kepemimpinan di masa datang. Itu terjadi November 1978. Tahun itu juga PKY mengajukan suatu sistem kepemimpinan kolektif. Dengan sistem ini kekuasaan pada ke dua lembaga itu tidak lagi berada da lam satu tangan. Di situ ada Presidi um Pemerintahan Republik Sosiali Federal Yugoslavia yang berjumlah 9 orang (waktu itu termasuk Tito) Mereka dipilih dari 6 negara-bagiar dan dari 2 daerah otonom. Secara bergiliran mereka akan menjabat ketua presidium untuk masa jabatan selama 1 tahun. Sementara itu pada PKY juga ada presidium yang terdiri dari 23 orang. Di antaranya 22 wakil negara bagian dan daerah otonom, sedang seorang lagi adalah Menteri Pertahanan Nikola Ljubicic yang mewakili angkatan bersenjata. Semasa Tito masih hidup secara rotasi ketua kedua presidium tadi menjadi wakil presiden. Karena sistem itu rupanya tidak berlaku untuk Tito, yang waktu itu secara aklamasi terpilih sebagai presiden seumur hidup. Sewaktu Presiden Tito masuk rumah sakit awal Januari lalu, suatu latihan kepemimpinan berlangsung. Lazar Kolisevski, 66 tahun, yang berasal dari Macedonia, menjabat ketua presidium pemerintahan. Sedang Stevan Doronjski, 61 tahun, yang berasal dari Serbia, sebagai ketua presidium partai. Mereka mengawali sistem kepemimpinan kolektif meskipun masih di bawah bayangan Tito yang terbaring di rumah sakit. Maka itu, kepergian Tito ini sekaligus merupakan ujian buat sistem kepemimpinan kolektif. Semula sistem ini dibayangkan akan bisa mengatasi pertentangan individu yang secara diam-diam berkembang dalam tubuh partai. Juga tujuannya mengatasi perlentangan berbagai suku bangsa di Yugoslavia. Terutama antara Serbia dan Croatia yang masing-masing mewakili 40% dan 20% dari 22 juta penduduk negara itu. Kalangan intelektual di Yugoslavia tampaknya meragukan kemungkinan berjalannya sistem kepemimpinan kolektif ini. Karena selama ini rakyat Yugoslavia sudah terbiasa berada di bawah kepemimpinan seorang tokoh karismatis. Jika ini tidak berjalan, demikian seorang pengamat di Beograd, mungkin akan muncul seorang tokoh baru sebagai hasil perebutan kekuasaan yang tidak bisa dihindari dalam tubuh PKY. Atau mungkin muncul seorng tokoh seperti Stalin, yang secara kejam menyingkirkan orang-orang yang berbeda paham. Memang kekhawatiran itu cukup beralasan. Bahkan banyak orang membayangkan bahwa Yugoslavia mungkin akan jatuh ke tangan Soviet. Tapi Milovan Djilas, seorang sahahat Tito yang kemudian menjadi lawan politiknya dan dipenarakannya, melihat arti perubahan dari persepektif lain. "Perubahan akan ada, karena di semua negara komunis perubahan akan terjadi setelah munculnya tokoh revolusioner baru, dan Yugoslavia tentunya tidak terkecualikan," kata Djilas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus