PEMERINTAHAN Ronald Reagan diuji oleh Professional Air Traffic
Controllers Organization (PATCO). Organisasi yang menghimpun
15.000 pengawas lalu lintas udara di Amerika Serikat itu menyatakan
mogok. Dimulai 3 Agustus subuh aksinya telah melumpuhkan jalur
penerbangan komersial di negeri itu. Di berbagai bandar udara
domestik maupun internasional terlihat antrean panjang para
penumpang menunggu kesempatan berangkat. Akibatnya juga
dirasakan oleh beberapa pelabuhan udara di Eropa, misalnya, yang
melepas penerbangan ke Amerika.
Dalam keadaan normal di AS tercatat 14.000 jadwal penerbangan
domestik yang mengangkut 5 juta penumpang tiap pekan. Sekarang
angka itu anjlok. Diperkirakan jumlah yang bepergian hanya
separuh dari biasa. Perusahaan penerbangan lokal AIR yang
melayani 25 negara bagian di AS, pada hari pertama pemogokan,
membatalkan semua jadwalnya. Puluhan ribu orang tak terangkut
karenanya. Juru bicara AIR, Dave Shipley, mengatakan biasanya
AIR melakukan 882 penerbangan sehari. Bukan hanya AIR, tapi juga
perusahaan penerbangan lain tak mampu lagi beroperasi secara
normal.
Federal Aviation Administration (FAA) memperkirakan pemogokan
yang dilakukan PATCO akan merugikan ekonomi AS sebesar US$ 250
juta per hari. Perusahaan Trans World Airways (TWA) saja, karena
menunda penerbangan 3 Agustus saja, telah menderita kerugian US$
10 juta. Pemogokan itu juga telah menyebabkan keselamatan
penumpang terancam. Clifford Crook dari Badan Penerbangan Sipil
Inggris mengatakan selama sepekan pemogokan telah 25 kali hampir
terjadi kecelakaan udara di AS.
PATCO mogok setelah pemerintah menolak tuntutan perbaikan nasib
anggotanya. Organisasi ini menghendaki agar jam kerja pengawas
lalu lintas udara hanya 32 jam seminggu - dikurangi dari
sekarang 40 jam. Juga dimintanya supaya kontrak kerja dinaikkan.
PATCO mengajukan permintaan sebesar US$ 120 juta untuk 42 bulan.
Sedang pemerintah cuma menyanggupi US$ 105 juta untuk 39 bulan
-- tawaran tertinggi disampaikan pemerintah minggu lalu. Ketua
PATCO Robert E. Poli menolak kesanggupan pemerintah itu.
Tuntutan perbaikan nasib yang diajukan PATCO kelihatan tak
berlebih-lebihan. Tugas pengawas lalu lintas udara itu cukup
berat. Sekalipun sudah lengkap peralatan teknis -- seperti
radar, radio, maupun komputer -- yang membantu pemberian
petunjuk pendaratan maupun pemberangkatan bagi pilot, masih
banyak ditentukan oleh petugasnya. Petugas masih menentukan
urutan pendaratan dan pemberian izin lepas landas bagi ribuan
pesawat --seperti di lapangan udara Kennedy, New York.
Mengatur pendaratan maupun pemberangkatan ribuan pesawat tidak
mudah. Pengawas lalu lintas udara harus bisa dengan cermat
memberikan informasi kepada pilot mengenai jalur udara yang
kosong mulai jarak 48 km dari lapangan terbang. Di layar radar,
petugas pesawat itu cuma melihat titik kecil. Di menara
Leesburg, Virginia, ada empat radar besar, misalnya, meliput
wilayah seluas 377.000 km persegi. "Untuk menjadi pengawas lalu
lintas udara dibutuhkan saraf baja," kata seorang petugas bandar
udara O'Hare, Chicago. "Jika daya ingatnya lemah, pesawat bisa
saling tabrakan."
Dengan pemogokan ini, PATCO seolah berkonfrontasi dengan
pemerintah. Presiden Reagan sangat berang. Ia berusaha agar
pemimpin pemogokan, Poli dan sepuluh rekannya dipenjarakan.
Permintaan itu ditolak oleh Hakim Federal Harold Greene. Tapi
Greene menjatuhkan denda US$ 1.000 tiap hari selama pemogokan
terhadap Poli. Sedang rekannya dibebaskan. Juga PATCO didenda,
didasarkan atas lamanya pemogokan -- berkisar sampai US$ 1 juta
tiap hari.
Sanksi pemerintah terhadap PATCO tak hanya berupa ganti kerugian
uang. Kepada para pemogok, sekitar 13.000 orang, secara
berangsur dikirimkan pula surat pemecatan. Sampai minggu lampau
sudah hampir 1.000 orang yang menerima surat pemberhentian
kerja. Tapi mereKa tak gentar. "Bila kami semua dipecat, saya
ingin tahu siapa yang akan bekerja untuk penerbangan," ujar
Poli. Itulah jawabannya terhaap ancaman Reagan.
Ternyata Reagan juga telah siap menghadapi tantangan itu. Ia
memerintahkan Angkatan Udara supaya membantu mengisi kekosongan
yang timbul akibat pemogokan massal itu. Telah diputuskannya
pula bahwa pemerintah tidak akan berunding dengan PATCO. Jika
perundingan dilakukan, menurut Reagan, "itu merupakan contoh
berbahaya."
Kepala FAA, J. Lynn Helms, tampak pesimistis pemerintah bisa
menyediakan personil pengganti dengan cepat. Untuk merekrut
13.000 pengawas lalu lintas udara itu, menurut Helms, diperlukan
waktu sekitar 21 bulan Sementara itu kalangan pengawas lalu
lintas udara di Eropa telah melancarkan aksi mendukung rekan
mereka di AS. Maka penerbangan dari atau ke Amerika sudah
tertunda-tunda.
Organisasi pengawas lalu lintas udara Prancis telah menyerukan
anggotanya untuk tidak melayani pesawat yang lepas landas menuju
AS. Aksi protes serupa juga berlangsung di Italia, Norwegia,
Swedia, dan Finlandia. Jika persoalannya masih berlarut, diduga
organisasi yang sama di Inggirs, Belanda, Denmark, dan Swiss
akan beraksi pula. SungguI Reagan diuji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini