Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Ukraina mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, jika Rusia menggunakan rudal balistik yang dipasok oleh Teheran untuk menyerang Kyiv. Ukraina mengecam pengiriman senjata semacam itu sebagai hal yang “tidak dapat diterima.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ukraina, yang telah bergulat dengan meningkatnya serangan rudal dan drone atau pesawat tak berawak Rusia, mengatakan akan ada konsekuensi yang menghancurkan bagi hubungan bilateralnya dengan Iran jika laporan mengenai pasokan rudal tersebut benar adanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekarang saya tidak akan mengatakan secara pasti apa yang dimaksud dengan konsekuensi yang menghancurkan, agar tidak melemahkan posisi diplomatik kami. Namun, saya dapat mengatakan bahwa semua opsi, termasuk yang Anda sebutkan, ada dalam perundingan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Heorhiy Tykhyi, ketika ditanya apakah Kyiv dapat memutuskan hubungan dengan Teheran.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan sebelumnya bahwa Rusia telah menerima rudal dari Iran, 2,5 tahun sejak invasi skala penuh. Dia memperkirakan Moskow akan menggunakan senjata tersebut dalam beberapa minggu mendatang.
Iran membantah memasok senjata tersebut.
Sekutu Ukraina, termasuk AS, mengatakan pengiriman tersebut merupakan peningkatan substansial dan mereka akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Iran.
Meskipun menggambarkan sanksi tersebut sebagai “langkah positif”, pejabat tinggi kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan bahwa sanksi tersebut tidak akan cukup.
“Kami juga memerlukan izin untuk menggunakan senjata Barat terhadap sasaran militer di wilayah Rusia, penyediaan rudal jarak jauh, dan peningkatan sistem pertahanan udara kami,” kata Yermak pada X.
Kremlin belum mengomentari pernyataan Blinken. Pada Senin, Kremlin mengatakan sedang mengembangkan dialog dengan Iran di semua bidang.
Ukraina menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada 2022 karena keputusan Teheran untuk memasok Rusia dengan drone Shahed. Pesawat nirawak itu kemudian digunakan pasukan Moskow untuk serangan jarak jauh ke Ukraina secara rutin.
Hingga saat ini, dukungan militer Iran terhadap Moskow paling terlihat dalam pasokan drone tersebut, yang membawa muatan lebih kecil dan lebih mudah ditembak jatuh karena kecepatannya jauh lebih kecil dibandingkan kecepatan rudal balistik.
Reuters melaporkan pada Agustus bahwa Rusia mengharapkan pengiriman ratusan rudal balistik jarak dekat Fath-360 dari Iran dan puluhan tentaranya telah menerima pelatihan untuk menembakkannya.
REUTERS