Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina telah meluncurkan daftar elektronik nama-nama pria yang tidak menafkahi anak-anaknya. Daftar ini dapat dipakai wanita untuk memeriksa identitas pria yang pernah bercerai sebelum menjalin hubungan dengannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Kehakiman Ukraina, Pavlo Petrenko pada hari Selasa, 6 Februari 2018 mengatakan, sebanyak 75.000 nama pria masuk dalam daftar tersebut. Ada konsekwensi konkrit bagi pria yang masuk dalam daftar tersebut.
Baca: Anak Pejabat Ukraina Naik Helikopter ke Sekolah Dikritik Netizen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang masuk dalam daftar dilarang bepergian ke luar negeri jika tidak memberikan tunjangan kepada anaknya selama lebih dari enam bulan.
Jika pria dalam daftar melanggar lalulintas dan ditilang, maka polisi lalu lintas yang menilangnya bisa menyita kendaraannya sampai pria tersebut memberikan nafkah bagi anak yang tinggal dengan mantan istrinya.
Namun, tidak seluruhnya nama pria yang ada di daftar itu. Seperti yang dilansir Reuters pada 6 Februari 2018, ada juga beberapa wanita.
Petrenko menjuluki daftar itu sebagai "Wall of Shame" yang bertujuan memberikan rasa malu sehingga pria dalam daftar bisa segera membayar tunjangan anaknya.
Baca: Demi iPhone 7 Gratis, Pria Ukraina Ini Resmi Ganti Namanya
"Selain berguna bagi wanita yang akan mencari pasangan hidup, itu juga berguna bagi calon mitra bisnis. Jika seseorang tidak membayar tunjangan maka bagaimana bisa diandalkan partner dalam berbisnis? " katanya.
Berdasarkan kebijakan baru tersebut, pria yang menganggur akan ditawarkan kerja komunitas hingga dua bulan seperti membersihkan jalanan atau mengecat rumah dan penghasilannya akan diberikan kepada anaknya.
"Jika seseorang mampu, dia memiliki dua tangan, dua kaki dan dia tidak cacat, maka tidak ada alasan baginya untuk tidak membayar tunjangan," kata Petrenko.
Ketua Partai Radikal Ukraina, Lyashko, mengatakan, anggota parlemen yang tidak membayar tunjangan anak harus menanggung hukuman tambahan, seperti pemecatan.
"Semua orang yang mengkhianati wanita, semua yang meninggalkan anak-anak mereka, tidak hanya dilarang bepergian ke luar negeri, melepaskan surat izin mengemudi mereka, dan dikirim untuk melakukan pekerjaan komunitas, tapi juga mencabut mandat mereka sebagai wakil rakyat di parlemen," kata Lyashko.
Baca: Gudang Senjata Meledak di Ukraina, 30 Ribu Warga Dievakuasi
Menurut Lyashko, istri harus dicintai sebab telah memberi sebagian dari hidupnya untuk mendukung suami. Jadi tidak pantas apabila ada pria yang hanya mau bersama wanita saat dia cantik, dan saat dia bertambah tua langsung ditinggalkan.
Seorang pejabat ombudsman hak asasi manusia Ukraina mengatakan, daftar nama pria yang tidak menafkahi istrinya diadopsi dari kebijakan di Amerika Serikat yang memaksa orang tua untuk membayar tunjangan anak korban perceraian. Arizona, misalnya, menerbitkan nama, foto dan jumlah yang harus dibayar oleh orang tua yang lalai dalam pembayaran.
Menurut PBB, wanita di Ukraina masih menjadi obyek kekerasan dan kesewenang-wenangan pria. Partisipasi dalam pengambilan keputusan tetap rendah sementara kekerasan domestik dan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan tetap menjadi isu yang mendesak.