Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kiev - Perang Rusia dan Ukraina kian memanas hingga hari ini. Sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber, rencana Rusia untuk menaklukkan Ukraina dalam waktu 48 jam gagal. Sebab, dibantu kiriman senjata Barat, Ukraina mampu mengimbangi gempuran militer yang dilancarkan oleh Rusia.
Bagaimana dengan situs lawas pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl? Aktivasi tenaga nuklir, baik untuk keperluan perang maupun keperluan lainnya, memerlukan bahan bakar yang cukup langka.
Dilansir dari eia.gov, bahan bakar yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan tenaga nuklir adalah uranium.
Ukraina, negara yang tengah mesra dengan Barat dan ingin masuk NATO, ternyata merupakan salah satu negara dengan cadangan uranium yang sangat besar di dunia.
Bangunan reaktor yang rusak di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang terlihat dari kota Ukraina ditinggalkan Pripyat, Ukraina, 5 April 2017. REUTERS/Gleb Garanich
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari nucnet.org, pada 2020, Ukraina diketahui memiliki 15 reaktor nuklir aktif yang tersebar di berbagai wilayah. Reaktor nuklir tersebut memerlukan 2.200 hingga 2.400 ton uranium setiap tahunnya untuk beroperasi.
Data dari The Nuclear Energy Agency (NEA) pada 2020 menunjukkan bahwa 40% suplai uranium Ukraina berasal dari dalam negeri, sementara sisanya berasal dari impor Amerika Serikat dan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suplai uranium Ukraina diketahui berasal dari tambang uranium yang berada di area bawah tanah Ukraina.
Dilansir dari world-nuclear-news.org, beberapa tambang uranium terbesar di Ukraina berada di wilayah Ingulska, Smolinska, dan Novokostyantynivska.
Tambang-tambang uranium tersebut menyuplai kebutuhan nuklir Ukraina yang dalam beberapa tahun ke belakang meningkat pesat.
Seperti dikutip dari reuters.com, kebutuhan penggunaan nuklir Ukraina kian meningkat setelah aneksasi semenanjung Krimea oleh separatis dukungan Rusia terjadi pada 2014.
Aneksasi tersebut membuat Ukraina kehilangan kontrol atas tambang batu bara yang berada di wilayah tersebut. Karena itu, Ukraina pun menggantungkan kebutuhan listrik dan bahan bakarnya kepada tenaga nuklir, yang mana memerlukan uranium sebagai bahan bakarnya.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca : Perundingan Damai Ukraina-Rusia di Belarusia Dimulai
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.