Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Urunan Mengatasi Utang

Malaysia merilis gerakan Tabung Harapan untuk mengurangi beban utang. Mengakomodasi semangat bederma publik.

23 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Urunan Mengatasi Utang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAYSIA ternyata punya utang besar. Menteri Keuangan Lim Guan Eng menyebutkan angkanya mencapai 1.087 triliun ringgit (sekitar Rp 3,8 juta triliun) atau 80,3 persen produk domestik bruto Malaysia. Dengan besar utang seperti itu, kata Lim, "Jika ada bayi yang lahir di Malaysia hari ini, ia sudah memiliki utang 33 ribu ringgit (sekitar Rp 116 juta)."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bekas perdana menteri Najib Razak mengoreksi data itu dan menyatakan utang Malaysia cuma 686 miliar ringgit. Menurut Lim, angka yang disebut Najib itu angka utang resmi, belum memasukkan kewajiban kontingensi dan pembayaran sewa untuk Kemitraan Pemerintah-Swasta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Utang negara yang menggunung ini menjadi salah satu pekerjaan rumah pemerintah koalisi partai oposisi Pakatan Harapan setelah mengalahkan Barisan Nasional dalam pemilihan umum 9 Mei lalu. Barisan Nasional, yang dipimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), berkuasa di Malaysia selama lebih dari 60 tahun. Janji penuntasan masalah utang, korupsi, dan kenaikan harga barang akibat penerapan pajak barang dan jasa (GST) sebesar 6 persen adalah tiga isu utama yang menjadi bahan kampanye Pakatan untuk melawan Barisan Nasional dalam pemilihan.

Mahathir Mohamad, perdana menteri baru negeri itu, berusaha memenuhi janji-janji kampanye Pakatan dalam 100 hari pemerintahannya. Setelah dilantik menjadi perdana menteri pada 10 Mei, Mahathir mengumumkan pencabutan GST pada 1 Juni lalu. Pemerintah sebelumnya, di bawah Najib Razak, menyebutkan kebijakan yang diberlakukan sejak 2015 itu untuk menambah pemasukan dan membantu melunasi utang negara.

Kabar soal utang besar negara itu memicu perdebatan dan membuat publik Malaysia menyadari masalah serius utang negaranya. Nik Shazarina Bakti, pegiat hukum di Sisters in Islam, lantas menggalang dana melalui GoGetFunding. "Saya memulai upaya penggalangan dana publik setelah ada pengumuman itu," ujar perempuan 27 tahun itu kepada Tempo, Selasa dua pekan lalu.

Shazarina memutuskan tidak berdiam diri setelah menyadari bahwa banyak orang di sekitarnya, keluarga dan teman dekatnya, berbicara soal utang negara. Kampanye "Please Help Malaysia" diadakan sejak 25 Mei sampai 31 Juli dengan target perolehan US$ 100 ribu. Dalam waktu lima hari, ia berhasil menggalang dana senilai 13.476,57 ringgit (sekitar Rp 46,7 juta) dari 92 donatur.

"Jika kita dapat bekerja bersama selama pemilihan umum, saya yakin kita dapat bekerja bersama untuk langkah berikutnya," kata Shazarina, seperti dikutip The Star. Ia menyebutkan apa yang dilakukannya itu untuk membantu pemerintah mengatasi masalah utang dan salah satu bentuk "patriotisme".

Datin Paduka Marina Mahathir, putri Perdana Menteri Mahathir Mohamad, mendukung langkah Shazarina ini. "Saya tahu banyak orang yang ingin menolong utang besar kita, yang menunjukkan betapa besar cinta orang Malaysia terhadap negerinya," tulisnya di Facebook.

"Saya berutang keberhasilan penggalangan dana publik ini kepada Maria Chin, anggota Parlemen Petaling Jaya, dan aktivis sosial Datin Paduka Marina Mahathir," ujar Shazarina. "Mereka berdua mendukung tujuan saya dan, karena posisi mereka di masyarakat, berita soal ini menyebar seperti api liar."

Inisiatif Shazarina dan respons publik untuk urunan menalangi utang itu ditanggapi pemerintah. Perdana Menteri Mahathir Mohamad menyambutnya dengan melansir program Tabung Harapan Malaysia. Selain diniatkan untuk mengurangi utang nasional, tabungan itu sebagai tanggapan atas kepedulian masyarakat terhadap salah urus keuangan oleh pemerintah sebelumnya, yang dikuasai koalisi Barisan Nasional.

Pada 30 Mei, Menteri Lim Guan Eng mengumumkan akun khusus 566010626452 di Maybank untuk menampung dana donasi. Shazarina pun menghentikan kampanyenya dan menyerahkan semua dana yang terkumpul.

Lim menyatakan bahwa donasi yang diterima Tabung Harapan Malaysia hanya dalam bentuk ringgit dalam jumlah berapa pun. Untuk meningkatkan transparansi, perolehan dana akan diumumkan tiap hari di situs Kementerian Keuangan. Donasi itu juga bisa untuk pengurangan pajak. Penggalangan dana ini mendapat sambutan hangat. Dalam kurun 24 jam setelah diumumkan, donasi yang masuk sekitar 7 juta ringgit. Hingga Kamis pekan lalu, uang yang masuk mencapai 90,312 juta ringgit atau sekitar Rp 317 miliar.

Lim menganalogikan apa yang terjadi di Malaysia ini seperti pengalaman Korea Selatan saat menghadapi krisis keuangan pada 1997-1998. Sekitar 3,5 juta rakyat Korea Selatan rela menyumbangkan emas yang dimiliki mereka untuk membantu pemerintah melunasi utang-utangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Donasi itu membuat Korea Selatan menyelesaikan semua utangnya pada 2001, tiga tahun lebih awal dari jadwal.

Donatur Tabung Harapan sangat beragam. Selain sumbangan individu, ada yang dari pengusaha. Perusahaan asuransi AM Life International Sdn Bhd menyumbang sekitar Rp 352 juta. Pengembang Matrix Concepts Holdings Bhd menyumbang Rp 17,6 miliar. Karyawan Kedutaan Besar Jepang di Malaysia juga menyumbang Rp 7 juta lebih. Maskapai penerbangan Malindo Air mendonasikan 1 ringgit dari setiap pembelian tiket oleh warga Malaysia sampai 31 Agustus 2018. Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V juga menyisihkan 10 persen gaji dan honornya untuk Tabung Harapan sampai akhir masa pemerintahannya pada 2021.

Pengamat menilai antusiasme publik untuk menyumbang ini karena menyadari ada kesulitan yang dihadapi pemerintah. Nurhaizal Azam Arif, pengajar Pensyarah Perniagaan Antarabangsa dan Firma Multinasional di Hiroshima City University, Jepang, mengatakan besarnya dukungan ini lantaran ada simpati kepada pemerintah yang mungkin berkurang pendapatannya setelah pencabutan GST. "Di samping itu, rakyat mungkin mau membantu menyelesaikan utang 1MDB tanpa menyia-nyiakan uang cukai hasil pendapatan negara," katanya.

Namun politikus Barisan Nasional, Nor Hafizah Othman, mempertanyakan langkah pemerintah ini. Ia heran bagaimana pemerintah sanggup membeli hak siar Piala Dunia tapi di sisi lain meminta donasi rakyat untuk membantu membayar utang negara. Menurut dia, rakyat seharusnya tidak dibebani masalah yang menjadi tanggung jawab pemerintah. "Dalam tempo tak sampai sebulan mengambil alih tampuk pemerintahan, pemerintah baru sudah meminta donasi dari rakyat," ucapnya.

Ketua Pemuda UMNO yang juga anggota Parlemen Rembau, Khairy Jamaluddin, mengatakan solidaritas rakyat untuk menyumbang memang tidak salah. Tapi, kata dia, penjelasan perlu diberikan soal pemanfaatan dana dan hal itu tidak dijadikan alasan untuk lari dari upaya memenuhi janji pemilihan umum.

Zainuddin Isa dalam Berita Harian mengatakan apa yang terjadi di Malaysia saat ini bukan yang pertama dalam sejarah negeri itu. Pada 1954, Tunku Abdul Rahman Putra, Ketua UMNO saat itu, mengalami kesulitan pendanaan untuk ke London, Inggris, guna mengikuti perundingan mengenai kemerdekaan Malaysia.

Saat itu, menurut Zainuddin, seorang wanita berusia 23 tahun rela mengikhlaskan gelang emas perkawinan yang baru setahun dipakainya untuk membiayai Abdul ke London. Ini diikuti anggota masyarakat lain dengan mendonasikan emas, uang, dan jam tangannya. Gerakan yang dikenal sebagai "Derma Merdeka" itu bergema di seluruh pelosok negara hingga dana yang terkumpul itu cukup untuk menerbangkan Abdul ke London dan mengklaim kemerdekaan Malaysia.

Abdul Manan | Malaysiakini, The Star, The Sun Daily, Bernama, The Edge Markets, Umno Online

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus