Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Vietnam dan teluk : kesombongan ...

Menurut seorang profesor di wayne state university, detroit, amerika menyatakan bahwa bush berniat melakukan perang yang singkat dan tak akan mengulang kesalahan amerika di vietnam.

9 Februari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERANG Teluk II ini bakal selesai dalam dua hari. Itulah yang diyakini Presiden Bush ketika memerintahkan mengebom Irak dan Kuwait. Itu diungkapkan oleh William Pfaff, yang mendapat bocoran dari anggota Komisi Hubungan Luar Negeri Senat, di International Herald Tribune. Sementara itu, Presiden Mesir Husni Mubarak mengatakan pada Bush, perang akan berlangsung dua minggu. Kalau informasi itu benar, sulit dibayangkan wajah Bush, ketika Irak mengirimkan kado Scud ke Israel, dua hari setelah negeri yang terkepung itu dihujani bom. Husni Mubarak, yang sudah membayangkan perang bakal meletus semasa masih dalam status Krisis Teluk, tahun lalu, mungkin tak begitu kaget. Pekan lalu, rupanya ia sudah yakin dugaannya semula meleset. Maka, ia meralat, baru bulan depan (Maret) perang akan selesai. Tampaknya, lebih bijaksana masyarakat, tulis Pfaff. Tanpa penjelasan yang artikulat, banyak orang menduga perang akan berlangsung lama, dan akan terjadi perang darat yang dahsyat. Seorang profesor di Wayne State University, Detroit, Amerika, menulis surat pembaca di surat kabar New York Times, edisi Minggu, 20 Januari. Kata dia, Bush berniat melakukan perang yang singkat, dan tak akan mengulang kesalahan Amerika di Vietnam. Namun, tulis profesor itu, sudah sejak awalnya, Amerika telah membuat kesalahan yang sama dengan yang telah dilakukan di Vietnam. Lihat, kata surat itu, betapa Amerika membanggakan mesin-mesin perangnya yang ultramodern, baik dahulu di Vietnam maupun sekarang di Teluk. Dan apa yang terjadi? Kesombongan pernyataan di hari kedua bahwa pangkalan udara, gudang rudal, dan tank-tank Irak sudah dihancurkan, ternyata mesti diralat. Dan kemudian seluruh dunia memang tahu bahwa ada yang disebut mainan tank yang dibeli oleh Irak dari Italia dan Inggris, untuk memancing bom-bom canggih Sekutu. Profesor itu kembali mengingatkan, betapapun modernnya sebuah alat, tetap saja membutuhkan man behind the gun. Ia ingatkan betapa gerilyawan dan pasukan Vietnam Utara dahulu bisa jadi tentara yang luar biasa karena digerakkan oleh motivasi yang ia yakini kebenarannya, sementara tentara Amerika kehilangan tujuan di Vietnam. Sekarang pun, seperti dikisahkan di halaman 78 Laporan Utama kali ini, keberanian tentara Irak tak bisa diremehkan. Tanpa perlindungan dari udara, mereka begitu nekat menyerang Khafji. Memang, ini bisa saja disebut kenekatan tanpa perhitungan. Tapi, apa yang dikatakan dahulu, ketika pasukan Vietnam Utara dengan persenjataan dan persiapan yang di bawah standar melawan pasukan komando Baret Hijau yang terkenal itu? Singkat kata, tak mudah menundukkan Irak dan Saddam Hussein. Para anggota Tim Perdamaian Teluk yang diwawancarai TEMPO bisa menceritakan bahwa warga Baghdad bisa marah besar karena pesawat Sekutu mengebomi permukiman sipil. Sengaja atau tak sengaja bom itu meledak di permukiman sipil dan membawa korban, itu tak penting. Yang jelas, hal itu bisa menimbulkan satu semangat, menumbuhkan satu motivasi, untuk melawan Sekutu -- apa pun anggapan rakyat Irak semula terhadap Saddam Hussein. Dan dalam menyentuh hati rakyat, mesti diakui Radio Baghdad sungguh pintar. "Demi Tuhan, katakanlah, apakah kalian tak bangga mempunyai seorang saudara yang memiliki kekuatan dan keteguhan? Apakah kalian tak merasa bangga melihat kami melawan semua musuh Arab? Jadi, mengapa kalian tak bergabung dengan kami?" Maka, pemerintah boleh tetap netral, tapi demonstrasi mendukung Irak muncul di banyak negara. Mereka tak peduli bahwa Amnesti Internasional telah menyebarkan transkripsi wawancara dengan orang Irak yang dituduh memusuhi Saddam dan dipenjarakan. Bagaimana seorang bapak bisa bertahan bila ia harus mendengarkan jeritan balitanya yang dibiarkan tergeletak kelaparan di samping selnya, misalnya. Bahkan Israel tak merasa harus membela Amerika, yang oleh seorang Yahudi dikatakan perang Amerika sekarang hanya untuk membela Saudi dan minyak -- bukan Israel. Dari "bahan" seperti itu, apa yang bisa segera dilihat, selain satu pertempuran yang mengerikan? Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus