Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel Sangkal Penahanan Hussam Abu Safiya, Nasib sang Dokter Dipertanyakan

Dr Hussam Abu Safiya dikabarkan ditahan di penjara paling kejam Sde Teiman meskipun Israel menyangkal penahanannya.

4 Januari 2025 | 02.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjuk rasa memegang poster menuntut pembebasan Hussam Abu Safiya di Bandung, Jawa Barat, 1 Januari 2025. Hussam Abu Safiya adalah Direktur Ruma Sakit Kamal Adwan, Gaza, yang masih ditahan Israel setelah penyerangan ke rumah sakit pekan lalu. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa ada "indikasi yang mengkhawatirkan" mengenai penyiksaan dan pelecehan terhadap Dr Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, setelah ia diculik oleh pasukan Israel pada akhir Desember lalu, dilansir Middle East Eye.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Safiya, yang memimpin rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara, dilaporkan ditahan di penjara Sde Teiman yang terkenal kejam di Israel, di mana pelecehan - termasuk penyiksaan, pembunuhan dan pemerkosaan - sering terjadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Klub Tahanan Palestina (PCC) menyatakan bahwa risiko seputar nasib Abu Safiya semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini terjadi setelah tentara pendudukan Israel menyangkal adanya catatan apa pun yang mengkonfirmasi penahanannya, Al Mayadeen melaporkan.

Dalam sebuah pernyataan, klub tersebut menekankan bahwa kasus Abu Safiya adalah salah satu dari ribuan tahanan di Gaza yang mengalami kejahatan penghilangan paksa.

Dokter untuk Hak Asasi Manusia (Physicians for Human Rights) mengajukan permohonan atas nama keluarga Abu Safiya pada Kamis untuk mengizinkan seorang pengacara mengunjunginya. Namun, tentara pendudukan Israel menanggapi dengan menyatakan bahwa tidak ada catatan yang mengonfirmasi penahanannya. Menanggapi hal ini, organisasi tersebut mengajukan petisi mendesak untuk mengungkapkan nasibnya.

Menurut informasi yang diterima oleh Euro-Med Human Rights Monitor, kesehatan dokter tersebut memburuk setelah penahanannya.

"Euro-Med Monitor memperingatkan adanya risiko besar terhadap nyawa [Safiya], menyusul pola pembunuhan yang disengaja dan kematian di bawah penyiksaan yang sebelumnya diderita oleh dokter dan staf medis lainnya," kata LSM yang berbasis di Jenewa itu.

Kesaksian yang dikumpulkan oleh kelompok tersebut menunjukkan bahwa Abu Safiya mengalami penyiksaan setelah pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan yang dibom.

Forum Kebijakan Luar Negeri Permanen Chile menyerukan pembebasan Hussam Abu Safiya, yang ditahan pada hari Sabtu bersama puluhan orang lainnya oleh tentara pendudukan Israel dalam sebuah penggerebekan di fasilitas tersebut di Gaza utara, Quds Press melaporkan kemarin.

Kelompok ini mengutuk keras penangkapan sewenang-wenang Abu Safiya dan meminta Kementerian Luar Negeri Chile untuk "mengambil posisi yang jelas dan mengupayakan pembebasannya segera" serta "memastikan kesehatan fisiknya."

"Kita harus mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang berkaitan dengan hak asasi manusia, mematuhi hukum humaniter internasional, dan ketentuan-ketentuan Konvensi Jenewa Keempat tahun 1949, yang mengatur perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata internasional," mereka menambahkan, seperti dikutip Middle East Monitor.

Penyiksaan di Sde Teiman

Pasukan Israel telah menahan ribuan warga Palestina sejak serangan 7 Oktober, dengan sebagian besar ditahan dan diinterogasi di Sde Teiman, meskipun mereka bukan kombatan, dilansir Middle East Eye.

Penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan terjadi secara luas di fasilitas tersebut, dengan investigasi yang dilakukan oleh MEE, CNN, dan New York Times menemukan beberapa contoh pelecehan.

Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan baru-baru ini bahwa risiko terhadap nasib direktur Rumah Sakit Kamal Adwan semakin meningkat seiring berjalannya waktu, terutama karena Israel telah menyangkal adanya catatan yang membuktikan penangkapannya.

"Kasus Dr. Abu Safiya adalah salah satu dari ribuan tahanan di Gaza yang menghadapi kejahatan penghilangan paksa," kata kelompok tersebut.

"Meskipun ada bukti yang jelas tentang penangkapan Dr Abu Safiya pada 27 Desember 2024, pihak penjajah menyangkal apa yang mereka nyatakan sebelumnya, serta adanya bukti seperti video dan foto yang mereka publikasikan."

Selama tiga bulan terakhir, Abu Safiya, seorang dokter anak, mempublikasikan puluhan video dan mengirimkan permohonan kepada masyarakat internasional untuk bertindak melawan serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan.

Ia berulang kali memperingatkan bahwa nyawa pasien dan staf medis terancam di tengah pengeboman Israel yang terus menerus dan pengepungan yang mencegah masuknya bantuan dan makanan.

"Alih-alih menerima bantuan, kami malah menerima tank-tank ... yang menembaki gedung [rumah sakit]," katanya dalam sebuah video dua bulan lalu.

Pada akhir Oktober, putra Abu Safiya meninggal akibat serangan Israel di rumah sakit tersebut, menurut pejabat kesehatan. Sebulan kemudian, dokter tersebut terluka dalam serangan udara Israel di kompleks rumah sakit.

Militer Israel telah dituduh dengan sengaja menargetkan sistem kesehatan Gaza melalui serangan terus-menerus terhadap rumah sakit, ambulans, dan dokter sejak serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober lalu di Israel selatan.

Israel mengintensifkan serangannya ke Kamal Adwan dan Gaza utara pada awal Oktober ketika sebuah proposal kontroversial untuk membersihkan daerah tersebut secara etnis, yang dikenal sebagai "Rencana Jenderal", diajukan kepada pemerintah Israel.

Dalam rencana tersebut, siapa pun yang memilih untuk tinggal di wilayah utara akan dianggap sebagai anggota Hamas dan dapat dibunuh.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus