Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kejutan khafji sampai misteri iran

Menlu soviet dan amerika menyerukan saddam hussein menarik tentaranya dari kuwait. khafji diduduki irak 36 jam. tentara amerika yang tertangkap diperlakukan sebagai penjahat perang. yordania terancam perang.

9 Februari 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERANG Teluk memasuki minggu keempat. Walau lebih dari 41.000 operasi pengeboman atas posisi-posisi Irak di Irak sendiri dan Kuwait dilakukan, dan Bush berjanji untuk segera membuat Irak bertekuk lutut, tak ada tanda-tanda perang akan segera berakhir. Malah babak baru perang, yakni perang darat dan kemung- kinan dipakainya senjata kimia, akan segera dimulai. Selasa, 29 Januari Hari ini di Washington Menlu Soviet (baru) Alexander Bessmertnykh dan Menlu Amerika James Baker mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan penghentian tembak-menembak kalau saja Saddam Hussein bersedia menarik tentaranya dari Kuwait. Kedua menlu itu juga menyatakan, konflik Arab-Israel, termasuk masalah Palestina, bisa dibicarakan begitu perang berakhir. Kedua menteri percaya bahwa penghentian permusuhan bisa dimungkinkan apabila Irak menyatakan janji untuk mundur dari Kuwait," kata pernyataan tersebut. Tapi, pada bagian lain dikatakan kedua menteri "yakin kesediaan Irak itu harus diikuti pula oleh langkah-langkah kongkret," sesuai dengan resolusi DK PBB. Menurut berita radio Inggris BBC, pernyataan bersama itu dis- ambut baik oleh Mesir dan Syria, dua negara Arab yang bernaung dalam persekutuan lawan Irak yang dipimpin Amerika. Tapi, Perdana Menteri Israel Yitzak Shamir memprotes bagian dari pernyataan yang menyangkutkan penarikan Irak dengan penyelesaian konflik Arab-Israel itu. Shamir mengeluh karena kedua negara superkuat itu tak berkonsultasi dahulu dengan Yerusalem sebelum mengumumkan pernyataan bersama tersebut. Dalam pernyataan kepada pers seusai pertemuan di Washington itu, Bessmertnykh menolak kalau dikatakan bahwa resolusinya bersama Baker mengaitkan penyelesaian perang dengan masalah konflik Arab-Israel. Baik Bessmertnykh maupun Baker mengatakan, penciptaan stabilitas dan keamanan menjadi prioritas tinggi Amerika dan Soviet begitu perang selesai. Itulah fokus resolusi itu. CNN menyiarkan wawancara Peter Arnett dengan Saddam Hussein sehari sebelumnya. Dalam wawancara tersebut Saddam dengan filosofis antara lain mengatakan, Perang Teluk adalah pertarungan antara baik dan buruk, dan Tuhan ada di pihaknya. Tuhan memimpin satu pihak dan setan memimpin pihak lain, kata Saddam. Ia juga mengatakan, Irak akan membalas serangan-serangan Amerika dan para pendukungnya dengan menggunakan senjata "inkonvensional". Presiden Irak itu tidak merinci apa yang disebut dengan senjata itu, tapi pihak lawan Irak menafsirkan ucapan itu sebagai ancaman untuk menggunakan senjata kimia dan kuman. Sebagai reaksi terhadap pernyataan itu kepala perwakilan Iran di PBB, Kamal Kharrazi, mengatakan bahwa perang yang sedang berlangsung sekarang bukanlah antara muslim dan kafir. "Kami percaya perang ini bertalian dengan masalah kekuatan dan dominasi, dan karena itu kami mengutuk Irak." Ia menekankan sekali lagi pembebasan orang Palestina bukan berarti pendudukan atas Kuwait, dan karenanya Iran menuntut agar Irak segera meninggalkan negeri yang dicaploknya itu. Iran mengatakan, personel militer Irak yang menyingkir ke Iran akan diperlakukan sebagai tawanan perang. Dalam pidato kenegaraannya Bush mengatakan, Operasi Badai Gurun telah berjalan sesuai dengan jadwal waktu. Irak, katanya, akan dikalahkan karena kapasitasnya untuk melancarkan perang sedang dihancurkan. Bush juga mengatakan, perang darat akan berlangsung, tapi itu akan terjadi sesuai dengan jadwal waktu pihaknya dan tidak didiktekan Irak. Rabu, 30 Januari Pertempuran darat untuk pertama kalinya turut mewarnai Perang Teluk, ketika 4.000 tentara Irak dengan dukungan 80 tank masuk ke dalam wilayah Arab Saudi sejauh 20 km. Kontak senjata sengit terjadi di kota kecil Khafji dan dua kota lain di barat Saudi. Pertempuran berlangsung selama dua hari dan berjalan seru karena tentara Arab Saudi dan Qatar dengan dibantu marinir Amerika mencoba mengusir penyerang. Dalam pertempuran itu, menurut pihak Amerika, 26 tentara Sekutu tewas, di antaranya 12 orang marinir. Pengumuman Pentagon yang menyusul kemudian mengatakan, tujuh dari marinir yang tewas sebenarnya terkena oleh tembakan pihaknya sendiri. Irak telah kehilangan 30 orang tewas dan lebih dari 400 tertawan. Dan paling tidak 20 kendaraan lapis bajanya hancur -- lagi-lagi ini menurut Sekutu. Beberapa instalasi penyaringan minyak di Khafji hancur terbakar. Baghdad menyatakan menembak jatuh dua pesawat musuh. Maka, total, sampai hari itu, menurut pihak Irak, 273 pesawat Sekutu rontok. Konon, Saddam pribadi yang merencanakan penyerangan itu. Irak mengumumkan telah menawan sejumlah tentara Amerika, termasuk seorang prajurit wanita. Juru bicara tentara Amerika mengonfirmasikan prajurit wanita itu sebagai Melissa Rathbun-Nelly dari Divisi Angkutan ke-233 Angkatan Darat Amerika dengan pangkat Army Specialist, berusia 20-an tahun. Pihak Amerika memperkirakan serangan ke Khafji itu sebagai usaha mengacaukan rencana perang darat Sekutu sebelum Sekutu benar-benar siap untuk itu. "Sekutu tak akan terpancing untuk berperang lebih dini dari yang telah direncanakan semula," kata seorang perwira Amerika dalam brifing kepada para wartawan di Riyadh. Pihak Amerika mengabarkan pula sekitar ribuan tentara Irak sedang bergerak ke arah Wafra, sebuah kota di sebelah barat Khafji. Diperkirakan suatu penyerangan yang lebih besar sedang dipersiapkan untuk menusuk masuk ke Saudi. Pesawat-pesawat Amerika, Inggris, dan Prancis menembaki konvoi Irak yang berjalan sepanjang 17 km. Hari ini pihak Inggris menuduh, Irak menumpahkan lagi minyak ke laut, kali ini dari pangkalan minyaknya yang ada di wilayah Irak. Satuan marinir Amerika berhasil merebut sebuah pulau kecil di lepas pantai Kuwait yang digunakan tentara Irak sebagai pangkalan observasi. Kamis, 31 Januari Khafji direbut kembali oleh satuan-satuan Arab Saudi dan Qatar yang dibantu oleh Amerika dari udara. Baghdad, yang pada mulanya mengatakan pendudukannya selama sekitar 36 jam atas kota itu sebagai suatu kemenangan, mengaku menarik mundur pasukannya. Koran militer Irak Al-Qadisiyah (Suci) mengatakan, pertempuran Khafji hanya permulaan dan hanya sebagian kecil dari kemampuan besar tentara Irak. Dalam sebuah brifing di Riyadh, Jenderal Schwartzkopf mengatakan, serangan udara terus-menerus yang dilakukan Sekutu menyebabkan Irak meninggalkan sistem komando terpusatnya. Dikatakannya, sejak penyerangan dimulai pada 17 Januari lalu, tak ada sebuah pesawat Irak pun yang berhasil menembus garis pertahanan Amerika. Namun, seorang perwira Inggris dengan jujur mengakui keberanian para prajurit Irak yang menyerang Khafji. Jumat, 1 Februari Sumber-sumber militer Timur Tengah mengatakan, paling tidak ada sebuah pesawat Irak yang lari ke Iran telah menempuh jalur penerbangan antara kedua negara secara reguler. Sehubungan dengan itu Paul Beaver, redaktur majalah kemiliteran Jane's Defense Weekly, mengatakan dalam suatu wawancara televisi, "Kalau memang benar dan dapat dikonfirmasikan, itu menunjukkan Iran telah melanggar janjinya untuk tetap netral." Iran sendiri sekali lagi membantah kabar yang mengatakan pesawat-pesawat Irak yang menyingkir ke wilayahnya telah diizinkan terbang lagi. Sumber lain mengatakan, pesawat-pesawat yang melakukan penerbangan reguler dari Iran ke Irak sebenarnya membawa perbekalan demi misi kemanusiaan. Sabtu, 2 Februari Irak mengatakan, pilot-pilot Sekutu yang tertangkap akan diperlakukan sebagai penjahat perang lantaran mereka telah membunuhi penduduk sipil, terutama wanita dan anak-anak, dengan bom dan peluru. "Aksi yang dilakukan pilot-pilot Amerika, Inggris, Prancis, dan Italia harus dianggap sebagai kejahatan perang karena mereka telah menjadikan penduduk sipil sebagai sasaran," kata Radio Baghdad. Pentagon menjawab pernyataan itu sebagai suatu hal yang keterlaluan. Pentagon juga menuduh Irak telah melanggar Konvensi Jenewa tentang tawanan perang. Irak mengatakan, pilot- pilot Barat yang ditawannya telah disebarkan ke fasilitas-fasilitas ekonomi dan ilmu pengetahuan. Minggu, 3 Februari Menurut brifing di Riyadh, 55 kapal perang Irak yang memiliki kemampuan menembakkan rudal telah dihancurkan, 31 rusak berat. Serangan pihak Amerika masih tetap dipusatkan pada garis pertahanan Pengawal Republik, barisan tentara yang paling ditakuti Sekutu. Sementara itu, Irak menembakkan lagi Scud ke Israel dan Arab Saudi. Di Arab Saudi serangan itu menyebabkan 29 kcmatian. Sebaliknya, Sekutu mengatakan, pihaknya telah menghancurkan dua tempat peluncuran rudal di dekat perbatasan barat Irak. Untung, peluru-peluru itu masih belum berhulu ledak senjata kuman atau kimia seperti yang selama ini ditakutkan. Setidaknya Irak telah melepaskan sekitar 50 rudal ke arah Arab Saudi dan Israel. Surat kabar militer Al Qadisiyah memberikan pertanda bahwa Irak tak akan ragu lagi menggunakan senjata kuman dan kimia. "Kita akan memanfaatkan segala kekuatan dan persenjataan yang ada pada kita mulai dari pisau sampai peluru, senjata pemunah, dan akan mengakhirinya dengan senjata yang dapat menyebabkan kerusakan luas," kata koran itu lagi. Pihak departemen pertahanan Amerika mengatakan, penggunaan senjata kuman dan biologi oleh Irak bukan lagi soal "seandainya", tapi tinggal soal kapan. Tentara Inggris telah diberi instruksi khusus untuk menghadapi serangan senjata kimia dan kuman. Pihak Sekutu mulai memikirkan menggunakan senjata nuklir taktis. Laporan rahasia mengatakan, dewasa ini Amerika telah membawa sekitar 400 hulu ledak nuklir terbatas. Senjata-senjata nuklir itu, konon, ditempatkan di beberapa kapal perang yang ada di perairan Teluk. Israel sedang mempertimbangkan untuk melancarkan serangan komando atas tempat- tempat peluncuran Scud yang mengarahkan rudalnya ke wilayah Israel. Negara Yahudi itu mengatakan juga bahwa pihaknya tak akan segan membalas dengan lebih hebat apabila Irak menggunakan senjata kimia atau kuman. Presiden Iran Hashemi Rafsanjani berusaha sekuat tenaga agar perang dihentikan. Prasyaratnya yang utama adalah kesediaan Saddam untuk menarik tentaranya dari Kuwait, di samping penarikan semua pasukan asing dari kawasan Teluk. Banyak pengamat yang menyimpulkan pernyataan itu lebih sebagai upaya Iran mengumpulkan kredit agar posisinya menonjol di masa depan, di samping untuk tetap netral. Senin, 4 Februari Keadaan di Yordania makin mencekam sejak pesawat-pesawat tempur Amerika dan pendukungnya menembak truk dan tanker Yordania, tiga hari yang silam. Tak kurang dari 20 kendaraan terbakar habis dan empat orang tewas. Yordania mengajukan protes resmi ke pihak Amerika. Amerika menjawab, pembelian minyak dari Irak merupakan pelanggaran atas embargo yang ditetapkan DK PBB. Lalu Syria menawarkan minyaknya pada Yordania dengan harga persahabatan. Maka, sentimen anti-Barat di Yordania makin tinggi. Apalagi pemerintah Yordania memberlakukan peraturan baru untuk menghemat bahan bakar. Mobil-mobil diatur pemakaiannya, menurut nomor platnya. Nomor ganjil dan genap tak boleh muncul bersama di jalan, ada waktu buat masing-masing. Juru bicara militer Amerika mengatakan, sebuah Scud telah jatuh di wilayah Yordania. Tapi, pemerintah Yordania mengumumkan peluru tersebut jatuh di tepi laut dekat perbatasan Yordania dengan Israel. Para politikus mengkhawatirkan lama-lama Yordania bisa terlibat perang. Ada perkiraan Raja Hussein sewaktu-waktu bisa dikup oleh para radikal pro Irak. Kalau itu terjadi, Israel takkan berpangku tangan. Yerusalem sudah mengancam, pasukan militernya akan masuk Yordania begitu terjadi perubahan politik yang mengancamnya di negara itu. Pemerintah Amerika telah mengurangi jumlah personel kedutaannya dengan drastis. Kini hanya tinggal 20 anggota staf saja, sedangkan sebelumnya ada sekitar 130 diplomat Amerika di Amman. Sekelompok orang bersenjata menyerang sebuah bis yang membawa personel militer Amerika dan Arab Saudi di Jeddah. Para penyerang itu sempat menghilang. Polisi Arab menggeledah rumah-rumah di wilayah itu, setelah menemukan selongsong peluru 9 mm di salah satu rumah. Tak ada yang tewas dalam penyerangan itu, tapi dua orang luka parah. Perusahaan elektronik Sony menyumbang 5.000 unit radio gelombang pendek kepada tentara Amerika. Matsushita tak ingin kalah. Ia juga menyumbang alat video dan baterenya seharga US$ 600.000. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus