Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengemis viral setelah ketahuan memiliki saldo rekening bank yang fantastis, yakni 1,25 miliar pound Lebanon atau sekitar Rp 12 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto-foto Wafaa Mohammed Awad dan cek banknya telah menyebar di media sosial setelah terungkap bahwa perempuan itu telah mengumpulkan sekitar US$ 900.000 (Rp 13 miliar) dari mengemis di kota Saida di Lebanon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika dikonversi ke mata uang Lebanon, pengemis terkenal itu memiliki lebih dari 1.250 miliar pound Lebanon di Jammal Trust Bank (JTB), menurut laporan Khaleej Times.
Kasus ini terungkap setelah perempuan itu pergi ke bank untuk mentransfer tabungannya ke bank lain karena yang pertama menghadapi masalah keuangan.
Foto-foto dari cek yang viral tertanggal 30 September.
# " " # " " "" 900 .#_ pic.twitter.com/8XrFpRfMT2
— (@MSDAR_NEWS) October 3, 2019
Menurut laporan Alaraby.co.uk, kasus ini terungkap ketika pada tanggal 29 Agustus, Washington memberikan sanksi keuangan yang berat pada JTB, yang dituduh bertindak sebagai lembaga keuangan utama bagi Hizbullah.
Departemen Keuangan AS mengatakan bank itu digunakan untuk memungkinkan beberapa kegiatan keuangan kelompok militan Syiah, termasuk mengirim pembayaran kepada keluarga pelaku bom bunuh diri.
Akibatnya, bank harus melikuidasi diri. Pelanggannya, harus menarik deposito mereka. Salah satu dari mereka adalah Awad. Sejak itu, salinan laporan banknya bocor ke media, menunjukkan saldo sebesar 1,25 miliar pound Lebanon.
Orang-orang Lebanon mengolok-olok berita itu di media sosial, tetapi banyak yang marah di tengah meningkatnya krisis keuangan di Lebanon. Beberapa laporan menyebut dia mengumpulkan jumlah itu dengan mengemis.
Berita tabungan bank pengemis yang viral muncul beberapa hari setelah Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri terungkap telah membayar model bikini Afrika Selatan US$ 16 juta atau Rp 227 miliar sebagai hadiah, di tengah kesenjangan antara kelas atas dan baawah Lebanon.
Foto 
