IMPIAN Paias Wingti terkabul. Ia kembali terpilih menjadi Perdana Menteri Papua Nugini untuk kedua kalinya. Berkoalisi dengan sejumlah politikus terkemuka, Wingti, yang dijuluki "si Pemalu dari Gunung", menang tipis 54-51 melawan bekas PM Michael Somare dalam memperebutkan 109 kursi Parlemen. Dan pekan ini Wingti, 36 tahun, mengumumkan susunan kabinet hasil pemilu, yang tampaknya diusahakan untuk mengkonsolidasikan pemerintahan koalisi yang terbentuk sebelumnya. Karena itu, Wingti, Kepala Suku Jiga, lebih suka mempertahankan sebagian besar menteri seniornya. Diduga, langkah ini dilakukannya untuk menjaga kesinambungan beleidnya, yang menekankan pembangunan di sektor pertanian dan pemanfaatan sumber-sumber mineral. Menteri-menteri lama yang masih menempati posisi penting, antara lain Galewa Kwarara, yang tetap pada jabatan Menteri Negara urusan Keuangan dan Perencanaan. Sir Julius Chan kembali menjabat Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Perdagangan dan Industri. Jabatan Menteri Pertambangan dan Energi tetap dipegang John Kaputin. Hanya Ted Diro yang tidak diangkal kembali menjadi menteri. Ia, yang sebelumnya menduduki kursi Menteri Luar Negeri, dituduh terlibat kasus manipulasi penjualan kayu sebesar US$ 9 juta, ketika menjabat Menteri Kehutanan. Ted digantikan oleh Aruru Matiabe, yang merangkap sebagai Menteri Pendidikan. Selain itu, masih ada tujuh posisi portofolio yang dicadangkan Partai Gerakan Rakyat Demokrat (GRD) untuk orang-orangnya. Partai Rakyat Progresif, yang berkoalisi dengan GRD, mencalonkan delapan anggotanya untuk memperkuat pemerintahan Wingti. Tapi cuma lima yang terpilih menduduki jabatan portofolio dalam Kabinet. Para pengamat menilai, pembagian jabatan ini mencerminkan adanya kompromi antara Wingti dan lima partai koalisi serta kelompok independen. Karena itu, kelompok oposisi menganggap pemerintahan koalisi yang berkuasa, "Amat rapuh, dan Wingti tak mungkin mampu mengatasinya." Ketua Partai Pangu, Michael Somare, menilai, pemerintahan koalisi Wingti sebenarnya bobrok. "Seharusnya rakyat Papua Nugini berhak memperoleh yang lebih baik dari apa yang disuguhkan pemerintahan koalisi," katanya. Tantangan berat bagi Wingti. Karena, sejak dua tahun silam, rakyat Papua meletakkan harapan pada dirinya, sekalipun ia kalah populer dari Somare. Rakyat optimistis, Wingti, yang pendiam itu, mampu memenuhi harapan mereka. Sebelumnya, harapan itu pernah mereka tumpukan pada Somare -- yang kemudian mendapat mosi tidak percaya dari sebagian anggota Parlemen, karena dinilai tak mampu mengatasi pukulan krisis ekonomi. Somare kalah dalam Pemilu 1985, dan untuk sementara berakhirlah kepemimpinan generasi hasil didikan penjajah itu. Para pengamat politik di Port Moresby menilai, pemerintahan koalisi sangat mudah terguncang, karena kelompok yang mendukung Wingti adalah gabungan empat partai koalisi kecil, beberapa kelompok independen, serta tiga kelompok sempalan partai oposisi. Sewaktu-waktu mereka bisa mendepak Wingti. Tapi Wingti optimistis, kabinetnya mampu bertahan. "Saya akan menjabat PM sampai lima tahun mendatang," katanya. Guncangan yang mungkin bisa menjatuhkan Wingti, seperti juga Somare, menurut para ekonom, adalah masalah ekonomi. Defisit neraca pembayaran Papua Nugini tahun ini membengkak sampai 183 juta kina, sementara anggaran pemerintah menggembung sampai 960juta kina untuk satu triwulan. Penutup ketekoran diperoleh dari pinjaman dan bantuan luar negeri. Privatisasi perusahaan pemerintah pun ditempuhnya. Dalam hal pemasukan devisa, Papua Nugini mengandalkan pada produksi emas, yang harganya kini mulai cerah. Papua Nugini memiliki sumber minyak di Iagifu dan sumber mineral nomor tiga terkaya di dunia -- di Lihir, Misima dan Porgera. Dalam setahun mampu menghasilkan 14.372 kg emas, 175.048 ton tembaga dan 581.752 ton konsentrat tembaga. Tapi lokasi tambang yang terlalu jauh dari pusat kota ini merupakan salah satu penghalang penambangan di sana. Itulah, antara lain, yang ingin diterobos Wingti untuk menjawab pesimisme kubu oposisi pimpinan Somare. Yulia S. Madjid, Laporan : Franzalbert Joku (Port Moresby)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini