Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Warga Asia Keturunan Cina Alami Rasisme di Australia

Warga Asia mengaku terkejut karena menjadi sasaran gangguan bernuansa rasis di Australia karena merebaknya wabah Corona atau Covid-19.

7 Juni 2020 | 17.44 WIB

Sejumlah warga keturunan Cina di Australia mengaku mengalami gangguan bernuansa rasis terkait wabah virus Corona. News
Perbesar
Sejumlah warga keturunan Cina di Australia mengaku mengalami gangguan bernuansa rasis terkait wabah virus Corona. News

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Asia di Australia menyuarakan ajakan kepada pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mengakhiri sikap rasisme sistematis di negeri kangguru ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mereka juga memperingatkan warga Asia lainnya agar tidak datang sehingga tidak mengalami perlakuan rasisme.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Isu ini muncul seiring merebaknya gelombang unjuk rasa di berbagai negara untuk menolak rasisme terkait tewasnya George Floyd.

Floyd merupakan warga kulit hitam, yang tewas saat ditangkap polisi berkulit putih di Kota Minneapolis, Amerika, pada 25 Juli 2020.

Aksi protes menolak insiden bernuansa rasisme ini berlangsung di Australia pada Sabtu meskipun ada larangan polisi terkait pencegahan wabah virus Corona. Perlakuan yang dialami suku pribumi Aborigin menjadi fokus utama.

Seorang warga keturunan Cina, Bernie, mengatakan Australia mirip kondisi di Malaysia, yang pernah mengalami sentimen anti-Cina pada 1970an.

Dia melihat sentimen anti-Cina muncul pasca merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19.

“Alasan keluarga saya migrasi dari Malaysia karena sentimen anti-Cina oleh pemerintah Malaysia dan dituangkan dalam aturan main saat itu,” kata Bernie seperti dilansir News pada Ahad, 7 Juni 2020. 

“Saya melihat level rasisme di Australia kembali ke level yang pernah saya alami pada 1970an,” kata dia.

Seperti diberitakan Reuters, wabah virus Corona merebak di Kota Wuhan, Cina bagian tengah pada Desember 2019.

“Saya pernah mengalami pelecehan di sarana transportasi publik dan pusat perbelanjaan,” kata dia.

Lembaga HAM Australia melaporkan pada Mei bahwa satu dari empat orang yang melaporkan pelecehan mengatakan menjadi target karena Covid-19.

Warga Asia menjadi target sikap rasisme di Australia pada awal merebaknya wabah Covid-19 meskipun mereka tidak pernah ke Cina.

Pada April, News melaporkan sekelompok orang mengganggu dua orang siswa keturunan Cina ketika mereka pulang ke rumah di Melbourne.

Seorang siswa asal Hong Kong juga melaporkan mengalami pemukulan di wajah di Hobart karena memakai masker wajah pada awal pandemi.

Seorang siswa keturunan Cina namun kelahiran Australia, Si Mei, 20 tahun, diganggu sekelompok pelajar perempuan di sebuah kereta api karena memakai masker.

“Mereka meneriakkan kata-kata bernada rasis secara agresif,” kata Si Mei kepada News. Australia merupakan satu-satunya negara yang dikenal Si Mei.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus