Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

WHO Sebut Alasan Israel Serang Rumah Sakit di Gaza Tak Bisa Dibenarkan dan Tidak Berdasar

WHO mendesak Israel agar segera membebaskan Direkur Rumah Sakit Kamal Adwan, Abu Safiya, dari tempat penahanan.

4 Januari 2025 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi Rumah Sakit Al Shifa yang rusak setelah pasukan Israel mundur dari rumah sakit dan daerah sekitarnya setelah serangan operasi selama dua minggu di Kota Gaza, 8 April 2024. Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum perang, kini menjadi salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih beroperasi sebagian di bagian utara wilayah tersebut. Fasilitas kesehatan ini juga menampung sekitar 30 ribu warga sipil Palestina yang kehilangan tempat tinggal. REUTERS/Dawoud Abu Alkas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Israel pada Jumat, 3 Januari 2025, berkeras dengan alasan penggeledahan terhadap sebuah rumah sakit di Gaza utara adalah bentuk pertahanan. Namun Volker Turk Kepala HAM PBB menyebut pembenaran itu tidak berdasar. WHO bahkan mendesak Israel agar segera membebaskan Direkur Rumah Sakit Kamal Adwan, Abu Safiya, dari tempat penahanan.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Duta Besar Israel untuk PBB, Daniel Meron, mengunggah ke media sosial surat yang dikirimkannya pada Jumat, 3 Januari 2025, untuk WHO dan Turk. Isi surat berbunyi Israel melakukan penggeledahan ke Rumah Sakit Kamal Adwan karena dipicu dugaan anggota Hamas dan kelompok Jihad Islam telah menggunakan rumah sakit. Tel Aviv meyakinkan akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi nyawa warga sipil sambil bekerja sama dengan intelijen yang kredibel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan Turk mengatakan di hadapan Dewan Keamanan PBB pada Jumat, 3 Januari 2025, Israel tidak bisa membuktikan atas klaim-klaimnya, yang lebih sering tidak jelas dan melebar. Pada beberapa kasus, klaim Israel bahkan tampak bertolak-belakang dengan informasi yang tersedia dipublik. 

“Saya menyerukan investigasi yang independen, menyeluruh dan transparan atas semua serangan-serangan Israel ke rumah sakit-rumah sakit, infrastruktur kesehatan dan tenaga kesehatan serta tuduhan penyalahgunaan fasilitas kesehatan,” kata Turk dihadapan delegasi 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB.        

Wakil Duta Besar Israel untuk PBB Jonathan Miller mengatakan pihaknya menduga lebih dari 240 warga Palestina yang sedang ditahan Tel Aviv saat ini, sekitar 15 orang pernah terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023. Dia membenarkan Abu Safiya ikut ditahan.

WHO saat ini cemas dengan nasib Abu Safiya. Delegasi WHO Richard Peeperkorn di PBB mengatakan pihaknya telah hilang kontak dengan Abu Safiya dan menyerukan agar dia dibebaskan. Menjawab kekhawatiran ini, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Dorothy Shea mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan informasi soal Abu Safiya.  

Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menangis karena teringat kata-kata Mahmoud Abu Nujaila yakni dokter dari Médecins sans Frontières, yang menulis di sebuah papan tulis yang ada Rumah Sakit Al Awda sebelum dia terbunuh dalam sebuah serangan Israel pada November 2023, soal tahapan-tahapan yang harus dilakukan jika hendak melakukan operasi. “Siapapun yang bertahan sampai akhir, harus bisa menjalani tugas mengobati pasien. Kami sudah melakukan apa yang bisa dilakukan. Kenanglah kami,” tulis dokter Nujaila sebelum gugur.     

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus