Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Yang berang karena limbang

Majalah far eastern economic review (feer) menulis niat malaysia menjual daerah limbang, wilayah sarawak kepada brunei. tapi pemerintah malaysia membantah & reaksi keras datang dari pemuda umno.

20 Juni 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAYSIA geger. Penyebabnya berita kecil di majalah mingguan Hong Kong terkenal Far Eastern Economil Review (FEER) edisi 21 Mei 1987. Isinya tentang niat pemerintah Malaysia menjual daerah Limbang - di wilayah Sarawak kepada Kerajaan Brunei. Khusus untuk keperluan itulah, menurut FEER, PM Mahathir Mohamad berkunjung selama dua hari ke Brunei Darussalam bulan Maret silam, dan menyodorkan harga penjualan US$ 6 milyar. Berita ini menjadi isu besar masyaraka Malaysia. FEER edisi 21 Mei yang menghebohkan itu ramai diperebutkan. Dan Kuala Lumpur cepat membantahnya. "Berita ini sama sekali tak benar," kata Jalalluddin Bahauddin, Sekretaris Perdana Menteri Malaysia, mengomentari. Reaksi keras datang dari Pemuda UMNO Juga dari rakyat Sarawak, yang merasa paling resah atas berita itu. Partai Nasional Sarawak (SNAP) menuduh FEER "ditunggangi sekelompok orang yang hendak membuat malu PM Mahathir". Kejadian ini menurut Patau Rubis, kepala biro politi SNAP, serupa dengan apa yang pernah menimpa Ketua SNAP Amar James Wong pada tahun 70-an. Wong sempat ditahan pihak keamanan karena dituduh berniat menjual Limbang ke Brunei. Untung, pihak FEER cepat menyadarikekeliruannya. Melalui perwakilannya di Kuala Lumpur, majalah ini meminta maaf kepada PM Mahathir, karena telah menciptakan keresahan dan membuat malu pemimpin Malaysia itu. Ralat dan permintaan maaf juga muncul di FEER edisi 4 Juni silam. Namun, banyak pihak tak puas dengan permintaan maaf saja. Pemuda UMNO mendesak pemerintah untuk menuntut majalah nakal itu. Sebagai aksi protes lanjutan, mereka membakar sejumlah besar majalah itu, pekan lalu. Banyak pihak menuntut FEER untuk membeberkan sumber berita bohongnya. Sejauh ini FEER hanya menyebutkan bahwa sumbernya merupakan pihak yang bisa dipercaya, yang selama ini selalu memberikan berita yang benar. Puaskah PM Mahathir atas permintaan maaf FEER? "Tak tepat. Pemerintah akan mempertimbangkan tindakan apa yang akan diambil," kata Mahathir kepada para wartawan yang gencar bertanya mengenai masalah itu dua pekan lalu. Mahathir menolak membicarakan masalah itu lebih lanjut. Sementara itu, berbagai pihak di Sarawak bahkan menuntut Brunei untuk buka suara. Sejauh ini tak ada komentar dari pemerinahan Sultan Bolkiah ini. "Penjelasan dari Brunei akan membuat rakyat di Limbang tak bimbang lagi," kata Mutang Tagal, anggota parlemen untuk Bukit Mas. Konon, setelah pemberitaan FEER, timbul isu-isu negatif di Limbang, daerah terjepit yang dihebohkan itu. Limbang, luasnya sekitar 7.791 km2 dan terdiri dari dua distrik: Limbang dan Rawas. Distrik Limbang berpenduduk 25. 000 jiwa. Distrik yang memang berbatasan dengan Brunei itulah yang diberitakan akan dijual kepada Sultan Hasanal Bolkiah. Kayu gelondongan merupakan hasil utama Limbang, wilayah berhutan lebat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus